TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif punya banyak cerita di sekitar para tersangka korupsi. Ceritanya unik, menarik, terkadang menguras emosi. Salah satu di antaranya adalah cerita di sekitar penangkapan bekas Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Dalam Negeri Antonius Tonny Budiono.
Cerita tentang tersangka suap perizinan dan pengadaan proyek pengerukan pelabuhan di Tanjung Mas Semarang itu diceritakan Syarif kepada sejumlah pengusaha dari Kamar Dagang Indonesia (KADIN). "Kami menyita uang Rp20 miliar lebih dalam 33 ransel di rumahnya,” kata Syarif saat menandatangani kesepakatan bersama KPK dan Kamar Dagang Indonesia (Kadin) di Hotel Riz Carlton, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa, 3 Oktober 2017.
Baca:
OTT Dirjen Hubla, Tonny Budiono Mengaku Tak ... Sebelum Terkena OTT, Tonny Budiono Sempat ...
Informasi tentang uang itu diterima Syarif dari jaksa KPK bahwa sebenarnya masih banyak uang di rumah Tonny. Menurut jaksa itu, ada begitu banyak lagi uang yang diduga hasil suap di rumah Tonny. Uang dalam pecahan seratus ribu bertebaran di tempat tidur hingga kamar mandi. “Kenapa enggak diambil (disita)?" kata Syarif. Akhirnya, petugas KPK bekerja semalaman untuk “memberesi” uang itu.
Tonny menjadi tersangka suap sehari setelah terjaring dalam operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan KPK pada Rabu 23 Agustus 2017.
Selain Tonny, penyidik KPK juga menetapkan Adiputra Kurniawan, Komisaris PT Adhiguna Keruktama sebagai tersangka. Adiputra diduga sebagai pihak yang memberikan suap kepada Tonny.
Baca juga:
Disebut akan Dampingi Khofifah di Pilgub Jatim, Suyoto Masih Malu
Ketua KPK Agus Rahardjo Dilaporkan ke Bareskrim Polri
Saat penyidik KPK menanyai asal-usul dari uang itu, kata Syarif, Tonny mengaku lupa. "Memang begini selalu dalam proyek?," kata penyidik. "Ya begitu, Pak," kata Syarif menirukan Tonny.
Syarif menanyakannya langsung kepada Tonny. "Saya bilang, Pak, Istri sudah almarhum, anak sudah kerja, buat apa lagi uang ini?" Tonny mengaku menggunakan uang itu untuk beramal, untuk diberikan kepada fakir miskin, atau membantu memperbaiki kalau ada atap gereja yang bocor.
Kepada Syarif, Tonny juga mengaku sudah tua. Uang tunai seperti yang bertebaran di rumahnya itu akan lebih mudah jika ia ingin menggunakannya untuk beramal.
FAJAR PEBRIANTO