TEMPO.CO, Jakarta - Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian mengevakuasi ternak sapi dari lokasi yang berisiko terdampak erupsi Gunung Agung, Bali. Evakuasi hewan peliharaan itu diharapkan dapat mengurangi kerugian peternak.
Direktur Jenderal PKH I Ketut Diarmita mengatakan pemerintah berencana mengevakuasi 20 ribu ekor sapi dari wilayah terdampak. "Sampai 28 September, sapi yang sudah dievakuasi sebanyak 2.443 ekor," kata dia melalui keterangan tertulis, Jumat, 29 September 2017.
Baca: Pengungsi Gunung Agung Bali Mencapai 134 Ribu Jiwa
Menurut Ketut sapi-sapi itu dibawa ke penampungan ternak. Saat ini terdapat 30 titik penampungan yang tersebar di lima kabupaten. Evakuasi ternak dilakukan oleh Satgas Peternakan dan Kesehatan Hewan. Satgas terdiri dari Ditjen PKH, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali dan Dinas Pertanian Kabupaten Karangasem.
Selain evakuasi, satgas bertugas mengidentifikasi ternak dan pemilik ternak. Mereka akan mengawasi dan menangani kesehatan dan kesejahteraan ternak di tempat penampungan. Satgas juga akan mengidentifikasi pengungsi yang membawa anjing peliharaan sekaligus memberikan vaksinasi rabies. "Ini karena Bali endemis rabies atau penyakit anjing gila," ujarnya.
Satgas juga berperan memfasilitasi para pihak dalam memberikan kontribusi nontunai, terutama untuk pakan dan kendaraan angkut evakuasi ternak. Bantuan yang telah diterima dan disalurkan antara lain pakan konsentrat sebanyak 55 ton, 9 unit kendaraan truk evakuasi ternak, pakan hijauan (rumput) 3 ton, serta perlengkapan pembuatan kandang seperti bambu, terpal, dan tali.
Simak: Status Gunung Agung Bali Meningkat Jadi Awas
Dari Ditjen PKH sendiri, kata Ketut, sudah disalurkan bantuan berupa 5 ton pakan konsentrat, 10 ribu dosis obat-obatan, serta satu unit mobil truk untuk evakuasi ternak. Ditjen PKH juga membangun kandang, atap dan kelengkapannya, serta menyediakan kelengkapan untuk identifikasi ternak.
Menurut Ketut pihaknya sudah membuat surat edaran ke seluruh kabupaten dan kota untuk membuat stok pakan sebanyak mungkin. Stok itu sebagai antisipasi saat terjadi letusan dan abu vulkanik yang membuat rumput tidak dapat dimanfaatkan.
Lihat: Pariwisata Bali Diklaim Tak Terdampak Status Gunung Agung
Pemerintah mengaktifkan hotline di nomor 0812-3863-2084 untuk layanan informasi penanganan evakuasi ternak dan kesehatan hewan. Layanan ini bisa diakses 24 jam. Seluruh tindakan itu didasarkan pada regulasi untuk penanganan ternak dalam keadaan bencana seperti yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 95 Tahun 2012 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Kesejahteraan Hewan.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan Gunung Agung saat ini berstasus Awas akibat tingginya aktivitas vulkanik. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwonugroho mengatakan tingginya gempa vulkanik menunjukkan masih berlangsungnya dorongan magma ke permukaan. Pengamatan visual tanda-tanda erupsi masih belum terlihat. "Tidak dapat diprediksi pasti kapa Gunung Agung akan meletus," ujarnya.
VINDRY FLORENTIN