TEMPO Interaktif, Banyuwangi: Sebanyak 686 orang guru bantu di Banyuwangi hingga bulan ini belum menerima gaji. Dengan demikian, keterlambatan pembayaran gaji guru bantu itu sudah enam bulan.Salah seorang guru bantu di sebuah sekolah menengah atas negeri sangat berharap gajinya bisa cair sebelum lebaran. Menurutnya, pengeluaran rumah tangga akan semakin meningkat saat lebaran. Namun ia dan guru bantu lainnya juga tidak berani menanyakan ke Dinas Pendidikan terkait kepastiaan pembayaran gaji tersebut."Teman-teman takut," katanya saat dihubungi Tempo, hari ini. Gaji guru bantu sudah tersendat sejak awal tahun 2008. Gaji Januari dan Februari, baru disetor Juni lalu. Keterlambatan ini, menyebabkan beberapa guru bantu harus menggadaikan barang-barang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Setiap bulan guru bantu menerima gaji sebesar Rp 710 ribu.Pelaksana tugas Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Sulihtyono mengatakan, sejak Jumat ia mengutus staf untuk menanyakan kepastiaan pencairan gaji guru bantu pada Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Departemen Pendidikan di Jawa Timur. Langkah ini dilakukan, karena dinas sudah berungkali mengirimkan surat tapi gaji tetap belum cair."Saya dapat protes banyak dari guru bantu," katanya.Menurut Sulih, tersendatnya gaji karena adanya verifikasi data seluruh guru bantu dari Departemen Pendidikan, pasca pengangkatan guru bantu menjadi Pegawai Negeri Sipil. "Jadi bukan salah kami, tapi pemerintah pusat," kata Sulih.Verifikasi bertujuan supaya tidak ada gaji ganda yang diterima guru bantu setelah diangkat PNS. Karena saat PNS, gaji ditanggung APBD, sedangkan gaji guru bantu dibayar oleh APBN. Dari 1200 guru bantu di Banyuwangi, 514 orang yang tahun ini diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil. IKA NINGTYAS