Cendekiawan Suryaatmadja sebelum mengikuti Ujian Nasional paket B soal Bahasa Indonesia di SD Bondongan 1 di Bogor, 4 April 2015. Dalam waktu dekat ia akan dikarantina untuk mengikuti lomba fisika internasional tingkat SMA Asia. Lazyra Amadea Hidayat
TEMPO.CO, Jakarta - Komisioner Bidang Penyelesaian Laporan Pengaduan Ombudsman Budi Santoso mengatakan baru menerima satu buah laporan kecurangan yang terjadi pada ujian nasional tingkat sekolah menengah pertama. “Hingga pukul 15.00 kami baru menemukan satu kecurangan di Medan, Sumatera Utara,” katanya saat dihubungi hari ini, 4 Mei 2015.
Ia mengatakan laporan itu diterimanya dari tim Ombudsman yang berada di lapangan. Staf Ombudsman itu menemukan satu lembar bertuliskan kunci jawaban ujian nasional di ruang pengawas ujian nasional di satu SMP Negeri di Medan.
Belum dapat dipastikan apakah kunci jawaban itu benar kunci dari soal ujian nasional yang dikerjakan di salah satu SMP Negeri daerah itu. Ia pun belum mendapat kronologi lengkap mengapa kunci jawaban itu justru ditemukan di ruang pengawas. “Saya mencoba menghubungi staf saya untuk keterangan rinci, tapi belum bisa terhubung,” katanya. Ia mengatakan biasanya laporan lengkap dari semua daerah akan dikirim stafnya pada malam hari atau keesokan harinya.
Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nizam pun mengakui sempat mendapat laporan ada tersebarnya kunci jawaban di antara siswa. Namun ia enggan menjelaskan lokasinya di mana saja. Kecurangan itu pun sangat kecil persentasenya. Namun, kata Nizam, tidak ada kebocoran soal ujian nasional yang sempat terjadi seperti pada ujian nasional tingkat SMA. Nizam sendiri mengklaim ujian nasional pada pelaksanaan hari pertama ini berjalan lancar.
Ada 3.773.372 siswa jenjang sekolah menengah pertama mengikuti ujian nasional mulai hari ini hingga Kamis, 7 Mei mendatang. Mereka berasal dari 50.515 SMP. Hanya ada 42 SMP yang menjalani UN computer-based test dengan jumlah 9.352 siswa.