Tokoh Lintas Agama Ajak Masyarakat Tak Golput di Pemilu 2024

Reporter

Bagus Pribadi

Editor

Amirullah

Senin, 5 Februari 2024 17:59 WIB

Forum Peduli Indonesia Damai yang terdiri dari Waketum MUI Kyai Marsudi Suhud, Ketum Permabudhi Prof Philip Wijaya, Keuskupan Agung Jakarta Romo Kardinal Ignatius Suharyo, Ketum Matakin Xueshi Budi Tanuwibowo, Ketum PDHI Mayjen Wisnu Bawa Tenaya, Ketum PGI Pdt Gomar Gultom, dan Pimpinan Spiritual Nusantara Sri Eko Galgendu saat menyerukan Indonesia Damai dalam Pemilu 2024 di Grha Oikoumene, Jakarta Pusat, Senin, 5 Februari 2024. TEMPO/Bagus Pribadi

TEMPO.CO, Jakarta - Tokoh lintas agama menyerukan agar masyarakat Indonesia tidak melakukan golput atau golongan putih dalam Pemilu 2024.

“Dari perspektif gereja, ikut memilih itu bukan soal kewajiban konstitusional, tetapi juga panggilan iman untuk memilih yang terbaik dari yang terbaik,” kata Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia, Pendeta Gomar Gultom di Grha Oikoumene, Jakarta Pusat, Senin, 5 Februari 2024.

Ia merujuk Alkitab perihal penganjuran memilih pemimpin yang taat kepada Tuhan dan dapat dipercaya bagi masyarakat. “Benci kepada suap, dan ini juga panggilan umat sehingga golput tidak pilihan iman kita,” ujarnya.

Sementara, Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia, Xueshi Budi Tanuwibowo menuturkan, Agama Konghucu sejak lima ribu tahun lalu sudah mengajarkan untuk memilih pemimpin yang baik. Sehingga menurut dia, setiap umat, setiap warga wajib mengeluarkan suaranya secara bebas dan merdeka. “Mengabaikan semua bisikan dan rayuan, melainkan benar-benar harus keluar dari hati nurani. Karena suara hati nurani itulah yang sama dengan suara Tuhan,” katanya.

Untuk memilih pemimpin, kata Budi, ada kriteria seperti pemimpin yang merasa takut kalau berbuat penyimpangan dan taat menjalankan hal-hal baik. “Pemimpin yang mencintai tanah air dan bangsanya seperti orangtua mencintai anaknya, tidak ada transaksi,” ujarnya.

Advertising
Advertising

Budi mengatakan, pemimpin juga bisa dilihat dari pemahaman sejarah, budaya, dan adat istiadat guna belajar dari kesalahan masa lalu. Kemudian, katanya, pemimpin itu harus memberi teladan agar rakyat mau belajar setiap saat karena yang dihadapi selalu baru.

“Jika kita tak mau mengikuti kita akan ketinggalan. Pemimpin itu harus mempunyai kecekatan, kesigapan karena dunia itu selalu berubah,” katanya.

Sebelumnya, Forum Peduli Indonesia Damai yang terdiri dari delapan tokoh lintas agama menyerukan pemilu damai dalam memilih presiden dan wakil presiden. Seruan itu ditujukan terhadap KPU, Bawaslu, aparatur negara lainnya hingga partai politik untuk menjalankan kewajiban sesuai aturan yang berlaku.

Pilihan Editor: Kritik Presiden Jokowi, Puluhan Guru Besar UMS Serukan Maklumat Kebangsaan dengan 8 Tuntutan

Berita terkait

Hadir di Rakornas PAN, Prabowo Sindir Partai yang Minta Mahar tapi Tak Setia

1 jam lalu

Hadir di Rakornas PAN, Prabowo Sindir Partai yang Minta Mahar tapi Tak Setia

Prabowo memuji kesetiaan PAN mendukungnya sejak Pilpres 2014.

Baca Selengkapnya

DKPP akan Bangun Kantor Perwakilan di Daerah, Apa Alasannya?

9 jam lalu

DKPP akan Bangun Kantor Perwakilan di Daerah, Apa Alasannya?

DKPP akan membangun kantor perwakilan di Papua, Kalimantan Tengah, Sumatera, dan Jawa.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Sebut Pernyataan Oposisi Ganjar Berpotensi Jadi Arah PDIP, Ini Alasannya

11 jam lalu

Peneliti BRIN Sebut Pernyataan Oposisi Ganjar Berpotensi Jadi Arah PDIP, Ini Alasannya

Deklarasi Ganjar menjadi oposisi di pemerintahan Prabowo bisa jadi merupakan penegasan arah politik PDIP.

Baca Selengkapnya

KPU: Anggota DPR, DPRD dan DPD Terpilih Harus Mundur Jika Maju Pilkada 2024

15 jam lalu

KPU: Anggota DPR, DPRD dan DPD Terpilih Harus Mundur Jika Maju Pilkada 2024

KPU menjelaskan mengenai ketentuan anggota dewan yang ingin ikut pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Hakim MK Soroti Sirekap Menjelang Pilkada, Perludem: Kalau Tak Disiapkan, Masalah di Pemilu Bisa Terulang

18 jam lalu

Hakim MK Soroti Sirekap Menjelang Pilkada, Perludem: Kalau Tak Disiapkan, Masalah di Pemilu Bisa Terulang

Perludem menanggapi soal hakim MK Arief Hidayat yang mewanti-wanti KPU soal permasalahan Sirekap menjelang pilkada serentak 2024.

Baca Selengkapnya

Hakim MK Soroti Potensi Masalah Sirekap di Pilkada, Ini Sederet Polekmiknya

22 jam lalu

Hakim MK Soroti Potensi Masalah Sirekap di Pilkada, Ini Sederet Polekmiknya

Hakim MK Arief Hidayat mewanti-wanti KPU soal permasalahan Sirekap di pilkada 2024. Arief mencontohkan Sirekap juga sempat menjadi polemik dalam sengketa pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

MK Bacakan Putusan Dismissal Sengketa Pileg pada 21-22 Mei

1 hari lalu

MK Bacakan Putusan Dismissal Sengketa Pileg pada 21-22 Mei

MK akan memberi tahu kelengkapan tambahan yang dibutuhkan dari pemohon jika perkara mereka lanjut ke pembuktian berikutnya setelah dismissal.

Baca Selengkapnya

Ketua MK Kritik Dokumen KPU Kurang Rapi di Sidang Sengketa Pileg 2024

1 hari lalu

Ketua MK Kritik Dokumen KPU Kurang Rapi di Sidang Sengketa Pileg 2024

Ketua MK itu berujar para kuasa hukum KPU juga harus memperhatikan aspek estetika dokumen, selain soal substansi.

Baca Selengkapnya

Mahfud Md: Pilpres 2024 Secara Hukum Sudah Selesai, tapi Secara Politik Belum

1 hari lalu

Mahfud Md: Pilpres 2024 Secara Hukum Sudah Selesai, tapi Secara Politik Belum

Mahfud Md mengatakan Pilpres 2024 secara hukum konstitusi sudah selesai, tapi secara politik belum karena masih banyak yang bisa dilakukan.

Baca Selengkapnya

Hakim MK Beri Catatan Soal Sirekap Menjelang Pilkada Serentak: Memang Tidak Bisa Digunakan

1 hari lalu

Hakim MK Beri Catatan Soal Sirekap Menjelang Pilkada Serentak: Memang Tidak Bisa Digunakan

Hakim MK kembali menyinggung soal Sirekap yang digunakan dalam Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya