Ratusan pelaku penipuan siber asal Cina dan Taiwan saat akan dipulangkan ke negaranya masing-masing dari Polda Metro Jaya, Jakarta, 3 Agustus 2017. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigadir Jenderal Rikwanto mengatakan kejahatan penipuan internasional ini sudah dijalankan sejak Februari 2017. TEMPO/Subekti.
TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Republik Indonesia meresmikan kerjasama dengan Korea International Cooperation Agency dan Institut Teknologi Bandung untuk pengembangan kapasitas personel Polri di bidang forensik siber, keamanan siber, dan kejahatan siber. Polri akan mengirim personelnya ke Korea.
"Kami akan berangkatkan kurang lebih 30 aparat untuk (belajar) cyber forensics, cyber crime dan cyber security," kata Wakil Kepala Polri Ari Dono Sukmanto, di Jakarta, 27 Juni 2019.
Menurut Ari, pengembangan kapasitas ini dilakukan Polri agar personelnya dapat mengerti dan memahami secara teori dan praktek isu-isu ancaman di dunia maya. Selain itu juga untuk memahami langkah yang tepat mengenai rencana aksi ancaman kriminal siber.
Kejahatan, kata dia, akan semakin meningkat karena teknologi yang semakin berkembang pesat, sehingga Polri harus melakukan tindakan antisipasi. "Mudah-mudahan teknologi bisa memperkecil jumlah personel, tapi teknologi yang akan mampu menangkap itu semua."
Kerja sama Polri dengan ITB dan Korea ini juga untuk mendorong pemerintah mengeluarkan kebijakan fokus pada pencegahan kejahatan siber dan investigasi terhadap kejahatan siber.
TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali
9 jam lalu
TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali
TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.