Usai Demokrat Cabut Dukungan, NasDem Sebut KPP Tak Akan Ganti Nama Koalisi

Reporter

Tika Ayu

Rabu, 6 September 2023 20:12 WIB

Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali memberikan keterangan pers terkait acara Apel Siaga Perubahan (ASP) Partai Nasdem di Nasdem Tower, Jakarta, Rabu, 12 Juli 2023. Partai Nasdem akan menggelar Apel Siaga Perubahan di Stadion Gelora Bung Karno pada Minggu, 16 Juli 2023, yang akan diikuti sebanyak 100 ribu lebih kader. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali mengatakan bahwa Koalisi Perubahan untuk Persatuan tidak akan mengubah namanya koalisi. Meski Demokrat mencabut dukungan dan Partai Kebangkitan Bangsa bergabung dengan KPP.

"Koalisi perubahan itulah nama koalisi yang sudah ditetapkan karena kata perubahan itu satu keniscayaan," katanya saat ditemui usai silahturahmi dan konsolidasi mitra parpol KPP, di DPP NasDem, Rabu, 6 September 2023.

Kemudian kata Ali, karena konsep koalisi perubahan dimana perubahan merupakan suatu keniscayaan maka tak ada yang berhak mengklaim nama perubahan itu sendiri.

"Ketika ada orang yang mengklaim bahwa itu punya atau milik mereka rasanya nggak pas karena saat partai ini dilahirkan sudah membawa tagline perubahan," kata dia.

Dan Nasdem sendiri kata Ali, memang sejak awal didirikan telah menganut gagasan perubahan. "Narasi perubahan itu adalah narasi memang dibawa partai Nasdem ketika pertama kali Nasdem didirikan," katanya.

Advertising
Advertising

Sebelumnya, Koalisi Perubahan yang terdiri Partai NasDem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) resmi dibentuk di Sekretariat Perubahan, Jakarta Selatan, Jumat 24 Maret 2023. Ketiga partai telah menandatangani piagam koalisi dan mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024.

Koordinator dari Tim Anies Baswedan, Sudirman Said mengatakan usai koalisi terbentuk, maka safari politik Anies Baswedan akan melibatkan ketiga partai. Sebelumnya, hanya Partai NasDem yang mendampingi Anies menjalankan safari politiknya ke berbagai daerah.

“Tentu saja setelah ini akan berjalan terus. Kalau dulu di awal-awal selalu yang menyelenggarakan Partai NasDem karena mendeklarasikan terlebih dulu,” kata Sudirman di Sekretariat Koalisi Perubahan, Jumat, 24 Maret 2023.

Demokrat Hengkang dari KPP

Namun seiring proses kerja sama politik, Partai Demokrat menarik dukungan dari KPP. Alasannya, Demokrat merasa dipaksa menerima keputusan sepihak NasDem dalam penetuan bacawapres KPP. Saat Partai Demokrat hengkang di saat yang sama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) masuk di KPP. PKB menjalani kerjasama politik dengan KPP setelah Ketua Umum PKB dipilih NasDem sebagai bacawapres Anies Baswedan.

Pilihan Editor: NasDem Yakini PKS Tidak Akan Cabut Dukungan ke Anies-Cak Imin

Berita terkait

Demokrat Jadi Bagian Koalisi Pemerintah, AHY Minta Anggota DPRD dari Partainya Jaga Sikap Kritis

16 jam lalu

Demokrat Jadi Bagian Koalisi Pemerintah, AHY Minta Anggota DPRD dari Partainya Jaga Sikap Kritis

AHY menuturkan menyuarakan aspirasi rakyat sejalan dengan imbauan Presiden Prabowo bahwa kepentingan rakyat di atas segalanya.

Baca Selengkapnya

AHY Kenalkan Menteri PU Dody Hanggodo sebagai Kader Demokrat

1 hari lalu

AHY Kenalkan Menteri PU Dody Hanggodo sebagai Kader Demokrat

AHY memperkenalkan Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo sebagai kader baru Demokrat.

Baca Selengkapnya

Suswono Komentari 7 Politisi KIM Plus yang Dukung Pramono Anung, Bestari NasDem: Konsentrasi Jadi Cawagub Saja

4 hari lalu

Suswono Komentari 7 Politisi KIM Plus yang Dukung Pramono Anung, Bestari NasDem: Konsentrasi Jadi Cawagub Saja

Tujuh politikus dari KIM Plus menyatakan mendukung Pramono Anung-Rano di Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

Surya Paloh Terkejut dengan Kasus Tom Lembong: Mudah-mudahan Tak Ada Politisasi

4 hari lalu

Surya Paloh Terkejut dengan Kasus Tom Lembong: Mudah-mudahan Tak Ada Politisasi

Surya Paloh mengatakan penetapan Menteri Perdagangan 2015-2015, Tom Lembong, sebagai tersangka kasus impor gula amat memprihatinkan.

Baca Selengkapnya

Ketika Gus Ipul Bilang bahwa Suasana Rapat Perdana dengan Cak Imin Nyaman dan Tidak Kaku

5 hari lalu

Ketika Gus Ipul Bilang bahwa Suasana Rapat Perdana dengan Cak Imin Nyaman dan Tidak Kaku

Hubungan Gus Ipul dan Cak Imin sempat memanas imbas 'perseteruan' PBNU dan PKB.

Baca Selengkapnya

Dulu Seteru, Cak Imin dan Gus Ipul Rapat Bersama Bahas Penyiapan Program Kerja

5 hari lalu

Dulu Seteru, Cak Imin dan Gus Ipul Rapat Bersama Bahas Penyiapan Program Kerja

Cak Imin dan Gus Ipulsiap bekerja sama dalam pemerintahan Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

Bestari Barus NasDem Sebut Ridwan Kamil Tertutup, Buka Peluang Dukung Pramono?

6 hari lalu

Bestari Barus NasDem Sebut Ridwan Kamil Tertutup, Buka Peluang Dukung Pramono?

Bestari menyatakan hingga saat ini dirinya belum mengumumkan secara terbuka arah dukungan di pilkada Jakarta, untuk Ridwan Kamil atau Pramono.

Baca Selengkapnya

Kejagung Bakal Panggil Ayah Ronald Rannur Terkait Aliran Dana ke Zarof Ricar

7 hari lalu

Kejagung Bakal Panggil Ayah Ronald Rannur Terkait Aliran Dana ke Zarof Ricar

Kejaksaan Agung buka peluang panggil Edward Tannur terkait aliran dana tersangka suap eks pejabat MA, Zarof Ricar.

Baca Selengkapnya

Politikus NasDem Ingatkan DPR Prioritaskan RUU dalam Prolegnas

8 hari lalu

Politikus NasDem Ingatkan DPR Prioritaskan RUU dalam Prolegnas

DPR 2024-2029 diminta mematuhi RUU yang telah ditetapkan dalam Prolegnas.

Baca Selengkapnya

Reaksi Nasdem atas Pernyataan Bahlil Soal Tukar Kursi Ketua MPR dengan Jatah Menteri

11 hari lalu

Reaksi Nasdem atas Pernyataan Bahlil Soal Tukar Kursi Ketua MPR dengan Jatah Menteri

Nasdem menyatakan pernyataan Bahlil bisa mengusik kekompakan koalisi pendukung pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya