Oligarki Politik Menguat, Ini Penyebabnya Menurut Peneliti LIPI

Jumat, 29 Maret 2019 11:46 WIB

Capres nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi (kedua kiri) dan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (kanan) saling memberi salam seusai debat capres 2019 disaksikan moderator di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu, 17 Februari 2019. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau LIPI Firman Noor mengatakan oligarki politik yang menguat di Indonesia bersumber pada dua hal. Pertama, ketimpangan ekonomi dengan 0,0000000002 persen masyarakat menguasai 10 persen pendapatan domestik bruto (PDB) Indonesia.

Kedua, adanya warisan Orde Baru dalam sistem ekonomi politik. Aktor politik, bisnis, dan birokrasi berkoalisi untuk menghasilkan kebijakan yang jauh dari kepentingan rakyat. "Jadi siapapun yang menang, dalam keseharian kita tidak merasakan perbedaan karena mereka yang take over," ujar Firman kepada Tempo di Senayan, Jakarta Pusat, Kamis, 28 Maret 2019.

Baca: Peneliti LIPI: Masih Ada Peluang Kejutan Hasil Pilpres 2019

Firman menilai kedua pasangan calon presiden-wakil presiden, Jokowi – Ma’ruf Amin dan Prabowo - Sandiaga belum memiliki gagasan yang jelas untuk memutus rantai oligarki politik.

Dalam acara "Dialog Pilpres Evaluasi Program Capres Bidang Politik dan Ekonomi" yang digelar Kamis, 28 Maret 2019, Firman menanyakannya kepada perwakilan Tim Kampanye Nasional Jokowi - Ma'ruf Amin dan Badan Pemenangan Nasional Prabowo - Sandiaga Uno. "Jawaban mereka masih terlalu ngambang, tidak terlalu berani, tidak ada terobosan," kata Firman.

Baca: Peneliti LIPI Jelaskan 4 Alasan Migrasi Suara Jokowi ke Prabowo

Advertising
Advertising

Menurut Firman oligarki politik penting diputuskan oleh siapapun yang memerintah. Jika tidak, kata dia, Indonesia akan mengalami demokrasi yang terbajak sehingga ketimpangan terus terjadi dan masyarakat Indonesia tak akan sejahtera.

Masing-masing kubu calon presiden menyampaikan jawabannya. Namun, peneliti LIPI itu menilai jawaban-jawaban itu baru sebatas yang dilakukan pada partai masing-masing. "Apa rumusan pemerintah? Bukan rumusan partai.” Menurut dia, belum tentu rumusan pemerintah bisa diaplikasikan ke partai lain apalagi di dalam pemerintahan.

Berita terkait

Airlangga Hartarto Yakin Prabowo Bisa Bawa Ekonomi Tumbuh 8 Persen: Belajar dari 1986-1997

6 hari lalu

Airlangga Hartarto Yakin Prabowo Bisa Bawa Ekonomi Tumbuh 8 Persen: Belajar dari 1986-1997

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan target Presiden Prabowo Subianto membawa perekonomian Indonesia tumbuh 8 persen bukan hal yang mustahil.

Baca Selengkapnya

Presiden Prabowo Subianto Badan Pengawas Pembangunan Meniru Orde Baru

11 hari lalu

Presiden Prabowo Subianto Badan Pengawas Pembangunan Meniru Orde Baru

Badan ini bertugas mengoptimalkan program pembangunan, mengawasi anggaran negara, dan memonitor semua program pemerintah.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Catatan dalam Pelaksanaan Otsus Papua selama Era Jokowi

15 hari lalu

Sejumlah Catatan dalam Pelaksanaan Otsus Papua selama Era Jokowi

KPPOD mencatat sederet masalah dalam penyaluran dana otsus Papua, misalnya dari segi pengawasan

Baca Selengkapnya

Gembar-gembor Jokowi Soal Revolusi Mental, Bagaimana Hasilnya Setelah 10 Tahun Pemerintahannya?

25 hari lalu

Gembar-gembor Jokowi Soal Revolusi Mental, Bagaimana Hasilnya Setelah 10 Tahun Pemerintahannya?

Jokowi segera purnatugas. Di awal pemerintahannya, Jokowi gembar-gemborkan soal program revolusi mental. Bagaimana hasilnya setelah 10 tahun berkuasa?

Baca Selengkapnya

Setahun Setelah G30S Penetapan Hari Kesaktian Pancasila

35 hari lalu

Setahun Setelah G30S Penetapan Hari Kesaktian Pancasila

Setiap 1 Oktober diperingati sebagai hari Kesaktian Pancasila, bagaimana asal-usulnya?

Baca Selengkapnya

Usulan Pemberian Gelar Pahlawan kepada Soeharto Tuai Protes dari Berbagai Pihak

35 hari lalu

Usulan Pemberian Gelar Pahlawan kepada Soeharto Tuai Protes dari Berbagai Pihak

Protes soal pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto disampaikan Amnesty Internasional Indonesia, parpor, hingga pelopor Aksi Kamisan.

Baca Selengkapnya

Zulhas Sebut Prabowo Bakal Jalankan Manajamen Birokrasi ala Orde Baru, Seperti Apa?

40 hari lalu

Zulhas Sebut Prabowo Bakal Jalankan Manajamen Birokrasi ala Orde Baru, Seperti Apa?

Karakteristik utama birokrasi masa Orde Baru adalah kuatnya penetrasi birokrasi pemerintah ke dalam kehidupan masyarakat.

Baca Selengkapnya

Zulhas: Manajemen Birokrasi Prabowo Bakal Mirip Orde Baru

43 hari lalu

Zulhas: Manajemen Birokrasi Prabowo Bakal Mirip Orde Baru

Zulhas mengatakan Presiden terpilih Prabowo Subianto akan mengoperasikan pemerintah dengan lebih fungsional.

Baca Selengkapnya

3 Pejabat Komisi Antirasuah Lolos Seleksi Capim KPK, Siapa Saja Mereka?

53 hari lalu

3 Pejabat Komisi Antirasuah Lolos Seleksi Capim KPK, Siapa Saja Mereka?

Dari 20 nama capim KPK yang lolos, tiga di antaranya adalah pejabat KPK. Mereka adalah Johanis Tanak, Pahala Nainggolan, dan Wawan Wardiana.

Baca Selengkapnya

Gerakan Anak Abah Tusuk 3 Paslon di Pilkada Jakarta, Mirip Golput Era Orde Baru?

56 hari lalu

Gerakan Anak Abah Tusuk 3 Paslon di Pilkada Jakarta, Mirip Golput Era Orde Baru?

Ramai di media sosial gerakan "anak abah tusuk 3 paslon" di Pilkada Jakarta.Anak Abah sebutan bagi pendukung Anies Baswedan. Mirip golput?

Baca Selengkapnya