Aksi Keprihatinan di Kampus ITS, Dua Mantan Rektor Melihat Rusaknya Etika Berdemokrasi

Reporter

Tempo.co

Senin, 5 Februari 2024 14:43 WIB

Mantan Rektor ITS Priyo Suprobo (kanan) saat menyampaikan orasi keprihatinan untuk negeri bersama para dosen dan mahasiswa di Plasa dr Angka kompleks kampus ITS, Sukolilo, Surabaya, 5 Februari 2024. TEMPO/Kukuh S. Wibowo

TEMPO.CO, Surabaya - Sekitar 80 orang guru besar, dosen, tenaga akademik, mahasiswa dan alumni yang tergabung dalam Keluarga Besar ITS Peduli Negeri menyelenggarakan aksi keprihatinan atas perkembangan situasi politik menjelang pelaksanaan Pemilu 2024, Senin, 5 Februari 2024.

Aksi yang digelar di Plasa Dr Angka Nitisastro, kompleks kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Sukolilo, Surabaya itu dihadiri para profesor, doktor, mahasiswa lintas departemen dan alumni. Mantan Rektor ITS Priyo Suprobo dan Joni Hermana turut dalam kegiatan tersebut.

Dalam pernyataan sikap yang dibacakan oleh koordinator Keluarga Besar ITS Peduli Negeri, Harus Laksana Guntur, mereka prihatin atas perkembangan kondisi belakangan ini yang diwarnai oleh berbagai dinamika dan potensi polarisasi.

Sebagai akademikus, kata Harus, para dosen selalu mengedepankan semangat persatuan bangsa dan menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi. Mereka meyakini bahwa Presiden Republik Indonesia adalah pemimpin negara sekaligus saudara sebangsa yang mengemban amanah rakyat.

“Sehingga kami berharap Presiden agar tetap konsisten pada koridor demokrasi dan semangat reformasi. Hal ini penting untuk menjaga stabilitas nasional dan menghindari polarisasi bangsa di masa yang akan datang,” kata Harus yang juga guru besar di Departemen Teknik Mesin ITS.

Menurut Harus para dosen dan mahasiswa mengikuti pemberitaan bahwa Presiden Jokowi cenderung berpihak pada pasangan calon tertentu. Kendati keberpihakan itu tidak dinyatakan secara tegas, namun masyarakat tahu kecenderungan ketidaknetralan tersebut.

"Kami akan menyerahkan poin-poin tuntutan pernyataan sikap ini kepada Bapak Rektor ITS Mochammad Ashari agar diteruskan kepada Presiden Jokowi,” tutur Harus.

Dalam orasinya, Priyo Suprobo mengatakan bahwa ia dan teman-temannya mencermati dalam dua minggu terakhir ini ramai pemberitaan soal rusaknya etika berdemokrasi, etika penyelenggaraan kenegaraan dan etika dalam kehidupan kebangsaan.

Merespons keadaan yang memprihatinkan itu, civitas akademika ITS ingin menyuarakan pemikiran lewat jalur yang benar, yakni melalui rektor agar diteruskan kepada pemerintah. “Kami tidak membuat onar, namun hanya mengingatkan sebagai sesama anak bangsa,” kata Priyo.

Priyo menegaskan bahwa peserta yang mengikuti aksi keprihatinan itu bukan dari kelompok partisan. Hal itu ditunjukkan bahwa semuanya mengenakan baju berwarna putih. “Kami tidak ada kaitannya dengan organisasi mana pun, apalagi organisasi politik,” kata Rektor periode 2007-2011 itu.

Adapun Joni Hermana mengatakan bahwa aksi itu terinspirasi oleh Dr Angka Nitisastro selaku salah seorang pendiri sekaligus rektor pertama ITS dengan semangat kepahlawanan arek-arek Suroboyo. Hal tersebut merupakan amanah yang luar biasa yang harus dipertahankan oleh generasi selanjutnya.

“Adanya kepedulian dari teman-teman ini harus didukung, karena bagian dari menjalankan amanah tersebut. Tentunya dengan cara-cara yang baik dan terhormat,” kata Joni.

Menurut Rektor periode 2015-2019 itu, persatuan dan kesatuan bangsa wajib dijunjung tinggi karena pengorbanan pahlawan dalam memerdekakan Indonesia tidak kecil. Sehingga keberlanjutan bangsa Indonesia harus menjadi prioritas dibandingkan prioritas-prioritas lainnya.

"Dan keberlanjutan bangsa yang bersatu itu dimulai dari proses pemilu yang baik, jujur, adil, tanpa adanya tekanan karena ini semua merupakan pembelajaran bagi generasi muda kita,” ujar Joni.

Pilihan Editor: Kampus Bergerak, Sivitas Akademika UIN Sunan Kalijaga Kritik Jokowi soal Kekuasaan dan Etika








Berita terkait

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

6 jam lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

7 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

7 jam lalu

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.

Baca Selengkapnya

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

8 jam lalu

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin belum mengetahui di bidang apa Grace Natalie dan Juri Ardiantoro akan ditugaskan.

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

9 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

10 jam lalu

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, untuk mengkritik PDIP yang tidak mengundang Jokowi di Rakernas

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

14 jam lalu

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

Presiden Jokowi sampai memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag 36/2023.

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

15 jam lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

16 jam lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sampai Pimpin Rapat Revisi Ketiga Permendag 36/2023, Ada Apa?

16 jam lalu

Jokowi Sampai Pimpin Rapat Revisi Ketiga Permendag 36/2023, Ada Apa?

Presiden Jokowi memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Permendag 36/2023tentang larangan pembatasan barang impor.

Baca Selengkapnya