YPKP Mengadu ke YLBHI  

Reporter

Editor

Agung Sedayu

Sabtu, 16 April 2016 05:14 WIB

Tumiso bersama korban pelanggaran HAM tahun 1965/66 lainnya melakukan aksi di pelataran gedung Komnas HAM, Jakarta Pusat, (4/6). Mereka mendesak Komnas HAM untuk menyatakan peristiwa 1965/66 sebagai pelanggaran HAM berat, serta mengumumkan hasil penyelidikannya. ANTARA/Fanny Octavianus

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang perwakilan Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan (YPKP) 1965, Nadiani, 75 tahun, mengaku tidak mengetahui alasan pasti kenapa perkumpulan tersebut dibubarkan paksa oleh kelompok intoleran. "Tadi malam saya baru selesai mandi, terus ada ribut-ribut di bawah. Ternyata pengelola sedang cekcok dengan kepolisian," katanya di kantor Lembaga Bantuan Hukum, Jakarta Pusat, Jumat, 15 April 2016.

Wanita paruh baya yang juga Ketua Perwakilan YPKP Sumatera Barat itu menceritakan, ratusan anggota organisasi masyarakat yang mengatasnamakan Front Pembela Islam dan Pemuda Pancasila mendatangi mereka dan menganggap pertemuan tersebut bertujuan menyebarkan ideologi Partai Komunis Indonesia (PKI). "Kami dibilang mau mendirikan PKI, padahal kami di sini mau rapat untuk memberi laporan persoalan pelanggaran HAM masa lalu yang akan dibahas di Simposium Nasional," ujarnya.

Nadiani menyesalkan adanya tindakan represif tersebut. Saat anggota ormas itu datang, anggota kepolisian juga hanya membiarkan mereka. "Yang kami tahu, polisi hanya menyarankan kami untuk membatalkan agenda pertemuan ini dengan alasan keamanan," tuturnya.

Nadiani berujar, karena dibubarkan, akhirnya para anggota YPKP membatalkan acara tersebut dan memilih melapor ke kantor Lembaga Bantuan Hukum Jakarta. "Kami tiba pukul 23.00 untuk menginap dan meminta bantuan di LBH," ucapnya.

Adapun pada Kamis, 14 April 2016, puluhan anggota YPKP 65 dari berbagai wilayah berencana menggelar pertemuan di kawasan Puncak, Cianjur, Jawa Barat. Pertemuan itu bertujuan membahas informasi dan undangan penyelenggaraan Simposium Nasional “Membedah Tragedi 1965” yang akan diselenggarakan gabungan pemerintah dan berbagai lembaga swadaya masyarakat serta aktivis hak asasi manusia pada 18-19 April 2016.

ABDUL AZIS


Berita terkait

4 Prajurit Kostrad Gugur di Distrik Paro Nduga Papua, Ini Profil Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat

29 November 2023

4 Prajurit Kostrad Gugur di Distrik Paro Nduga Papua, Ini Profil Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat

Kostrad merupakan salah satu pasukan elit yang dimiliki TNI AD. Begini sejarah pasukan ini.

Baca Selengkapnya

Surat Cinta Bung Karno untuk Ratna Sari Dewi, Berikut Profil Istri Sukarno Bernama Asli Naoko Nemoto

20 November 2023

Surat Cinta Bung Karno untuk Ratna Sari Dewi, Berikut Profil Istri Sukarno Bernama Asli Naoko Nemoto

ANRI kumpulkan 300 arsip Sukarno, di antaranya surat cinta untuk Naoko Nemoto atau Ratna Sari Dewi. Ini profilnya.

Baca Selengkapnya

Sejak Kapan Film Pengkhianatan G30S/PKI Tak Lagi Wajib Tayang dan Tonton?

30 September 2023

Sejak Kapan Film Pengkhianatan G30S/PKI Tak Lagi Wajib Tayang dan Tonton?

Film Pengkhianatan G30S/PKI pernah menjadi film wajib tayang dan tonton bagi siswa seluruh Indonesia. Sejak kapan tak lagi diwajibkan?

Baca Selengkapnya

Berikut Sikap Pemerintah Terhadap Korban Pasca G30S 1965

30 September 2023

Berikut Sikap Pemerintah Terhadap Korban Pasca G30S 1965

Begini sikap pemerintah terhadap korban pasca G30S 1965. Mahfud Md dan Menkumham Yasonna Laoly memberikan peluang repatriasi.

Baca Selengkapnya

Dokumen Gilchrist Versi Keterlibatan Intelijen Asing dalam Peristiwa G30S 1965

29 September 2023

Dokumen Gilchrist Versi Keterlibatan Intelijen Asing dalam Peristiwa G30S 1965

Berbagai versi muncul menjadi latar terjadinya peristiwa G30S yang masa orde disebut G30S/PKI. Salah satunya adanya dokumen Gilchrist. Apa isinya?

Baca Selengkapnya

Pasukan Tengkorak Kostrad Dipercaya Atasi KKB Papua, Begini Pasukan Elite Ini Beraksi

9 Maret 2023

Pasukan Tengkorak Kostrad Dipercaya Atasi KKB Papua, Begini Pasukan Elite Ini Beraksi

Kostrad mempercayakan Pasukan Tengkorak untuk menangani Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Berikut profil salah satu pasukan elite TNI itu.

Baca Selengkapnya

Penumpasan G30S: Jejak Sarwo Edhie Wibowo Sang Komandan RPKAD

4 Oktober 2022

Penumpasan G30S: Jejak Sarwo Edhie Wibowo Sang Komandan RPKAD

Sarwo Edhie dan pasukannya bertugas menumpas kelompok G30S dan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang saat itu dianggap bertanggung jawab terhadap G30S.

Baca Selengkapnya

Cerita Prajurit RPKAD Temukan Sumur di Lubang Buaya Tempat Jasad 6 Jenderal Korban G30S

3 Oktober 2022

Cerita Prajurit RPKAD Temukan Sumur di Lubang Buaya Tempat Jasad 6 Jenderal Korban G30S

Hari ini 57 tahun silam, pasca G30S, personel RPKAD menemukan sebuah sumur tua di Lubang Buaya area Halim tempat 6 jasa jenderal dan 1 kapten.

Baca Selengkapnya

Menapaki Jejak Keterlibatan CIA dalam G30S

2 Oktober 2022

Menapaki Jejak Keterlibatan CIA dalam G30S

David T. Johnson, dalam bukunya mengungkapkan bahwa Amerika Serikat, melalui tangan-tangan CIA, turut terlibat dalam G30S pada 30 September 1965.

Baca Selengkapnya

Daftar Buku yang Membedah Peristiwa G30S

30 September 2022

Daftar Buku yang Membedah Peristiwa G30S

Banyak buku yang diterbitkan dalam beragam versi membahas peristiwa G30S. Di antara buku itu ada Gestapu 65 PKI, Sjam, Bung Karno Nawaksara dan G30S.

Baca Selengkapnya