Mengapa THR Sriwedari Sudah 30 Tahun Harus Pindah?
Editor
Dian Andryanto
Minggu, 15 Januari 2017 15:57 WIB
TEMPO.CO, Solo - Pemerintah Kota Surakarta tidak lagi memperpanjang sewa lahan untuk Taman hiburan Rakyat (THR) di kawasan Sriwedari. Akibatnya, tempat hiburan dan rekreasi yang sudah berusia 30 tahun itu harus pindah.
Berbagai komunitas yang lahir di tempat itu juga harus mencari lokasi baru untuk beraktifitas. "Kami masih mencari-cari, belum ada keputusan," kata Ketua Koes Plus Fans Club Surakarta, Dandung kepada Tempo, Ahad 15 Januari 2017.
Baca juga:
Puncak Musim Hujan Jawa Tengah, Dua Bulan Ini
Perangi Narkoba, MUI Jawa Tengah Bentuk Gannas Annar
Menurut Dandung, komunitas penggemar lagu-lagu Koes Plus di Surakarta itu terbentuk dari sajian panggung THR Sriwedari. Tempat hiburan itu menyediakan musik-musik khusus pada setiap malam. "Salah satunya lagu-lagu Koes Plus setiap Senin malam," katanya.
Sejak terbentuk 16 tahun silam, KPFC Surakarta secara rutin berkumpul di THR Sriwedari. Anggotanya berasal dari beragam kalangan. Bahkan, Joko Widodo juga sempat menjadi penasehat. "Sebelum beliau menjabat sebagai Wali Kota Surakarta," katanya.
Komunitas itu akhirnya juga melahirkan banyak kelompok musik yang khusus menyanyikan lagu-lagu Koes Plus. "Kelompok musik itu lahir di panggung THR Sriwedari," katanya. Mereka menjadi penikmat sekaligus pengisi acara tersebut.
Selain itu, THR Sriwedari juga menjadi tempat untuk menjamu para fans Koes Plus dari kota lain yang berkunjung ke Solo. "Seperti bulan ini misalnya, kami menggelar parade band khusus penggemar Koes Plus," katanya. Parade itu akan diikuti oleh 40 kelompok musik dari berbagai kota.
Pemindahan THR Sriwedari itu membuat komunitas itu harus mencari tempat berkumpul yang baru. "Kemungkinan kami akan mengikuti kepindahan THR," katanya. Namun, hingga saat ini juga belum ada kejelasan mengenai lokasi baru untuk THR.
KPFC Surakarta juga berupaya mencari alternatif lain jika THR belum mendapat lokasi baru dalam waktu dekat. "Kami sudah menjalin komunikasi dengan Lokananta," katanya. Menurut dia, perusahaan rekaman milik negara itu juga memiliki sejarah yang panjang terkait pengembangan musik di tanah air.
Selama ini, THR Sriwedari memiliki agenda reguler untuk panggung musiknya. Mereka selalu mementaskan lagu Koes Plus pada Senin dan Kamis malam. Selanjutnya, ada juga slow rock pada Selasa malam, dangdut pada Rabu dan Sabtu malam, tembang kenangan pada Jumat malam dan campursari pada Minggu malam.
Sedangkan Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo mengatakan tidak diperpanjangnya kontrak THR Sriwedari diakibatkan oleh program penataan ruang yang tengah dilakukan. "Ada beberapa proyek penataan di Sriwedari yang akan segera dilakukan," katanya.
Dalam perencanaan yang telah disusun, pemerintah akan membangun beberapa fasilitas publik di lahan itu. Selain membangun ulang Gedung Wayang Orang, Surakarta juga akan membangun masjid agung di kawasan yang berada di pusat kota itu.
Selain itu, Surakarta akan merevitalisasi Danau Segaran yang juga berada di Sriwedari. Revitalisasi itu menjadi satu rangkaian dengan penataan sistem drainase di Surakarta.
Menurut Rudyatmo, THR masih memiliki kemungkinan untuk menempati Sriwedari lagi. "Tapi nanti jika penataannya sudah selesai," katanya. Menurutnya, program penataan Sriwedari akan berlangsung hingga tiga atau empat tahun ke depan.
Salah satu warga Grogol, Sukoharjo, Jayanti mengatakan bahwa THR Sriwedari merupakan tempat rekreasi keluarga yang cukup representatif. "Saya sering mengajak anak ke sana," katanya. THR Srwiwedari memang memiliki wahana permainan anak yang beragam.
"Yang paling legendaris adalah boom boom car," katanya. Dia mengaku sering bermain mobil senggol itu sejak masih kanak-kanak. "Sudah ada sejak saya kecil," katanya.
AHMAD RAFIQ