Banyak Kasus, Setya Novanto Didesak Mundur  

Reporter

Editor

Agung Sedayu

Rabu, 18 November 2015 12:38 WIB

Ilustrasi Setya Novanto. (ILUSTRASI: TEMPO/IMAM YUNNI)

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat, Akbar Faisal, mengaku tak nyaman mendengar kasus beruntun yang membelit Ketua DPR Setya Novanto. "Jujur, saya sebagai anggota DPR sudah sampai pada tahap tidak nyaman sekali," kata Akbar Faisal di Kompleks Parlemen, Senayan, pada Rabu, 18 November 2015.

Ketidaknyamanan politikus Partai NasDem ini karena pimpinan DPR untuk kesekian kalinya kembali menjadi sorotan pemberitaan media dan dipergunjingkan masyarakat akibat pencatutan nama Presiden Joko Widodo oleh Setya saat bernegosiasi dengan bos Freeport. Padahal baru satu bulan lalu dia mendapat sanksi teguran dari Mahkamah Kehormatan Dewan akibat pertemuannya dengan pengusaha sekaligus calon Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang menimbulkan kontroversi. "Saya menghendaki adanya istilah pembaharuan atau istilahnya kocok ulang," ucapnya.

Karena kejenuhan itulah, Akbar Faisal juga menginginkan adanya revisi Undang-Undang MPR, DPR, DPRD, dan DPD yang menyangkut DPR serta alat kelengkapannya. "Kalau Presiden saja bisa melakukan perumusan baru yang biasa disebut perombakan kabinet, kenapa DPR tidak melakukan itu?" kata Akbar.

Karena itu, Akbar meminta laporan Menteri ESDM tentang Setya segera ditindaklanjuti MKD secara adil dan bijak. "Tentunya, dalam hal ini, saya minta MKD tak bermain-main lagi seperti kemarin kasus Trump Gate. Saya berharap mereka serius," ujarnya.

Selain Akbar Faisal, Dwi Ria Latifa, politikus dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, mengaku miris. Terlebih ia mendapat protes langsung dari anaknya yang sering mendapat ejekan di sekolah. Menurut Dwi, teman-teman anaknya di sekolah menilai semua anggota DPR memiliki sifat dan perilaku yang sama.

"Awalnya, ketika saya jadi anggota DPR, anak saya bangga. Namun, akhir-akhir ini, ada sedikit kemirisan. Anak saya bertanya, apa anggota DPR hanya bekerja seperti yang dilaporkan Sudirman Said? Kok, berita-beritanya jelek terus dari DPR," tutur Dwi menurunkan perkataan anaknya. Hal itu membuat Dwi kesulitan menjawab. Ia hanya menyatakan tidak semua anggota Dewan berkelakuan buruk, seperti yang selama ini diberitakan.

DESTRIANITA K.


Baca juga:
Teror Paris: Inilah 5 Kejadian Baru yang Menegangkan (update!)
Setya Novanto Beraksi, Inilah Transkrip Catut Nama Jokowi

Berita terkait

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

8 jam lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

1 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

1 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

1 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Kilas Balik Luka Lama Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah dengan PKS

1 hari lalu

Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Kilas Balik Luka Lama Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah dengan PKS

Kabar PKS gabung koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran membuat Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah keluarkan pernyataan pedas.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

2 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

3 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

3 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

6 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

6 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya