TEMPO.CO, Mojokerto - Hujan dengan intensitas sedang dan tinggi yang terjadi sejak Ahad malam hingga Senin, 28-29 April 2019 membuat sejumlah desa di Kabupaten Mojokerto terendam banjir. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto tercatat ada tujuh desa di lima kecamatan yang terkena dampak banjir akibat luapan air sungai maupun tanggul sungai yang jebol.
Berita terkait: Korban Meninggal Banjir dan Longsor di Bengkulu Menjadi 29 Orang
Tujuh desa itu antara lain Desa Gebangmalang di Kecamatan Mojoanyar, Desa Salen di Kecamatan Bangsal, Desa Kedunggempol dan Desa Jotangan di Kecamatan Mojosari. Lalu Desa Pulorejo dan Desa Banyulegi di Kecamatan Dawarblandong, dan Desa Parengan di Kecamatan Jetis.
Salah satu tanggul sungai Sadar yang jebol berada di Dusun Tambak agung, Desa Kebondalem, Kecamatan Mojosari. Di lokasi ini, tanggul jebol sepanjang 25 meter.
“Sekitar 100 hektar lebih sawah terendam. Ratusan rumah yang berada di sekitar lokasi juga terancam terendam,” kata Kepala Pelaksana Badan Penagulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto Muhammad Zaini.
Tanggul yang jebol tersebut mengancam ratusan rumah terutama di Dusun Balongcangak, Desa Kedunggempol dan Dusun Gembongan, Desa Jotangan, Kecamatan Mojosari.
Kepala Dusun Gembongan Nurul Kholis mengatakan tanggul jebol di sugai Sadar tidak hanya terjadi di Dusun Tambakagung, tapi juga di Dusun Gembongan. “Di Dusun Gembongan ada dua tanggul yang jebol. Namun sudah diperbaiki sementara dengan alat berat agar tidak membanjiri rumah warga,” katanya.
Petugas BPBD dan Palang Merah Indonesia (PMI) setempat masih bersiaga mengingat cuaca ekstrem terutama hujan dan angin kencang masih berpotensi terjadi di Jawa Timur hingga 2 Mei mendatang.
“Kami terus siaga dan berkordinasi dengan pihak terkait termasuk BPBD,” kata Kepala Seksi Penanggulangan Bencana PMI Kabupaten Mojokerto Didik Soedarsono.
ISHOMUDDIN (Mojokerto)