TEMPO.CO, Surabaya - Subdirektorat Siber Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jawa Timur mengatakan Arif Kurniawan Rajasa alias Antonio Banerra sempat mengubah nama akun menjadi Gatotkaca setelah tahu diburu polisi.
Baca: Polisi: Motif Antonio Banerra Agar Masyarakat Tak Pilih Prabowo
Sebelumnya, Arif Kurniawan memposting ajakan mencoblos calon presiden tertentu agar peristiwa kerusuhan besar di Jakarta pada 1998 terulang kembali. Selain itu ia juga menyebutkan agar pemerkosaan massal terhadap etnis Cina terjadi lagi. Polisi pun bergerak memburu pemilik akun tersebut.
Kepala Subdirekorat Siber Polda Jawa Timur Ajun Komisaris Besar Cecep Susetya menuturkan polisi juga menangkap istri Arif Kurniawan ke Polda Jawa Timur. Namun dari hasil pemeriksaan sementara, istrinya tak tahu menahu kegiatan suaminya di media sosial. “Istrinya belum dapat dikaitkan dengan masalah ini,” kata Cecep di kantornya, Jalan Arif Yani, Surabaya, Ahad, 7 April 2019.
Cecep mengatakan Arif Kurniawan membuat akun Facebook Antonio Banerra sejak 2015. Ia sempat mengubah namanya dengan Gatotkaca. Namun polisi berhasil mendeteksi upaya pengelabuhan tersebut dan berhasil meringkusnya.
Pelaku bertubuh agak gemuk, berperawakan tegap dan berkulit bersih. Menurut Cecep, pelaku seorang pengangguran. Dia juga pernah terlibat kasus perampasan pada 10 tahun lalu. Ihwal pengakuan Arif Kurniawan bahwa keluarganya pernah menjadi korban kerusuhan massal di Jakarta pada 1998, polisi masih mendalami. “Pengakuannya sih begitu,” kata dia.
Polisi menjerat pelaku dengan Pasal 14 ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 dan Undang-Undang Nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan UU Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, khususnya Pasal 27 ayat 4, Pasal 28 ayat 2 juncto Pasal 45 ayat 2 KUHP.
Simak juga: Polisi Tangkap Pemilik Akun Antonio Banerra
“Karena postingannya meresahkan, membangkitkan trauma pada etnis tertentu,” kata Cecep. Menurut Cecep, polisi sudah mengecek pengakuan pelaku yang mengaku bekerja di Jawa Pos National Network (JPNN) namun tidan ada. “Sudah kami cek ke Jawa Pos, namun tidak ada.”