TEMPO.CO, Semarang - Kepala Seksi data dan informasi Badan Meteorologi Klomatologi dan Geofisika (BMKG) Jawa Tengah (Jateng), Agus Sudaryanto menyatakan puncak musim hujan di wilayah Jawa Tengah terjadi antara pertengahan Januari hingga awal Februari 2017. Masyarakat diminta waspada efek puncak perputaran musim itu.
“Intensitas hujan mulai turun setelah Februari nanti,” kata Agus Sudaryanto, ahad 15 Januari 2017.
Baca juga:
Puting Beliung di NTT, 8 Rumah dan 3 Sekolah Rusak Parah
Ia menyebutkan daerah dengan intensitas hujan tinggi berada di daerah Jateng bagian tengah, seperti Banyumas, Wonosobo, Banjarnegara, dan Cilacap Utara, “Intensitas hujannya bisa di atas 400 mili meter per bulan, itu kategori tinggi,” kata Agus, menjelaskan.
Agus mengimbau agar masyarakat waspada terhadap kondisi cuaca seperti ini, karena selain intensitas hujan tinggi, kadang juga disertai petir dan angin kecang. Termasuk larangan berteduh di bawah pohon yang rawan tumbang akibat terpaan angin.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penananggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng, Sarwa Pramana menyatakan musim hujan yang telah terjadi sejak bula Oktober itu membuat lembaganya menetapkan status siaga bencana hingga Maret 2017 mendatang.
“Terbukti pada awal Januari lalu sudah terjadi kejadian bencana longsor dan banjir di beberapa daerah, namun jumlahnya belum kami rekap,” kata Sarwa.
Tercatat sejak Oktober hingga akhir Desember 2016 sudah ada 600 bencana alam di Jawa Tengah. Sedangkan selama kurun 2016 terjadi 1.951 kejadian bencana, dengan tingkat kerugian mencapai Rp 2,3 triliun. “Kerugian ini baik rumah maupun lahan pertanian,” kata Sarwa.
Saat ini BPBD Jateng sudah antisipasi siaga bencana, salah satunya dengan pengadaan logistik dan peralatan ke pemerintah daerah rawan. Selain itu pada 2017 ini lembaganya menganggarkan dana siaga bencana Rp 8,7 miliar.
“Sebagaian sudah didistribusikan ke kabupaten dan kota untuk pendirian posko, logistik, pembelian alat,” kata Sarwa.
Di luar dana itu Pemprov Jateng juga menyediakan anggaran sebanyak Rp 4,2 miliar untuk penanganan darurat bencana.
EDI FAISOL
Simak:
Ceramah Anies Soal Reklamasi di Pengajian Politik Islam
Kadin : Debat Cagub DKI Jakarta Belum Jawab Masalah Ekonomi