Amien Rais: Sekarang Kami Tidak Gunakan People Power, Tapi...

Reporter

Fikri Arigi

Selasa, 14 Mei 2019 19:49 WIB

Ketua Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional capres nomor urut 02 Prabowo Subianto, Amien Rais, sebelum menjadi saksi dalam sidang Ratna Sarampaet di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis 4 April 2019 /TEMPO-TAUFIQ SIDDIQ

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenanan Nasional (BPN) Amien Rais, menyebut kubunya takkan lagi menggunakan istilah people power. Sebagai gantinya, kata Amien, mereka akan menggunakan istilah kedaulatan rakyat.

Baca: Soal People Power, Ma'ruf Amin: Kapan Kita Dewasa Berdemokrasi

“Dari sekarang kami tidak gunakan people power tapi gunakan kedaulatan rakyat,” tutur Amien di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Selasa 14 Mei 2019.

Juru bicara BPN, Dahnil Anzar, menjelaskan maksud dari perkataan Amien. Menurut Dahnil, pergantian istilah itu dimaksudkan Amien sebagai humor satire yang menyindir kejadian beberapa hari lalu, di mana orang-orang yang menyebut people power, seperti Eggi Sudjana dilaporkan ke polisi.

“Iya. Kedaulatan rakyat. Itu hanya kata-kata saja. Itu sebanarnya satire yang disampaikan Pak Amien. People power itu bukan sesuatu yang sebenarnya menakutkan,” ucap Dahnil di lokasi yang sama kepada wartawan.

Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto memberikan sambutan dalam acara Mengungkap Fakta-Fakta Kecurangan Pilpres 2019 di Jakarta, Selasa, 14 Mei 2019. ANTARA/Sigid Kurniawan

Dahnil mengatakan, people power dibenarkan secara hukum. Adapun gerakan-gerakan yang melanggar atau bisa disebut makar adalah gerakan anarkisme, atau hal-hal lain yang mengganti dasar negara.

Baca: Hadang Gerakan People Power, Aktivis 98 Siap Kawal KPU

Advertising
Advertising

Dahnil justru menyebut pihak yang meredam people power adalah tindakan inkonstitusional. “Jadi kalau ada orang yang mengancam sedang protes, itu justru tindakan inkonstitusional dan itu tindakan makar,” kata dia.

Amien menyampaikan hal itu dalam acara yang diadakan Prabowo Subianto bersama BPN yang membeberkan data-data kecurangan pemilu 2019. Acara ini dihadiri oleh Prabowo, Sandiaga, Ketua BPN Djoko Santoso, Wakil Ketua Gerindra, Fadli Zon, Juru Bicara BPN, Dahnil Anzar dan lainnya. Relawan pun memenuhi arena acara di aula Hotel Grand Sahid.

Pada acara ini mereka memaparkan sedikitnya enam bukti kecurangan. Di antaranya, Kartu Keluarga di beberapa tempat yang mereka nilai manipulatif. Lalu, jumlah pemilih tetap yang bermasalah. Contohnya, menurut mereka suara pemilih di Jawa Timur sebanyak 7.644.025 orang, dengan 5,3 juta orang invalid, dan 2,2 juta pemilih ganda.

Baca: Unggah Soal People Power di Facebook, Dosen di Bandung Ditangkap

Selain itu, mereka menuding Situng milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) tidak netral, karena sistemnya tidak realtime. Selain itu hasil C1 dinilai manipulatif. Karena tabel dalam tiap-tiap gambar tidak rapi, sehingga dicurigai hasil manipulasi.

Berita terkait

Ridwan Kamil Sebut Dapat Nasihat dari Prabowo dan Jusuf Kalla untuk Atasi Kekumuhan Jakarta

5 jam lalu

Ridwan Kamil Sebut Dapat Nasihat dari Prabowo dan Jusuf Kalla untuk Atasi Kekumuhan Jakarta

Bakal calon Gubernur Jakarta Ridwan Kamil mengklaim dirinya mendapat nasihat dari Prabowo Subianto Jusuf Kalla, atasi kekumuhan.

Baca Selengkapnya

Respons Golkar soal Rencana Pertemuan Megawati dengan Prabowo

6 jam lalu

Respons Golkar soal Rencana Pertemuan Megawati dengan Prabowo

Waketum Partai Golkar, Bambang Soesatyo, merespons rencana pertemuan Megawati dengan Prabowo.

Baca Selengkapnya

PPN Tahun Depan Naik 12 Persen? Ketua Banggar DPR Sarankan Prabowo Membahasnya Lebih Dulu

7 jam lalu

PPN Tahun Depan Naik 12 Persen? Ketua Banggar DPR Sarankan Prabowo Membahasnya Lebih Dulu

PPN mulai 1 Januari 2015 naik 12 persen, sehingga Ketua Banggar DPR menyarankan pemerintahan Prabowo membahasnya karena pelemahan daya beli masyarakat

Baca Selengkapnya

APBN 2025 Disahkan, Anggaran Makan Bergizi Gratis Prabowo-Gibran Rp 71 Triliun

8 jam lalu

APBN 2025 Disahkan, Anggaran Makan Bergizi Gratis Prabowo-Gibran Rp 71 Triliun

DPR mengesahkan APBN 2025. Anggaran program makan bergizi gratis yang digagas Prabowo-Gibran mencapai Rp 71 triliun.

Baca Selengkapnya

Kata PKS soal Jatah Menteri di Kabinet Prabowo: Kita Serahkan pada Presiden

9 jam lalu

Kata PKS soal Jatah Menteri di Kabinet Prabowo: Kita Serahkan pada Presiden

Menjelang dilantik sebagai presiden, Prabowo ditengarai sudah menyiapkan kabinet dalam pemerintahannya mendatang, apakah PKS akan mendapatkan jatah kursi?

Baca Selengkapnya

Bamsoet Sebut Golkar Sudah Setor Nama Calon Menteri ke Prabowo

9 jam lalu

Bamsoet Sebut Golkar Sudah Setor Nama Calon Menteri ke Prabowo

Bamsoet belum berbicara lebih detail mengenai jumlah kursi yang diberikan Prabowo untuk Golkar.

Baca Selengkapnya

Kata Bamsoet soal Peluang PDIP Merapat ke Prabowo: Kalau Saya Setuju

9 jam lalu

Kata Bamsoet soal Peluang PDIP Merapat ke Prabowo: Kalau Saya Setuju

Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo, setuju bila PDIP bergabung ke dalam pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Hasan Nasbi Bela Kaesang Soal Nebeng Jet Pribadi, Rekam Jejak Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan

10 jam lalu

Hasan Nasbi Bela Kaesang Soal Nebeng Jet Pribadi, Rekam Jejak Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi lakukan pembelaan terhadap anak Jokowi, Kaesang soal nebeng jet pribadi.

Baca Selengkapnya

Partai Buruh Beri Waktu 6 Bulan bagi Prabowo Menunaikan Syarat Dukungan, Salah Satunya Cabut UU Ciptaker

18 jam lalu

Partai Buruh Beri Waktu 6 Bulan bagi Prabowo Menunaikan Syarat Dukungan, Salah Satunya Cabut UU Ciptaker

Bila syarat-syarat dukungan tersebut tidak dipenuhi, Partai Buruh siap untuk kembali berhadap-hadapan dengan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Agenda Pertemuan Prabowo dan Megawati, PDIP: Tidak Ada Kaitannya dengan Kursi Menteri

19 jam lalu

Agenda Pertemuan Prabowo dan Megawati, PDIP: Tidak Ada Kaitannya dengan Kursi Menteri

PDIP mengiyakan agenda pertemuan Megawati dan Prabowo Subianto, benarkah pertemuan ini diadakan karena PDIP mengincar kursi menteri dan siap koalisi?

Baca Selengkapnya