Catatan Akhir Tahun LBH Jakarta: Demokrasi Semakin Memburuk

Jumat, 18 Desember 2020 16:50 WIB

Ilustrasi pembungkaman kebebasan berpendapat. Shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - LBH Jakarta meluncurkan catatan akhir tahun 2020, yang diambil dari situasi hukum dan HAM di tengah Pandemi Covid-19, Jumat, 18 Agustus 2020. Dari catatan LBH Jakarta, kasus yang paling banyak muncul di 2020 adalah terkait hak sipil politik, yakni sebanyak 273 kasus. Hal ini menunjukkan demokrasi yang semakin terpuruk.

"Ini bicara mengenai fair trial, hak berpendapat dan berekspresi, termasuk hak atas privasi dan juga hak untuk berpartisipasi dalam pemerintahan. Ini yang juga mencuat tinggi di tahun ini," kata Direktur LBH Jakarta Arif Maulana, dalam konferensi pers daring.

Di bawah isu sipil politik, ada kasus-kasus terkait pelanggaran atas ekonomi dan sosial budaya dengan 223 kasus. Kasus-kasus ini terkait dengan pemenuhan ruang atas pendidikan, hak atas pekerjaan, hak atas lingkungan hidup yang sehat, hingga layanan publik lainnya. Setelah itu, disusul kasus kelompok khusus dengan 157 kasus.

Arif mengatakan tema catatan akhir tahun LBH Jakarta tahun ini adalah demokrasi di tengah oligarki dan pandemi. Ia mengatakan pada 2020 ini, situasi demokrasi semakin memburuk, bahkan mengalami akselerasi kemunduran.

"Ini tak lepas dari kepemimpinan politik pemerintahan yang dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin, yang mengeluarkan kebijakan yang bertolak belakang dengan prinsip," kata Arif.

Advertising
Advertising

Hal ini terlihat dari kebebasan berekspresi yang semakin direpresi. Arif mengatakan baik penyampaian aspirasi secara langsung maupun mengungkapkannya lewat media sosial, saat ini banyak mendapat tekanan dari aparat.

Selain itu, Pandemi Covid-19 disebut Arif banyak berpengaruh pada berbagai dimensi di masyarakat. Pandemi menimbulkan kemiskinan hingga PHK, yang kerap menyebabkan hilangnya tempat tinggal. Selain itu ada juga isu pembayaran tunjangan hari raya yang tak dipenuhi dengan alasan pandemi.

Dari sisi hak atas kesehatan berkaitan dengan situasi Covid-19, Arif menilai penanganan yang dilakukan oleh pemerintah itu tak serius. "Justru yang memprihatinkan adalah pemerintah tidak mengedepankan pendekatan kesehatan atas problem Pandemi yang itu jelas-jelas adalah masalah kesehatan," kata dia.

Berita terkait

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

23 jam lalu

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

Aksi Hari Buruh Internasional pada Rabu kemarin menyoroti janji reforma agraria Presiden Jokowi. Selain itu, apa lagi?

Baca Selengkapnya

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

1 hari lalu

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

Peserta aksi Hari Buruh Internasional atau May Day membakar baliho bergambar Presiden Jokowi di kawasan Patung Arjuna Wijaya, Jakpus

Baca Selengkapnya

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

2 hari lalu

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

Keberadaan partai oposisi sangat penting untuk memberikan pengawasan dan mengontrol jalannya pemerintahan. Ini pendapat dosen filsafat UGM.

Baca Selengkapnya

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

3 hari lalu

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

Isu tentang partai yang akan menjadi oposisi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran kian memanas. Kenali fungsi dan peran oposisi.

Baca Selengkapnya

Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi

6 hari lalu

Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi

Upaya Koalisi Prabowo merangkul rival politiknya dalam pemilihan presiden seperti PKB dan Partai Nasdem, berbahaya bagi demokrasi.

Baca Selengkapnya

TikTok Sebut RUU Pelarangan di DPR AS Langgar Kebebasan Berpendapat

10 hari lalu

TikTok Sebut RUU Pelarangan di DPR AS Langgar Kebebasan Berpendapat

TikTok kembali menyuarakan kekhawatiran atas pelanggaran kebebasan berpendapat setelah DPR AS meloloskan RUU yang dapat melarang aplikasi tersebut.

Baca Selengkapnya

Dosen Politik Universitas Udayana Sebut 5 Skenario Potensial Putusan Sengketa Pilpres oleh Hakim MK

11 hari lalu

Dosen Politik Universitas Udayana Sebut 5 Skenario Potensial Putusan Sengketa Pilpres oleh Hakim MK

Dosen Ilmu Politik Universitas Udayana (Unud) prediksi 5 skenario potensial putusan MK sengketa Pilpres 2024 yang akan di gelar Senin, 22 April 2024

Baca Selengkapnya

Universitas di Amerika Serikat Batalkan Pidato Wisuda Lulusan Berprestasi yang Pro-Palestina

15 hari lalu

Universitas di Amerika Serikat Batalkan Pidato Wisuda Lulusan Berprestasi yang Pro-Palestina

University of Southern California (USC) di Amerika Serikat membatalkan pidato wisuda oleh seorang mahasiswi berprestasi pro-Palestina dengan alasan keamanan.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Gedung YLBHI, Kapolres Jakpus Sebut Terdengar Ledakan dari Blower AC

25 hari lalu

Kebakaran Gedung YLBHI, Kapolres Jakpus Sebut Terdengar Ledakan dari Blower AC

Kebakaran melanda Kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia atau YLBHI di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat

Baca Selengkapnya

Kantor YLBHI Kebakaran

25 hari lalu

Kantor YLBHI Kebakaran

Kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia atau YLBHI di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat mengalami kebakaran

Baca Selengkapnya