TEMPO.CO , Malang:Sejumlah pimpinan perguruan tinggi memberikan dukungan dan solidaritas atas kasus mahasiswa Planologi Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Fikri Dolasmantya Surya. Pimpinan perguruan tinggi yang tergabung dalam Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) melakukan pertemuan tertutup di kampus 1 ITN Malang, Jawa Timur.
"Pertemuan rutin, sekaligus membahas persoalan ITN," kata Ketua APTISI Jawa Timur, Suko Wiyono, Jumat 20 Desember 2013. Atas kejadian ini, katanya, APTISI membentuk badan konsultasi dan batuan hukum bagi ITN maupun perguruan tinggi lain yang membutuhkan.
APTISI juga merumuskan model orientasi program studi dan pengenalan kampus (Opspek) yang ideal. Mereka menyusun rambu-rambu kegiatan yang bisa dilakukan dalam kegiatan semacam itu. Selama ini, katanya, seluruh Opspek dilangsungkan secara ideal dan tak ada perpeloncoan. Meski diakuinya, masih ada penyimpangan dalam kegiatan tersebut.
Ketua APTISI komisariat Malang, Muljo Hadi Sungkono mengatakan kegiatan di luar kampus tetap diizinkan. Sebab, selain kegiatan di kampus mahasiswa harus dekat masyarakat, termasuk kegiatan sosial dan pengabdian masyarakat. "Ini musibah, bisa karena persoalan kesehatan. Seperti penyakit infeksi mendadak," katanya.
Aptisi merekomendasikan seluruh mahasiswa menjalani tes kesehatan sebelum masuk perguruan tinggi. Tujuannya, agar kondisi kesehatan mahasiswa diketahui sejak dini. Kegiatan kemahasiswaan diharuskan menyesuaikan kondisi kesehatan mahasiswa bersangkutan. "Tendangan dan kekerasan fisik tidak boleh tapi toleransi kedisiplinan bagi mahasiswa baru," katanya.
Rektor ITN Malang Soeparno Djiwo mengatakan pertemuan dengan APTISI sekaligus bahan introspeksi diri. Tujuannya agar kejadian serupa tak terulang kembali di tempat lain. "Kejadian di ITN ini menjadi pengalaman agar tak terulang," katanya.
APTISI merupakan organisasi perguruan tinggi swasta, yang teridir dari 360 perguruan tinggi di Jawa Timur, 54 di antaranya berada di Malang.
EKO WIDIANTO
Berita terkait
Hindari Pelonco, Pengenalan Siswa Baru di Tegal Diisi Permainan Tradisional
19 Juli 2017
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Kota Tegal dilakukan dengan cara yang tak biasa.
Baca SelengkapnyaMahasiswa Pelonco Maut ITN Terancam Dipecat
27 Januari 2014
Kontras Surabaya menilai pasal yang dikenakan penyidik kepolisian tidak tepat.
Baca Selengkapnya4 Tersangka Pelonco Maut ITN Diperiksa Pekan Ini
21 Januari 2014
Rektor ITN Malang Soeparno Djiwo belum mengetahui siapa yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pelonco maut ITN.
Baca SelengkapnyaPolisi Tetapkan Empat Tersangka Kasus Pelonco ITN
20 Januari 2014
Mereka dijerat Pasal 359 KUHP.
Baca SelengkapnyaTersangka Pelonco Maut ITN Ditetapkan Pekan Depan
10 Januari 2014
Calon tersangka selama ini kooperatif, sehingga tidak ditahan.
Baca SelengkapnyaKontras Tagih Kasus Kekerasan ITN ke Polda Jatim
7 Januari 2014
Bahkan sejumlah senior mahasiswa nonpanitia juga melakukan
kekerasan. Kegiatan itu dinilai seperti program semimiliter
tapi tak terencana.
Buntut Pelonco Maut ITN, Polisi Periksa Rektor
26 Desember 2013
Kontras Surabaya menilai rektor, kepala jurusan, dan dekan harus ikut bertanggungjawab atas tewasnya Fikri dalam pelonco tersebut.
Baca SelengkapnyaRektor ITN: Mahasiswa Tak Jujur Soal Foto
20 Desember 2013
Panitia hanya memberikan foto kegiatan yang baik dalam laporan kepada Rektor ITN.
Baca SelengkapnyaGelar Perkara Pelonco ITN Malang di Polda Jatim
20 Desember 2013
Setelah gelar perkara akan ditentukan siapa yang bertanggung jawab dan ditetapkan sebagai tersangka.
Baca SelengkapnyaPelonco ITN, Rektor Dianggap Pantas Mundur
20 Desember 2013
Wayan mengatakan kalau kejadian itu bukan perploncoan tetapi penganiayaan dan pengeroyokan.
Baca Selengkapnya