Komnas HAM Beberkan Modus Baru Perdagangan Orang di NTT

Reporter

M Rosseno Aji

Editor

Amirullah

Sabtu, 3 Juni 2023 09:11 WIB

Sejumlah WNI korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) berjalan menuju bus setibanya dari Filipina di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat, 26 Februari 2023. Karo Penmas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan menyebutkan sebanyak 240 WNI korban TPPO dengan sindikat penipuan daring di Filipina mulai dipulangkan secara bertahap mulai Kamis (25/5/2023). ANTARA FOTO/Fauzan

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia menemukan adanya modus baru dalam Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Nusa Tenggara Timur. Modus baru tersebut dilakukan dengan cara memanipulasi tujuan perpindahan si korban.

“Ada modifikasi tujuan perpindahan,” kata Komisioner Komnas HAM Anis Hidayah ketika dihubungi, Jumat, 2 Juni 2023.

Anis mengatakan modus baru tersebut ditemukan ketika tim pemantauan Komnas HAM melakukan pemantauan selama akhir Mei 2023. Dalam pemantauan itu, kata dia, timnya menemukan bahwa modus tersebut baru berkembangan 5 tahun belakangan.

Menurut Anis, manipulasi tersebut dilakukan setelah Satuan Tugas TPPO mulai rajin melakukan pengawasan di pintu-pintu keluar wilayah NTT, seperti bandara. Karena NTT masuk daftar merah kasus TPPO, Satgas akan menanyakan tujuan penduduk ketika akan berpergian.

Menurut Anis, untuk mengelabui petugas itulah para perekrut sengaja mengirimkan korbannya ke kota-kota besar di Indonesia terlebih dahulu sebagai tempat transit. Daftar kota yang ditemukan Komnas HAM di antaranya Jakarta, Nunukan, dan Surabaya. Alasan berpergian dibuat bermacam-macam, mulai dari ziarah keluarga, menghadiri wisuda anak, hingga menghadiri acara pernikahan.

Advertising
Advertising

Di kota-kota itulah kemudian perekrut mengurus dokumen kependudukan dan perjalanan si korban. Dari kota transit itu, barulah si korban dikirimkan menuju negara tujuan. “Sindikat memang selalu punya cara untuk mengelabui aparat,” kata dia.

Terheran-heran

Komisioner Komnas HAM Hari Setiawan mengatakan manipulasi data kependudukan menjadi satu temuan yang membuat lembaganya terheran-heran. Sebab, Komnas HAM menemukan bahwa para korban TPPO yang berasal dari NTT, justru memiliki KTP dari berbagai macam daerah, seperti Blitar hingga Bekasi.

Temuan inilah yang membuat Komnas HAM mencurigai bahwa ada kongkalikong antara petugas dengan perusahaan perekrut korban TPPO. Dia mengatakan untuk menyelesaikan masalah ini butuh kerja sama lintas kementerian. “Kami duga ada oknum yang melakukan ini,” ujar dia.

Kasus TPPO di NTT mendapatkan sorotan setelah Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan menyatakan bahwa TPPO di NTT masuk kondisi darurat. Mahfud mengatakan pemerintah telah menganggap kasus TPPO dalam kondisi darurat. Dia mengatakan pemerintah telah mempersiapkan rencana jangka pendek dan jangka panjang untuk mengatasi permasalahan perdagangan orang ini. “Sangat darurat,” kata Mahfud, Kamis kemarin.

Mahfud berkata dalam rapat kabinet, Presiden Jokowi sudah memerintahkan untuk mempersiapkan rencana jangka pendek dan menengah untuk menangani kasus TPPO. Rencana jangka pendek, kata Mahfud, adalah Presiden memerintahkan untuk pelaku TPPO segera ditangkap. Sementara langkah jangka menengah yakni perombakan struktur Satgas TPPO.

Pilihan Editor: JK Ungkap Deklarasi Anies Baswedan oleh Demokrat Sudah Direncanakan SBY Sejak Bulan Lalu

Berita terkait

Beda Sikap Soal Wacana Penambahan Jumlah Kementerian di Kabinet Prabowo

2 jam lalu

Beda Sikap Soal Wacana Penambahan Jumlah Kementerian di Kabinet Prabowo

Wacana penambahan jumlah kementerian di kabinet Prabowo perlu kajian ilmiah.

Baca Selengkapnya

BMKG Ingatkan Masyarakat NTT Potensi Kebakaran Lahan Akibat Angin Kencang Kering

3 jam lalu

BMKG Ingatkan Masyarakat NTT Potensi Kebakaran Lahan Akibat Angin Kencang Kering

BMKG ingatkan masyarakat NTT soal potensi kebakaran lahan akibat angin kencang yang bersifat kering hingga 13 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Mahfud Md: Pilpres 2024 Secara Hukum Sudah Selesai, tapi Secara Politik Belum

7 jam lalu

Mahfud Md: Pilpres 2024 Secara Hukum Sudah Selesai, tapi Secara Politik Belum

Mahfud Md mengatakan Pilpres 2024 secara hukum konstitusi sudah selesai, tapi secara politik belum karena masih banyak yang bisa dilakukan.

Baca Selengkapnya

Mahfud Md: Makin Banyak Menteri, Indikasi Banyak Kolusi dan Sumber Korupsi

9 jam lalu

Mahfud Md: Makin Banyak Menteri, Indikasi Banyak Kolusi dan Sumber Korupsi

Presiden terpilih Prabowo Subianto sendiri belakangan berencana akan menambah jumlah menteri di kabinetnya menjadi 40 pos.

Baca Selengkapnya

Mahfud Md: Pola Kecurangan Pemilu Sudah Berubah, Kini Kembali Melibatkan Negara

11 jam lalu

Mahfud Md: Pola Kecurangan Pemilu Sudah Berubah, Kini Kembali Melibatkan Negara

Mahfud Md menyebut curangan pemilu saat ini bentuknya mirip dengan pemilu yang belangsung era Orde Baru, karena pemenang telah ditentukan.

Baca Selengkapnya

Tekad Bulat Ganjar Pranowo Tak Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Beberapa Pernyataannya

1 hari lalu

Tekad Bulat Ganjar Pranowo Tak Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Beberapa Pernyataannya

Mantan capres Ganjar Pranowo berkali menyatakan tak akan bergabung dalam pemerintahan Presiden dan Wapres terpilih Prabowo -Gibran. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran, Bagaimana dengan Mahfud Md?

1 hari lalu

Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran, Bagaimana dengan Mahfud Md?

Ganjar menjadi oposisi guna menegakkan mekanisme check and balances terhadap kebijakan pemerintahan Prabowo-Gibran. Bagaimana dengan Mahfud Md?

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

5 hari lalu

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

Komnas HAM Papua berharap petugas keamanan tambahan benar-benar memahami kultur dan struktur sosial di masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya

Tambahan Pasukan ke Intan Jaya, Komnas HAM Papua Ingatkan Soal Ini

5 hari lalu

Tambahan Pasukan ke Intan Jaya, Komnas HAM Papua Ingatkan Soal Ini

Komnas HAM mengingatkan agar pasukan tambahan yang dikirimkan ke Intan Jaya sudah berpengalaman bertugas di Papua.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

6 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya