Penyuap Panitera Dituntut 5 Tahun, Pengacara: Enggak Fair  

Reporter

Rabu, 31 Agustus 2016 17:41 WIB

Pihak swasta Doddy Aryanto Supeno mengenakan rompi tahanan dikawal petugas keluar gedung KPK seusai menjalani pemeriksaan oleh penyidik, Jakarta, 21 April 2016. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Tim kuasa hukum Doddy Aryanto Supeno, terdakwa suap panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, menilai tuntutan jaksa dari Komisi Pemberantasan Korupsi terhadap kliennya tidak adil. "Enggak fair! Enggak sesuai fakta persidangan," kata Ani Andriani, ketua tim kuasa hukum, melalui pesan pendek, Rabu, 31 Agustus 2016.

Jaksa meminta hakim menghukum Doddy selama 5 tahun penjara. Doddy dinyatakan bersalah menyuap panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Edy Nasution, sebesar Rp 150 juta untuk menangani perkara Lippo Group. Uang itu diberikan dua kali, masing-masing Rp 100 juta pada Desember 2015 dan Rp 50 juta pada April 2016.

Ani mengatakan ada banyak fakta persidangan yang dihilangkan jaksa dalam surat tuntutan. Khususnya, kata dia, mengenai duit Rp 100 juta. Edy secara terang-terangan mencabut berita acara pemeriksaan di hadapan majelis hakim mengenai penerimaan duit Rp 100 juta. Namun jaksa menolak dan menyatakan pencabutan BAP tidak sah.

Baca: Penyuap Panitera PN Jakarta Pusat Dituntut 5 Tahun Penjara

Seharusnya, kata Ani, jaksa menjadikan fakta persidangan sebagai dasar pertimbangan dalam menyusun tuntutan. Sebab, menurut dia, keterangan saksi yang sah adalah yang disampaikan saat persidangan. "Sebenarnya JPU tahu bukti yang sah itu kan apa yang disampaikan di persidangan," ujarnya.

Jaksa menilai perbuatan Doddy tidak mendukung program pemerintah dalam pemberantasan korupsi. Doddy juga berbelit-belit selama persidangan. Selain itu, perbuatannya bisa merusak kepercayaan masyarakat terhadap peradilan.

Doddy dinilai melanggar Pasal 5 ayat 1 huruf a Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 65 ayat 1 jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.

Doddy dinyatakan memberi suap Rp 150 juta agar Edy Nasution menunda proses aanmaning atau peringatan eksekusi terhadap PT Metropolitan Tirta Perdana dan menerima pendaftaran peninjauan kembali PT Across Asia Limited. Dua perusahaan tersebut merupakan anak usaha Lippo Group.

Dalam surat tuntutan, Edy Nasution juga disebut membantu mengurus perkara salah satu anak usaha Lippo Group, yakni PT Jakarta Baru Cosmopolitan. Edy membantu mengubah surat pengadilan mengenai putusan eksekusi lahan, dengan kalimat dari "belum dapat dieksekusi" diganti dengan "tidak dapat dieksekusi".

MAYA AYU PUSPITASARI

Baca Juga:
Detik-detik Penggerebekan Gatot Brajamusti & Reza Artamevia
E-KTP Beres 30 September, Menteri Tjahjo: Itu Target Awal
99 Anak Jadi Korban Prostitusi Gay, Satu Orang Tersangka






Advertising
Advertising









Berita terkait

Lukas Enembe akan Jalani Sidang Dakwaan Hari Ini

19 Juni 2023

Lukas Enembe akan Jalani Sidang Dakwaan Hari Ini

Lukas Enembe seharusnya menjalani sidang pertama pada Senin, 12 Juni 2023. Namun ia sakit, lalu meminta hadir langsung di pengadilan.

Baca Selengkapnya

Pengacara Ungkap Alasan Lukas Enembe Ngotot Mau Sidang Offline

12 Juni 2023

Pengacara Ungkap Alasan Lukas Enembe Ngotot Mau Sidang Offline

Pengacara Lukas, Otto Cornelis Kaligis, mengatakan kliennya ingin masyarakat melihat bahwa Lukas Enembe memang betulan sakit.

Baca Selengkapnya

Berkas Tahap II Diserahkan, Lima Tersangka Korupsi Impor Garam Segera Jalani Sidang

2 Maret 2023

Berkas Tahap II Diserahkan, Lima Tersangka Korupsi Impor Garam Segera Jalani Sidang

Lima tersangka kasus korupsi impor garam segera akan menghadapi sidang. Penyerahan berkas tahap 2 telah dilaksanakan.

Baca Selengkapnya

Surya Darmadi Kembali Sebut Dakwaan Jaksa Penuntut Umum Mengada-Ada

18 September 2022

Surya Darmadi Kembali Sebut Dakwaan Jaksa Penuntut Umum Mengada-Ada

Surya Darmadi menyatakan dirinya seharusnya hanya mendapatkan sanksi administratif, bukan pidana.

Baca Selengkapnya

Komisi Yudisial Diminta Pantau Persidangan Tipikor di Banjarmasin

22 April 2022

Komisi Yudisial Diminta Pantau Persidangan Tipikor di Banjarmasin

Berharap Majelis Hakim tidak dapat diintervensi oleh pihak-pihak yang beritikad jahat

Baca Selengkapnya

Di Sidang Tipikor, Netanyahu Mengklaim Dirinya Dijebak

24 Mei 2020

Di Sidang Tipikor, Netanyahu Mengklaim Dirinya Dijebak

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berusaha tampil tak bersalah di sidang tindak pidana korupsi. Ia mengklaim polisi korup menjebaknya.

Baca Selengkapnya

Surati Presiden dan DPR, KPK Minta UU Tipikor Direvisi

19 Desember 2019

Surati Presiden dan DPR, KPK Minta UU Tipikor Direvisi

Agus Rahardjo menilai, UU Tipikor sebenarnya lebih penting dibandingkan UU KPK.

Baca Selengkapnya

Penyuap Hakim Lasito Divonis 3 Tahun Penjara

3 September 2019

Penyuap Hakim Lasito Divonis 3 Tahun Penjara

Hakim juga menjatuhkan hukuman tambahan berupa pencabutan hak untuk dipilih dalam jabatan publik selama 3 tahun

Baca Selengkapnya

Menerima Vonis 4 Tahun Penjara, Hakim Lasito Seret Hakim Lain

3 September 2019

Menerima Vonis 4 Tahun Penjara, Hakim Lasito Seret Hakim Lain

Usai sidang, Lasito menyatakan ikhlas dengan putusan yang dijatuhkan tersebut.

Baca Selengkapnya

Dinyatakan Terima Suap, Hakim Lasito Divonis 4 Tahun Penjara

3 September 2019

Dinyatakan Terima Suap, Hakim Lasito Divonis 4 Tahun Penjara

Dalam pertimbangannya, hakim menilai Lasito merupakan pelaku utama.

Baca Selengkapnya