Sultan Yogya Minta Tim Pembina Gafatar Jangan Menyerah

Reporter

Selasa, 2 Februari 2016 15:13 WIB

Sejumlah mantan anggota Gerakan Fajar Nasional (Gafatar) mengantri makanan di tempat penampungan sementara Youth Centre, Sleman, Yogyakarta, 29 Januari 2016. Selama tiga hari kedepan mereka akan dikarantina guna mendapatkan pendampingan dan pemahaman mengenai deradikalisasi. TEMPO/Pius Erlangga

TEMPO.CO, Yogyakarta - Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta tim pemerintah, yang membina anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di penampungan Youth Center, Sleman, pantang menyerah, meski mereka menolak dibina melalui kegiatan siraman rohani dan pembekalan kebangsaan di dalam kelas.

“Karena mereka sudah terbina (oleh Gafatar). Tapi, ya, jangan menyerah. Semua proses harus dilakukan,” kata Sultan saat ditemui di Kepatihan Yogyakarta, Selasa, 2 Februari 2016.

Menurut Sultan, tim pembina itu terdiri atas pemerintah DIY, polisi dan TNI, psikolog, serta agamawan. Mereka telah menyusun semacam kurikulum pembinaan. Semisal, untuk pengikut Gafatar yang berusia dewasa, ada pembinaan rohani dan wawasan kebangsaan. Sedangkan untuk anak-anak ada trauma healing, bermain, dan menonton film.

Sultan pun meminta tim memastikan anggota Gafatar mau dibina di dalam kelas. “Perlu waktu. Enggak cukup 3 hari. Enggak bisa ideologi kok dibina 3 hari,” kata Sultan.

Namun Sultan belum bisa menjawab langkah apa yang akan dilakukan selepas anggota Gafatar dikembalikan ke daerah masing-masing. Alasannya, dia belum mendapat laporan hasil pembinaan selama di Youth Center.

Selain itu, tim juga tengah mengidentifikasi anggota yang menjadi pengurus dan yang menjadi partisipan. “Pembinaan iya. Tapi kalau pengawasan, belum tentu, karena tidak ada unsur kriminalitasnya,” kata Sultan.

Begitu pula terhadap anggota Gafatar yang menolak dipulangkan dan meminta disediakan lahan garapan. Menurut Sultan, ada prosedurnya. Dia tidak serta-merta mengabulkan permintaan itu. “Harus negosiasi. Yang penting sekarang dibina dulu,” kata Sultan.

Kepala Badan Kesatuan Kebangsaan dan Politik DIY Agung Supriyono mengupayakan tidak ada tindakan diskriminatif yang dialami, baik oleh anggota Gafatar maupun masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya. Masyarakat diminta waspada terhadap gerakan-gerakan serupa sehingga bisa melakukan pencegahan dini. Ia juga meminta masyarakat memahami kondisi yang dialami anggota Gafatar.“Yang terpenting saat ini adalah mengajak dialog dan pembinaan psikologis,” kata Agung. Menurut dia, camat, lurah, dukuh, hingga RT, dan RW turut dilibatkan.

Apabila kondisi psikologis anggota Gafatar telah kondusif, menurut Agung, akan mempermudah proses pembinaan selanjutnya. Sementara itu, setelah anggota Gafatar di Youth Center dipulangkan, kini kembali menunggu kedatangan anggota Gafatar dari Wisma Haji Donohudan di Boyolali.“Ada 40 orang di Donohudan. Kabarnya akan tambah tujuh orang lagi,” kata Agung.




PITO AGUSTIN RUDIANA

Berita terkait

Disebut Berkaitan, Gafatar Milik Ahmad Musadeq dan Ponpes Al Zaytun Pimpinan Panji Gumilang, Ini Profil Keduanya

26 Juni 2023

Disebut Berkaitan, Gafatar Milik Ahmad Musadeq dan Ponpes Al Zaytun Pimpinan Panji Gumilang, Ini Profil Keduanya

Berikut profil Ponpes Al Zaytun pimpinan Panji Gumilang, dan Gafatar yang didirikan Ahmad Musadeq. Apa persamaan dan perbedaannya?

Baca Selengkapnya

Hubungan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang dengan Pimpinan Gafatar Ahmad Musadeq

26 Juni 2023

Hubungan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang dengan Pimpinan Gafatar Ahmad Musadeq

Mantan pengurus Al Zaytun, Ken Setiawan menyebut pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang berkaitan dengan pimpinan Gafatar Ahmad Musadeq. Soal NII?

Baca Selengkapnya

Deretan Fatwa MUI untuk Aliran Sesat, dari Ahmadiyah hingga Gafatar

25 Juni 2023

Deretan Fatwa MUI untuk Aliran Sesat, dari Ahmadiyah hingga Gafatar

Fatwa MUI untuk kelompok dan orang yang pernah mendapatkan fatwa aliran sesat. Di antaranya, Ahmadiyah dan Gafatar.

Baca Selengkapnya

Menengok Eks Kampung Gafatar, Kenapa Bisa Jadi Kota Hantu?

14 Januari 2019

Menengok Eks Kampung Gafatar, Kenapa Bisa Jadi Kota Hantu?

Sejak warga Gafatar meninggalkan kawasan itu, warga lokal pun enggan tinggal di Desa Penisir sehingga penampakan pemukiman tersebut mirip Kota Hantu.

Baca Selengkapnya

Ahli Hukum: Tak Ada Bukti Eks Petinggi Gafatar Makar

23 Februari 2017

Ahli Hukum: Tak Ada Bukti Eks Petinggi Gafatar Makar

Ahli hukum UI menyatakan tak ada alat bukti yang menunjukkan eks petinggi Gafatar berlatih militer dan berencana membeli senjata.

Baca Selengkapnya

Eks Petinggi Gafatar Disebut Tak Penuhi Syarat Lakukan Makar

22 Februari 2017

Eks Petinggi Gafatar Disebut Tak Penuhi Syarat Lakukan Makar

Eva berujar jaksa tidak dapat mengajukan alat bukti untuk membuktikan adanya perbuatan, kemampuan, dan niat para terdakwa untuk makar.

Baca Selengkapnya

Pelanggaran Kebebasan Berkeyakinan Terbanyak Menimpa Gafatar  

29 Januari 2017

Pelanggaran Kebebasan Berkeyakinan Terbanyak Menimpa Gafatar  

Pelanggaran kebebasan berkeyakinan terhadap Gafatar dimulai dari isu orang hilang. Lalu, polisi menyatakan mereka terlibat paham yang melanggar hukum.

Baca Selengkapnya

Wakil Bupati Gafatar Divonis 2 Tahun Penjara

17 Oktober 2016

Wakil Bupati Gafatar Divonis 2 Tahun Penjara

Sigit menjadi koordinator anggota Gafatar untuk berhijrah ke Kalimantan demi ketahanan pangan dan kehidupan yang lebih baik.

Baca Selengkapnya

Dianggap Kriminal, Eks Gafatar Mengaku Dipersulit Urus E-KTP

3 Oktober 2016

Dianggap Kriminal, Eks Gafatar Mengaku Dipersulit Urus E-KTP

Mereka sulit mengurus surat berkelakuan baik karena eks anggota Gafatar itu dianggap pernah melakukan tindakan kriminal.

Baca Selengkapnya

Pengacara Eks Gafatar Bantah Penculikan Dokter Rica  

31 Agustus 2016

Pengacara Eks Gafatar Bantah Penculikan Dokter Rica  

Pengacara mengatakan dokter Rica tidak merasa diculik, tapi pergi atas kemauan sendiri.

Baca Selengkapnya