TEMPO.CO, Jakarta -Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah pengungsi Gunung Agung mencapai 134.229 jiwa. Para pengungsi tinggal di 484 titik lokasi yang tersebar di 9 kabupaten/kota di Bali.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan jumlah pengungsi terus bertambah. Banyaknya jumlah pengungsi disebabkan karena masyarakat yang tinggal di luar radius berbahaya juga ikut mengungsi.
Baca: Skenario Lengkap Pemerintah Hadapi Ancaman Letusan Gunung Agung
"Sesungguhnya mereka tinggal di tempat yang aman. Namun, karena sulitnya memahami dan mengetahui batas radius berbahaya di lapangan, mereka ikut mengungsi," kata Sutopo melalui pernyataan tertulis yang diterima Tempo, Kamis, 28 September 2017.
Menurut dia, batas radius berbahaya yang ada di peta tidak tampak di lapangan, sehingga masyarakat sulit mengetahui posisi sebenarnya. Apalagi, kata dia, kenaikan status awas ditetapkan malam hari, saat terjadi gempa yang beruntun dan ditambah beredarnya banyak informasi palsu (hoax) sehingga masyarakat yang tinggal di daerah aman pun ikut mengungsi. "Ini adalah hal yang manusiawi dan sering ditemukan di tempat lain," ujarnya.
Gunung Agung statusnya ditetapkan naik menjadi awas atau level IV pada Jumat, 22 September 2017, pukul 20.30 Wita. Dengan naiknya status tersebut, radius kawasan rawan bencana pun diperluas.
Baca juga: Status Gunung Agung Kritis, Menteri Basuki Siapkan Rp 67 Miliar
Adapun pengungsi sebanyak 134.229 jiwa tersebut berada di Kabupaten Badung 15 titik (5.879 jiwa), Kabupaten Bangli 30 titik (6.158 jiwa), Kabupaten Buleleng 26 titik (16.901 jiwa), Kota Denpasar 51 titik (11.036 jiwa), Kabupaten Gianyar 16 titik (12.084 jiwa), Kabupaten Jembrana 29 titik (420 jiwa), Kabupaten Karangasem 122 titik (49.575 jiwa), Kabupaten Klungkung 173 titik (27.395 jiwa), dan. Kabupaten Tabanan 26 titik (4.851 jiwa).
IMAM HAMDI