Mengenang Gus Dur: Berikut Profil, Pemikiran, hingga Prosesi Pemakamannya

Senin, 1 Januari 2024 08:15 WIB

Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. dok. TEMPO

TEMPO.CO, Jakarta - Abdurrahman Wahid atau Gus Dur meninggal 14 tahun lalu, tepatnya pada 30 Desember 2009.

Gus Dur merupakan salah satu tokoh Tanah Air, ia bukan saja tokoh agama namun juga budayawan dan Presiden RI ke-4. Sepak terjangnya toleransi beragama banyak memberikan inspirasi kepada banyak orang. Berikut kilas balik profil dan perjalanannya semasa hidup.


Profil Gus Dur

Abdurrahman Wahid lahir di Jombang, pada 7 September 1940. Ia merupakan cucu dari seorang pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asy'ari. Ayahnya adalah KH A Wahid Hasyim yang pernah menjabat sebagai ketua Tanfidziyah NU ke-5. Tak hanya itu, ayahnya juga pernah menjabat sebagai menteri agama pada masa pemerintahan presiden Soekarno. Sementara itu, ibunya Hj. Sholehah merupakan putri dari seorang pendiri Pondok Pesantren Denanyar Jombang.

Pada awalnya ia lahir dan diberi nama Abdurrahman Addakhil, “Addakhil” sendiri memiliki arti “Sang Penakluk”. Karena nama Addakhil ini tidak cukup dikenal, maka digantilah kata itu dengan “Wahid” untuk kemudian ia lebih dikenal dengan panggilan Gus Dur.

Advertising
Advertising

Sebagai putra pertama dari enam bersaudara, Gus Dur banyak menimba ilmu dari pesantren di Indonesia dan pendidikan tinggi di beberapa negara seperti Mesir, Irak, dan Belanda. Meskipun demikian, menariknya Gus Dur tidak memiliki ijazah pendidikan formal dari perguruan tinggi manapun. Namun, Gus Dur berhasil membawa banyak gagasan asing ke dalam konteks Keindonesiaan.

Gus Dur banyak membawa berbagai jenis buku dari Arab dan Eropa ke Indonesia. Buku-buku inilah yang kemudian banyak menginspirasi bagi kalangan intelektual di sekitar dekade 1980 hingga 1990. Sepulangnya ke Indonesia, Gus Dur banyak membuat tulisan di berbagai surat kabar seperti Kompas, Tempo, dan majalah Prisma terbitan LP3ES, dan masih banyak lagi.

Di sisi lain, sejak tahun 1980-an, Gus Dur mulai masuk ke dalam dunia politik. Pada tahun 1984, Gus Dur bahkan terpilih menjadi ketua PBNU dalam muktamar yang dilaksanakan di Situbondo. Sejak saat itu, ia semakin aktif lagi dalam bidang politik. Salah satu aktivitas aktif yang dilakukan Gus Dur adalah mengkritik pemerintahan Soeharto yang menurutnya terlalu otoriter.

Pada Juli 1998, Gus Dur melakukan pembentukan partai politik yang disebut Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Pembentukan partai politik ini mulanya dilakukan agar warga NU bisa menyampaikan aspirasi politiknya.

Kemudian pada 7 Februari 1999, PKB secara resmi menyatakan Gus Dur sebagai kandidat presidennya. Pada saat pemilu April 1999, PKB hanya meraih 12 persen suara, sementara PDIP memenangkan 33 persen suara. Meskipun kalah suara dari PDIP, Gus Dur berhasil terpilih sebagai Presiden RI ke-4 akibat suasana politik yang memanas pada saat itu.

Sebagai presiden, Gus Dur hanya memiliki masa kepemimpinan selama 21 bulan. Namun, dalam rentang waktu yang singkat itu, berbagai gebrakan telah banyak dilakukan oleh Gus Dur. Dalam rangka penghapusan diskriminasi, kala itu Gus Dur mencabut larangan perayaan Imlek yang berlaku selama hampir 30 tahun pada masa Orde Baru.

Selain itu, Konghucu juga diakui sebagai agama resmi pada masa kepemimpinannya. Gus Dur juga kembali mengubah nama Papua yang selama Orde Baru disebut “Irian Jaya”. Tak hanya itu, bendera bintang kejora juga diperbolehkan dengan catatan tidak lebih tinggi dari bendera Merah Putih.

Gus Dur menderita gangguan penglihatan sehingga sering kali surat dan buku yang harus dibaca atau ditulisnya harus dilakukan oleh orang lain. Ia juga beberapa kali mengalami serangan stroke, diabetes, dan gangguan ginjal. Dikarenakan berbagai komplikasi penyakit yang dideritanya, Gus Dur akhirnya wafat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada 30 Desember 2009. Ia dimakamkan di komplek Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang. Makamnya hingga kini kerap dikunjungi para peziarah.


SHARISYA KUSUMA RAHMANDA I MOHAMMAD HATTA MUARABAGJA I DELFI ANA HARAHAP

Pilihan Editor: Terbentuknya Jaringan Gusdurian, Merawat Perjuangan dan Pemikiran Gus Dur

Berita terkait

Dukung Satika Simamora, Paltak Siburian: Ini Saatnya Taput Dipimpin Seorang Ibu

10 jam lalu

Dukung Satika Simamora, Paltak Siburian: Ini Saatnya Taput Dipimpin Seorang Ibu

Paltak memastikan mayoritas masyarakat Taput mencintai Satika Simamora

Baca Selengkapnya

Puan Maharani Disebut akan Hadiri Kampanye Akbar Andika Perkasa-Hendrar Prihadi

12 jam lalu

Puan Maharani Disebut akan Hadiri Kampanye Akbar Andika Perkasa-Hendrar Prihadi

Dhito juga buka suara soal keterlibatan Puan Maharani dan Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Umum PDIP dalam memenangkan Andika-Hendrar.

Baca Selengkapnya

Kata Hasto PDIP Soal Risma-Gus Hans setelah Debat Kedua Pilgub Jatim

15 jam lalu

Kata Hasto PDIP Soal Risma-Gus Hans setelah Debat Kedua Pilgub Jatim

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yakin, dengan prestasi Risma, paslon Risma-Gus Hans akan membawa kemenangan bagi Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

'Jagoan' PDIP di Pilgub Jakarta dan Jateng Unggul Versi Survei Litbang Kompas

18 jam lalu

'Jagoan' PDIP di Pilgub Jakarta dan Jateng Unggul Versi Survei Litbang Kompas

Survei Litbang Kompas menunjukkan elektabilitas Andika-Hendi dan Pramono-Rano unggul atas rivalnya di Pilkada Jakarta dan Jateng.

Baca Selengkapnya

PBNU Sarankan GP Ansor Urungkan Niat Laporkan Suswono ke Polisi

1 hari lalu

PBNU Sarankan GP Ansor Urungkan Niat Laporkan Suswono ke Polisi

Menurut Ketua PBNU, permintaan maaf dari Suswono cukup menyelesaikan permasalahan atas pernyataan janda kaya yang dinilai merendahkan agama Islam.

Baca Selengkapnya

Hasto: Megawati Berpesan Kader PDIP Jangan Terlena Zona Nyaman

1 hari lalu

Hasto: Megawati Berpesan Kader PDIP Jangan Terlena Zona Nyaman

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan Megawati berpesan agar kader partai jangan terlena zona nyaman.

Baca Selengkapnya

Serius Santai ala Mega

1 hari lalu

Serius Santai ala Mega

Megawati Soekarnoputri menyampaikan pesan penting untuk generasi muda dengan cara yang berbeda. Santai, sesekali berseloroh, namun memuat hakikat kehidupan berbangsa dan bernegara.

Baca Selengkapnya

Soal Pertemuan Ridwan Kamil dengan Jokowi, Hasto PDIP: Mentalitas Kalah

2 hari lalu

Soal Pertemuan Ridwan Kamil dengan Jokowi, Hasto PDIP: Mentalitas Kalah

Calon Gubernur Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil menemui Presiden ke-7 Jokowi di Solo, Jawa Tengah pada Jumat, 1 November lalu.

Baca Selengkapnya

Strategi PDIP Cegah Intimidasi di Pilkada: Rekam-Simpan-Laporkan- Viralkan

2 hari lalu

Strategi PDIP Cegah Intimidasi di Pilkada: Rekam-Simpan-Laporkan- Viralkan

Dalam masa kampanye Pilpres 2024, sejumlah simpatisan PDIP Gunungkidul sempat viral karena mengaku dianiaya pasukan pengawal Jokowi.

Baca Selengkapnya

Pramono Anung Disambut 5.000 Orang saat Deklarasi Fathers Inisiatif Bendahara Umum PDIP Olly Dondokambey

3 hari lalu

Pramono Anung Disambut 5.000 Orang saat Deklarasi Fathers Inisiatif Bendahara Umum PDIP Olly Dondokambey

Sebanyak 5.000 orang hadir dalam deklarasi Fathers yang digagas Bendahara Umum PDIP, Olly Dondokambey. Pramono Anung berkomitmen mewujudkan Jakarta berkeadilan dan setara untuk semua.

Baca Selengkapnya