Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. K.H. Haedar Nashir memberi arahan pada kegiatanSosialisasi Restorasi Gambut.
TEMPO.CO, Solo - Agenda Sidang Pleno I Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah secara hybrid hari ini, Sabtu, 5 November 2022, dibuka secara resmi oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir.
Sidang pleno diikuti ecara daring oleh anggota dan peserta dari 208 lokasi. Sedangkan pusat pelaksanaan di Auditorium Djazman Al Kindi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Adapun sidang pleno Aisyiyah akan digelar pada Minggu, 6 November 2022. | Para peserta Sidang Pleno I adalah perwakilan tiap Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) dari seluruh Indonesia dan Organisasi Otonom (Ortom) tingkat pusat.
Haedar Nashir mengemukakan bahwa Muktamar ke-48 di Kota Solo adalah salah satu langkah strategis Muhammadiyah menyikapi berbagai persoalan terkini.
"Tentang program dan apa yang kita lakukan lima tahun mendatang adalah proyeksi apa yang telah dilakukan dalam periode sebelumnya sebagai kesatuan program jangka panjang Muhammadiyah," kata Haedar dalam pidato.
Dalam Muktamar ke-48 itu, Haedar melanjutkan, Muhammadiyah juga akan merumuskan Risalah Islam Berkemajuan yang merupakan pandangan Muhammadiyah tentang Islam sebagai pokok pikiran Muhammadiyah Abad Kedua. Tujuannya, pandangan Islam dapat dilaksanakan dan menjadi alam pikiran seluruh warga dan pimpinan Muhammadiyah.
"Diharapkan juga dapat menjadi fungsi yang terbaik Muhammadiyah bagi masyarakat luas, di mana Islam Berkemajuan bukan hanya buah pikiran tetapi menjadi orientasi berpikir. Mewujudkan berbagai langkah nyata bagi Muhammadiyah bagi umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta sebagai perspektif Wama arsalnaka illa rahmatan lil alamin," tutur Haedar Nashir memaparkan.
Aisyiyah juga mempersiapkan Risalah Perempuan Berkemajuan sebagai perspektif pandangan berbasis Islam tentang posisi dan peran perempuan di ranah perempuan.
"Risalah Perempuan Berkemajuan ini diharapkan akan menjadi rujukan umum perempuan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi perempuan. Yakni dengan spirit Islam yang melahirkan perempuan berkemajuan yang menebar rahmat bagi semesta," ucap dia.
Dalam Sidang Pleno I para peserta Muktamar diberi kesempatan untuk menanggapi materi-materi Muktamar. Haedar berharap dengan adanya Risalah Islam Berkemajuan ini, tidak hanya menjadi wacana tetapi menjadi wujud pemikiran yang membumi.
“Kita berharap risalah ini menjadi alam pikiran, tindakan, dan gerakan bagi warga dan pimpinan Persyarikatan Muhammadiyah,” ucap Haedar Nashir.