Sempat Tobat, Guru Bawa Keluarganya Gabung Gafatar Lagi
Editor
Zacharias wuragil brasta k
Kamis, 14 Januari 2016 06:24 WIB
TEMPO.CO, Mojokerto - Sejumlah warga Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, diduga juga bermigrasi ikut kegiatan organisasi masyarakat Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Satu diantaranya adalah Mujiutomo, 53 tahun, warga Desa/Kecamatan Puri, yang rela meninggalkan pekerjaannya sebagai pegawai negeri sipil dan meninggalkan rumahnya yang kini tak terawat.
Muji adalah guru di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Jetis, Kabupaten Mojokerto. Dia tidak sendiri, tapi mengajak isteri, anak, menantu, dan cucunya pindah ke Desa Sejegi, Kecamatan Mempawah Timur, Pontianak, Kalimantan Barat, sejak November 2014.
“Pak Muji sudah mengurus surat pindah ke Kalimantan dan sempat sempat bilang akan mengikuti organisasi Gafatar,” kata Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat Desa Puri Purnomo, Rabu, 13 Januari 2016.
Muji diketahui sudah terlibat sejak ormas itu diduga masih bernama Al Qiyadah Al Islamiyah pimpinan Ahmad Musaddeq. Ormas itu dinyatakan dilarang dan pimpinannya pernah menjalani pidana penjara karena dianggap menista agama.
Atas keterlibatannya itu, Purnomo mnegungkapkan, Muji dan keluarganya pernah didatangi anggota Polres Mojokerto pada 2011. Polisi memberikan pembinaan dan menyerahkannya ke perangkat desa. “Pihak kepolisian mempercayakan kami untuk mengembalikannya ke ajaran yang benar,” katanya.
Bahkan setelah itu, menurut Purnomo, Muji dan keluarganya menyatakan bertobat di depan perangkat desa dan petugas dari Polsek Puri yang mendatangi mereka. “Mereka menyatakan tidak ikut kelompok Al Qiyadah Al Islamiyah lagi dan mengucapkan dua kalimat sahadat,” katanya.
Namun, diduga keyakinan mereka pada ajaran yang dianggap menyimpang itu masih melekat hingga akhirnya pindah ke Kalimantan pada 2014. Selain Muji, di Desa Puri juga ada warga lain yang juga hijrah ke Kalimantan untuk ikut Gafatar, yakni Supardi, 48 tahun.
Namun, Supardi tak mengajukan surat izin pindah ke perangkat desa. Supardi mengajak serta istri, anak, dan adik iparnya. “Saudara Pak Supardi yang tinggal di sini cerita kalau Supardi dan keluarganya pindah ke Kalimantan ikut Gafatar,” ujar Purnomo.
ISHOMUDDIN