Korupsi Alutsista, Ini Alasan Hakim Memvonis Seumur Hidup

Reporter

Editor

Juli Hantoro

Jumat, 2 Desember 2016 13:47 WIB

Ilustrasi Korupsi

TEMPO.CO, Jakarta - Hakim Militer Kolonel Deddy Suryanto disindir oleh koleganya saat mengetok palu dalam membaca putusan pengadilan kasus korupsi alat utama sistem persenjataan 2010-2014 yang melibatkan mantan Kepala Bidang Pelaksanaan Pembiayaan Kementerian Pertahanan Brigjen Teddy Hernayadi. "Nafsu sekali ketok palunya," kata Deddy mencontohkan omongan rekannya Kamis 1 Desember 2016 di Pengadilan Militer Jakarta II, Cakung, Jakarta.

Deddy mengaku ia memang sangat keras mengetok palu saat memvonis Teddy hukuman penjara seumur hidup pada Pengadilan Militer Tinggi II Jakarta Rabu lalu. Majelis Hakim Ketua sidang itu mengatakan hukuman itu memang dianggap timnya paling pas untuk Teddy. "Ini pekerjaan rutin, niat kami baik. Insya Allah dipertanggungjawabkan dunia akhirat lah," katanya.

Sebelumnya, sidang putusan Teddy digelar terbuka untuk umum di Pengadilan Militer II, Cakung Jakarta Timur. Teddy dinyatakan terbukti bersalah dalam korupsi senilai US$ 12,4 juta Dolar atau Rp 150 miliar. Ia dihukum penjara seumur hidup oleh majelis hakim. Vonis itu jauh di atas tuntutan jaksa yang menuntut Teddy 12 tahun penjara.

Majelis hakim juga memerintahkan Teddy,yang belakangan sempat menjabat Direktur Keuangan Angkatan Darat dan Staf Khusus Kepala Staf Angkatan Darat, mengembalikan dana itu kepada pemerintah. Teddy boleh banding untuk melawan putusan tersebut.

Deddy mengatakan beberapa hari sebelum sidang putusan, ia sempat membaca sebuah artikel di salah satu koran nasional yang membuatnya terenyuh. Tulisan itu bercerita tentang Indonesia yang pernah mengalami krisis ekonomi. Sejak masa itu, Indonesia sulit sekali melepas krisis hingga sekarang."Faktor utama Indonesia masih alami krisis ekonomi ini ya korupsi," kata Deddy.

Ia menambahkan, daya saing Indonesia yang sering kalah dengan negara tetangga pun terjadi bukan karena sumber daya manusia Indonesia yang kurang, namun karena masih adanya budaya korupsi. Di militer, kata Deddy, terasa betul bagaimana kurangnya alutsista. "Kalau alutsista bagus, pasti bisa menangkap para pencuri ikan di lautan Indonesia. Korupsi ini memang sudah seperti kanker," kata pria yang pernah tugas operasi darurat militer di Aceh.

Tulisan tersebut kata Deddy yang memotivasi dirinya untuk bersikap tegas terhadap perkara korupsi. Terlebih perilaku korupsi dalam institusi TNI. "TNI harus berani bersih-bersih. Jadilah TNI yang dicintai oleh rakyatnya. Nah sekarang utamanya perangi korupsi," katanya.

Deddy menjelaskan perkara korupsi alutsista ini menyita banyak waktu. Masalahnya, ada 55 saksi yang meminjam uang pada Teddy, yang harus dimintai keterangan. Sebanyak 40 diantaranya berasal dari kalangan sipil. Sayangnya, banyak sekali saksi sipil yang tidak hadir ke persidangan setelah dipanggil 5-7 kali.

Selain itu Deddy pun dikejar-kejar batas waktu untuk selesaikan kasus masa penahan terdakwa yang terjadwal habis saat sidang putusan Rabu lalu. "Kalau sidang tidak selesai Rabu lalu, terdakwa bebas demi hukum," katanya.

MITRA TARIGAN

Berita terkait

Kejaksaan Usut Dugaan Korupsi APBN di Dinas Tanaman Pangan Sumut

4 Juli 2020

Kejaksaan Usut Dugaan Korupsi APBN di Dinas Tanaman Pangan Sumut

Korupsi dalam proyek pengadaan tersebut diduga merugikan APBN sebesar Rp 24 miliar dan APBD Sumut Rp 4 miliar.

Baca Selengkapnya

Tito Karnavian: Penindakan Korupsi Tak Boleh Fokus Hanya pada OTT

26 Oktober 2017

Tito Karnavian: Penindakan Korupsi Tak Boleh Fokus Hanya pada OTT

Tito Karnavian mengatakan penanganan kasus korupsi tak boleh berfokus pada penindakan hasil operasi tangkap tangan.

Baca Selengkapnya

Kasus Suap Pembahasan Anggaran, KPK Periksa Mantan Anggota DPR

30 Mei 2017

Kasus Suap Pembahasan Anggaran, KPK Periksa Mantan Anggota DPR

KPK kembali memeriksa anggota Komisi Pemerintahan Dalam Negeri DPR 2009-2014 Charles Jones Mesang dalam kasus suap pembahasan anggaran.

Baca Selengkapnya

Wakil Ketua KPK Saut Situmorang: Korupsi Itu Setan  

30 Maret 2017

Wakil Ketua KPK Saut Situmorang: Korupsi Itu Setan  

Saut meminta upaya pencegahan tindak pidana korupsi dilakukan terus-menerus terhadap pejabat pemerintah.

Baca Selengkapnya

Kasus E-KTP, Alasan KPK tidak Pakai Pasal Penyuapan

21 Maret 2017

Kasus E-KTP, Alasan KPK tidak Pakai Pasal Penyuapan

Ada indikasi kerugian negara sekitar Rp 2,3 triliun.

Baca Selengkapnya

Serangan Balik Pasca Kasus e-KTP, Pukat: Perlu Penguatan KPK

19 Maret 2017

Serangan Balik Pasca Kasus e-KTP, Pukat: Perlu Penguatan KPK

Hifdzil mengatakan ada upaya melemahkan KPK lewat revisi UU KPK.

Baca Selengkapnya

Direktur PT Merial Esa Didakwa Menyuap Pejabat Bakamla  

13 Maret 2017

Direktur PT Merial Esa Didakwa Menyuap Pejabat Bakamla  

Pengusaha Ali Fahmi menawari terdakwa "bermain" proyek di Bakamla. Imbalan memenangkan proyek itu sebesar 15 persen dari nilai pengadaan.

Baca Selengkapnya

Dana Sosialisasi Asian Games Dikorupsi, Ini Kata Puan Maharani

7 Maret 2017

Dana Sosialisasi Asian Games Dikorupsi, Ini Kata Puan Maharani

Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, yang termasuk dalam panitia Asian Games 2018 sudah mendengar soal korupsi dana sosialisasi AG.

Baca Selengkapnya

Jaksa Sidik Dugaan Korupsi Proyek Jalan Rp 42 M di Sulteng  

17 Februari 2017

Jaksa Sidik Dugaan Korupsi Proyek Jalan Rp 42 M di Sulteng  

Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah meningkatkan status dugaan korupsi proyek jalan senilai Rp 42 miliar di Kabupaten Sigi, ke tahap penyidikan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sindir Emirsyah Satar di Pertemuan Direksi BUMN

25 Januari 2017

Jokowi Sindir Emirsyah Satar di Pertemuan Direksi BUMN

Jokowi meminta namanya tidak dibawa-bawa untuk kepentingan pribadi terutama untuk mendapatkan proyek.

Baca Selengkapnya