Aktivis Yogyakarta Tolak Penghargaan untuk SBY

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Senin, 3 Juni 2013 18:57 WIB

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menerima penghargaan World Statesman Award dari mantan Sekretaris Negara Henry Kissinger dan Ketua yayasan Appeal of Conscience Rabbi Arthur Schneier (kanan) di New York (30/5). (AP Photo/Jason DeCrow)

TEMPO.CO, Yogyaakarta- Puluhan organisasi non-pemerintah di Daerah Istimewa Yogyakarta menolak penghargaan World Statesman Award di New York, Amerika Serikat yang diberikan kepada Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, 31 Mei 2013 lalu.

Penghargaan dinilai tidak pantas karena SBY tidak mampu menyelesaikan kasus intoleransi beragama. Beberapa organisasi non-pemerintah yang menolak penghargaan yaitu Indonesian Court Monitoring, Perkumpulan Rumpun, Solidaritas Perempuan Yogyakarta, Pusat Studi Islam UII, Yayasan LkiS, Jaringan Perempuan Yogyakarta, AJI Damai, Institut Hak Asasi Perempuan.

Koordinator Jaringan Perempuan Yogyakarta, Ika Ayu, mengatakan SBY mengabaikan demokrasi dan Hak Asasi Manusia karena Negara gagal menyelesaikan kasus kekerasan. Dia mencontohkan di DIY berupa penyerangan sejumlah anggota organisasi masyarakat terhadap peserta diskusi buku feminis asal Kanada, Irshad Manji di Lembaga Kajian Islam dan Sosial, 9 Mei 2012. Polda DIY gagal menyelesaikan kasus pembubaran paksa diskusi buku karya Irshad Manji di LKiS karena tidak ada kejelasan hukum. Selain itu, di Yogyakarta juga terjadi pembubaran pengajian di SMK PIRI I. “Negara absen menjalankan kewajibannya melindungi warga dari berbagai aksi kekerasan,” kata Ika, Senin 3 Juni 2013.

Menurut dia, SBY memiliki beberapa catatan yang layak dikritisi. Kasus kekerasan yang menimpa jamaah Ahmadiyah menimbulkan korban jiwa. Mereka harus mengungsi karena diusir dari kampong halamannya di Mataram. Kekerasan juga menimpa jemaat HKBP Filadelfia, GKI Yasmin. Kasus lain, menurutnya berupa penyerangan terhadap sebuah gereja dan fasilitas umum dengan isu penodaan agama di Temanggung. Pengusiran umat Syiah di Sampang Madura juga menggambarkan intoleransi umat beragama. Pemerintah tidak serius menanganinya.

SBY, kata dia, tidak bersikap tegas terhadap kasus kekerasan berbasis agama di Indonesia. Kebijakan yang dikeluarkan malah berpotensi melanggar hak kebebasan beragama dan mengkriminalisasikan korban. Bahkan, melalui Menteri Agama Suryadharma Ali, SBY pernah mengeluarkan kebijakan untuk meredam aktivitas kelompok minoritas. SBY tidak mengupayakan warga Ahmadiyah di Mataram bisa kembali ke kampung halaman mereka setelah terusir dari kampungnya. “SBY tidak menegur Gubernur NTB, DR TGB H. Moh Zainul karena gagal melindungi warganya,” katanya.

SHINTA MAHARANI


Topik Terhangat:
Penembakan Tito Kei |
Tarif Baru KRL | Kisruh Kartu Jakarta Sehat | PKS Vs KPK | Ahmad Fathanah

Berita Terpopuler:
Tito Kei Tewas, John Kei Sedih tapi Tak Menangis

Pendukung John Kei Sempat 'Serbu' Rutan Salemba

Wakil Menteri Pendidikan Wiendu Diduga Korupsi

9 Skenario Kiamat Versi Ilmuwan

Begini Perubahan Lalu Lintas di Tanah Abang

Berita terkait

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

31 hari lalu

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

Bupati Nikson Nababan berhasil membangun kerukunan dan persatuan antarumat beragama. Menjadi percontohan toleransi.

Baca Selengkapnya

Harta Kekayaan Megawati, SBY, dan Jokowi Saat Akhir Menjabat Presiden RI, Siapa Paling Tajir?

33 hari lalu

Harta Kekayaan Megawati, SBY, dan Jokowi Saat Akhir Menjabat Presiden RI, Siapa Paling Tajir?

Harta kekayaan Jokowi Rp 95,8 miliar selama menjabat. Bandingkan dengan harta kekayaan presiden sebelumnya, Megawati dan SBY. Ini paling tajir.

Baca Selengkapnya

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

47 hari lalu

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

Isu tersebut dinggap penting diangkat di sidang Dewan HAM PBB untuk mengatasi segala bentuk intoleransi dan prasangka beragama di dunia.

Baca Selengkapnya

Pendukung Bersorak Setiap Prabowo Sebut Nama Titiek Soeharto, Ini Profil Anak Keempat Presiden RI ke-2

18 Februari 2024

Pendukung Bersorak Setiap Prabowo Sebut Nama Titiek Soeharto, Ini Profil Anak Keempat Presiden RI ke-2

Setiap kali Prabowo menyebut nama Titiek Soeharto, pendukungnya bersorak. Berikut profil pemilik nama Siti Hediato Hariyadi.

Baca Selengkapnya

Masa-masa Akhir Jabatan Presiden RI dari Sukarno hingga Jokowi, Beberapa Berakhir Tragis

13 Februari 2024

Masa-masa Akhir Jabatan Presiden RI dari Sukarno hingga Jokowi, Beberapa Berakhir Tragis

Tujuh Presiden RI miliki cerita pada akhir masa jabatannya. Sukarno, Soeharto, BJ Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY, dan Jokowi punya takdirnya.

Baca Selengkapnya

Sejak Kapan Megawati Menjadi Ketua Umum PDIP?

11 Januari 2024

Sejak Kapan Megawati Menjadi Ketua Umum PDIP?

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bisa disebut sebagai ketua umum partai terlama di negeri ini. Sejak kapan?

Baca Selengkapnya

Mengenang Gus Dur: Berikut Profil, Pemikiran, hingga Prosesi Pemakamannya

1 Januari 2024

Mengenang Gus Dur: Berikut Profil, Pemikiran, hingga Prosesi Pemakamannya

Genap 14 tahun kepergian Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Berikut kilas balik profil dan perjalanannya sebagai ulama dan presiden ke-4 RI.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

16 November 2023

Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

Setiap 16 November diperingati sebagai Hari Toleransi Internasional.

Baca Selengkapnya

Catatan 10 Tahun Terakhir Pertemuan Jokowi - SBY, Terakhir di Istana Bogor

5 Oktober 2023

Catatan 10 Tahun Terakhir Pertemuan Jokowi - SBY, Terakhir di Istana Bogor

Pada 2 Oktober 2023, Presiden Jokowi bertemu Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ini catatan pertemuan mereka.

Baca Selengkapnya

Megawati Haqul Yakin Ganjar Jadi Presiden RI ke-8, Jokowi: Habis Dilantik Besoknya Langsung...

2 Oktober 2023

Megawati Haqul Yakin Ganjar Jadi Presiden RI ke-8, Jokowi: Habis Dilantik Besoknya Langsung...

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Jokowi meyakini Ganjar Pranowo menang Pemilu 2024 dan menjadi Presiden RI ke-8.

Baca Selengkapnya