TEMPO.CO, SEMARANG - Memperingati Hari Santri Nasional (HSN), Menteri Agama Lukman Hakim turut menyerahkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) kepada 2.065 santri se-Jawa Tengah. Lukman mewacanakan pondok pesantren bisa setara dengan perguruan tinggi.
"Belajar di pondok pun nantinya menjadi tempat pendidikan yang setara dengan lembaga perguruan tinggi dan sekolah umum lainnya. Lulusan pesantren salaf pun direkomendasi bisa setara dengan pendidikan sekolah umum formal lainnya," kata Lukman di Lapangan Pancasila, Simpang Lima, Semarang, Sabtu, 21 Oktober 2018.
Baca: Hari Santri Nasional, Menteri Agama: Maknanya Kini Luas
Lukman membeberkan, di Indonesia sudah ada 26 Mahad Ali, yang belajar agama Islam setara dengan perguruan tinggi. Mahad Ali merupakan pendidikan khusus yang mendalami pendidikan keislaman dengan mobilitas vertikal dalam kelembagaannya.
Di era digital, Lukman menyarankan para santri menguasai media untuk terus meningkatkan kapasitas ekonomi masyarakat. Tujuannya, agar tutupnya mal seperti yang terjadi di negara Eropa dan Amerika bisa dicegah.
Dalam kegiatan tersebut, Lukman turut membagikan 2.065 KIP kepada santri se-Jawa Tengah. Tak hanya itu, dia memberikan penghargaan kepada hafiz Al-Quran yang berprestasi.
Baca: Penjelasan Menpora, Mengapa Perayaan Hari Santri Tak Perlu Mewah
Pemecahan rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) pun dilakukan dengan membuat komik sepanjang 300 meter oleh 31 seniman. Rekor tersebut tercatat dalam piagam MURI bernomor 8162/murioktober2017.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menuturkan santri harus siap menghadapi era serba digital. Kasus tutupnya mal di Amerika dan Eropa jangan sampai terjadi di Indonesia. "Santri diharapkan akan berkontribusi terhadap bangsa dan negara," ujarnya.
Selain dihadiri Menteri Agama, peringatan Hari Santri Nasional bertema "Wajah Santri Adalah Wajah Bangsa" itu dihadiri Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Wakil Wali Kota Semarang Hevearita, serta Ketua Umum Partai Persatuan Bangsa Romahurmuzy alias Romy.
FITRIA RAHMAWATI