Soal Perpu KPK, Mochtar Sebut Ada Barisan Orba dan Reformasi

Reporter

Dewi Nurita

Sabtu, 5 Oktober 2019 07:07 WIB

Presiden Joko Widodo bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla saat memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Kamis 3 Oktober 2019. Masa pemerintahan Jokowi dan Jusuf Kalla segera berakhir. Jokowi bersama Ma'ruf Amin bakal dilantik sebagai presiden-wapres periode 2019-2024 pada 20 Oktober mendatang. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Mochtar Pabottingi mengingatkan Presiden Jokowi supaya mendengar pendapat yang benar soal kontroversi Perpu KPK (Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang tentang Komisi Pemberantasan Korupsi).

"Soal kemana Pak Jokowi harus berpihak? Pak Jokowi harus melihat di mana barisan Orde Baru dan di mana barisan Reformasi," ujar Mantan Peneliti Utama LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) itu dalam diskusi bertajuk 'Mengapa Perpu KPK Perlu?' di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, pada Jumat lalu, 4 Oktober 2019.

Mochtar menuturkan bahwa barisan Orba banyak bercokol di parlemen. "Barisan yang tidak punya prinsip, tak punya ideologi, rata-rata bajing loncat."

Maka dia meminta Jokowi tak mendengarkan mereka dan mengabaikan penolakan parlemen atas penerbitan Perpu KPK.

"Kalau Pak Jokowi mengeluarkan perpu, semua akan kembali ke Pak Jokowi karena mereka memang bajing loncat. Tidak usah takut."

Penulis buku 'Burung-burung Cakrawala' tersebut juga berharap Jokowi mendengar suara-suara pihak yang memperjuangkan reformasi. Mochtar menyebut KPK salah satunya.

"KPK itu pilar reformasi, kalau dihilangkan, bubar habis reformasi. Tidak ada beda dengan Orde Baru," tuturnya.

Sejumlah tokoh politik dan hukum mengingatkan Presiden Jokowi untuk hati-hati jika akan mengeluarkan Perpu KPK. Kalau salah memutuskan Jokowi bisa dimakzulkan dengan alasan pelanggaran undang-undang.

PDIP sebagai partai pendukung utama pemerintah terang-terangan menolak keras rencana Jokowi mengeluarkan Perpu KPK.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno berpendapat Presiden Jokowi akan tetap mempertimbangkan pandangan partai dalam soal penerbitan Perpu KPK. Menurut dia, Jokowi juga butuh dukungan kuat dari parlemen.

"Minimal ada dukungan parpol. Jokowi tak akan keluarkan perpu jika semua parpol menolak. Jokowi butuh dukungan penuh parlemen untuk merealisasikan janji politiknya di periode kedua," ujar Adi Prayitno pekan lalu.

Berita terkait

Prabowo Banggakan Rasio Pajak Orba, Begini Respons Direktorat Jenderal Pajak

44 hari lalu

Prabowo Banggakan Rasio Pajak Orba, Begini Respons Direktorat Jenderal Pajak

Respons Direktorat Jenderal Pajak terhadap pernyataan Prabowo Subianto yang membanggakan rasio pajak era Orba.

Baca Selengkapnya

58 Tahun Lalu Sidang MPRS Putuskan Soeharto Jadi Pejabat Presiden, Dimulainya Orde Baru

56 hari lalu

58 Tahun Lalu Sidang MPRS Putuskan Soeharto Jadi Pejabat Presiden, Dimulainya Orde Baru

Pada 12 Maret 1966, MPRS menunjuk Soeharto sebagai Pejabat Presiden pada 12 Maret 1967. Ini menandai berakhirnya kekuasaan Sukarno, berganti Orde Baru

Baca Selengkapnya

Reformasi Penyelesaian Sengketa Perjanjian Investasi Dibahas di Konferensi Tingkat Menteri ke-13 WTO

6 Maret 2024

Reformasi Penyelesaian Sengketa Perjanjian Investasi Dibahas di Konferensi Tingkat Menteri ke-13 WTO

Kemendag menyebut dalam Konferensi Tingkat Menteri ke-13 WTO membahas soal penyelesaian sengketa perjanjian investasi maupun banding.

Baca Selengkapnya

Solihin GP Berpulang, Menjadi Gubernur Jawa Barat di Usia 44 Tahun

6 Maret 2024

Solihin GP Berpulang, Menjadi Gubernur Jawa Barat di Usia 44 Tahun

Selain sempat menjadi orang kepercayaan Soeharto, Solihin GP berperan dalam Agresi Militer Belanda pada 1947. Ini karier militer dan politiknya.

Baca Selengkapnya

Muncul Petisi Jogja: Ingatkan Jokowi hingga Dukung Hak Angket DPR Selidiki Indikasi Pemilu Curang

6 Maret 2024

Muncul Petisi Jogja: Ingatkan Jokowi hingga Dukung Hak Angket DPR Selidiki Indikasi Pemilu Curang

Aksi unjuk rasa di Nol KM Jogja mendukung hak angket DPR untuk selidiki indikasi kecurangan pemilu. Berikut 3poin Petisi Jogja.

Baca Selengkapnya

Prabowo akan Naik Pangkat jadi Jenderal TNI, Ayah Korban Penghilangan Paksa: Kecewa Banget

28 Februari 2024

Prabowo akan Naik Pangkat jadi Jenderal TNI, Ayah Korban Penghilangan Paksa: Kecewa Banget

Presiden Jokowi bakal memberikan kenaikan pangkat kehormatan Jenderal TNI kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto pada Rabu, 28 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?

19 Februari 2024

Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?

Pelaksanaan pemilu dalam era reformasi telah dilakukan enam kali, yaitu Pemilu 1999, Pemilu 2004, Pemilu 2009, Pemilu 2014, Pemilu 2019 dan Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Koalisi Masyarakat Sipil Desak Komnas HAM kembali Periksa Prabowo yang Akui Kejar Aktivis 98

13 Februari 2024

Koalisi Masyarakat Sipil Desak Komnas HAM kembali Periksa Prabowo yang Akui Kejar Aktivis 98

Koalisi Masyarakat Sipil mendesak Komnas HAM untuk kembali memeriksa Prabowo Subianto dalam kasus penghilangan paksa aktivis 97-98.

Baca Selengkapnya

Kunjungi Paus Fransiskus, Presiden Argentina Bawakan Kue Kering dan Biskuit

12 Februari 2024

Kunjungi Paus Fransiskus, Presiden Argentina Bawakan Kue Kering dan Biskuit

Presiden Argentina Javier Milei membawa kue kering, biskuit dan hadiah-hadiah favorit Paus Fransiskus untuk memperbaiki hubungan

Baca Selengkapnya

Aksi Gejayan Memanggil Selamatkan Demokrasi: Jangan Diam, Lawan!

12 Februari 2024

Aksi Gejayan Memanggil Selamatkan Demokrasi: Jangan Diam, Lawan!

Hari ini, Senin, 12 Februari 2024, aksi Gejayan Memanggil hadir lagi di Yogyakarta. Berbagai kritik muncul, termasuk menjaga pemilu dari kecurangan.

Baca Selengkapnya