TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengingatkan agar jangan lagi ada budaya kekerasan di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). Tito mengatakan akan menindak tegas jika masih ada praja yang melakukan kekerasan.
Praja itu akan dipecat dan dituntut sesuai hukum pidana. "Kalau kedengaran itu, saya akan perintahkan kepada pak rektor untuk pecat, laporkan ke polisi dan pidanakan," kata Tito, Sabtu, 7 November 2020.
Pesan Mendagri itu disampaikan saat memberi kuliah umum bagi Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) di Lapangan Parade Abdi Praja IPDN Jatinangor, Sumedang Jawa Barat.
Menurut Mendagri, muda praja yang baru dilantik kemarin akan dibentuk menjadi manusia yang mendekati paripurna dan memiliki kemampuan intelektual yang baik dengan ilmu-ilmu dasar, dan ilmu pemerintahan.
"Kemudian diperkuat dengan jasmani dan kesehatan yang baik dan yang ketiga dilengkapi dengan moralitas dan mentalitas yang baik," ujar mantan Kapolri ini.
Jadi, kata Tito, pintar saja tanpa diikuti dengan moralitas yang baik akan dikeluarkan dari IPDN, meskipun sang praja memiliki kesehatan jasmani baik. Begitu juga dengan pintar, mental bagus, tapi sakit-sakitan, akan dikeluarkan dari IPDN.
"Moral baik, jasmani baik tapi nilainya D semua, itu juga akan out dari IPDN. We are creating the best among the best, lembaga ini berusaha membentuk adik-adik menjadi orang yang terbaik dari orang yang terbaik," tutur Mendagri.
<!--more-->
Mendagri Tito Karnavian mengingatkan tiga aspek tersebut agar praja tidak lupa akan menjadi aparatur sipil negara. Pembentukan karakter, kata dia, mesti diarahkan kepada karakter sipil, tetapi sipil yang memiliki kedisiplinan.
Tito menceritakan pengalaman saat menjadi taruna di Akpol. Dia menyatakan sangat paham soal tersebut karena pernah mengalami kehidupan sebagai taruna yang keras dan sangat disiplin. Ia menegaskan kalau ada yang mengatakan bahwa
kekerasan untuk membina supaya lebih disiplin, itu hanya omong kosong. Menurut dia, kekerasan di lembaga pendidikan tidak banyak manfaatnya.
"Saya sudah sekolah di mana-mana, di Inggris, Amerika, Australia, New Zealand. Saya juga melihat sekolah Hometown Academy Singapura, tidak ada pukul-pukulan tetapi mereka bisa bekerja profesional," ujarnya.
Karena itu, ia sangat menentang keras kekerasan di lembaga pendidikan. Mendagri menegaskan tak akan pandang bulu dalam menindak praja pelaku kekerasan. "Orang tua yang mengirim anaknya untuk sekolah di sini bukan mengharapkan anaknya untuk dipukul, digebuki. Tolong dipahami betul itu," katanya.
Semua elemen di
IPDN, lanjut Mendagri, harus memutus mata rantai kekerasan karena budaya kekerasan tidak ada gunanya dan hanya melahirkan dendam berkepanjangan. Namun ia mengapresiasi, belum mendengar ada praktik kekerasan di IPDN selama dirinya menjabat sebagai Mendagri.