TEMPO.CO, Jakarta - Panitia Seleksi Komisi Pemberantasan Korupsi (Pansel KPK) telah mengumumkan 20 nama calon pimpinan (capim) dan calon dewan pengawas (dewas) lembaga antirasuah yang lolos tahapan profile assessment pada Rabu, 11 September 2024.
Dari 20 nama capim KPK, tiga di antaranya adalah pejabat KPK periode saat ini. Mereka adalah Wakil Ketua KPK Johanis Tanak, Deputi Pencegahan dan Monitoring KPK Pahala Nainggolan, dan Deputi Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK Wawan Wardiana.
1. Johanis Tanak
Johanis Tanak adalah seorang jaksa kelahiran Toraja Utara pada 23 Maret 1961. Gelar sarjana bidang hukumnya diperoleh dari Universitas Hasanuddin. Dia melanjutkan ke jenjang magister di Fakultas Hukum Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Iblam. Kemudian mengambil gelar doktor di Universitas Airlangga.
Johanis memulai karier sebagai pegawai di bidang pidana khusus pada Kejaksaan Agung (Kejagung) RI pada 1989. Dia lalu diangkat sebagai Kepala Seksi Pidana Umum di Kefamenanu, Nusa Tenggara Timur, pada 1994. Tiga tahun kemudian, ia menjadi Kepala Seksi Tata Usaha Negara Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara (Jamdatun) di Kejagung RI.
Karier Johanis terus melonjak setelah diangkat sebagai Kepala Kejaksaan Negeri di Karawang, Jawa Barat, pada 2008. Enam tahun berselang, ia diangkat menjadi Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah, Palu. Pada 2015, ia kembali ke Kejagung RI dengan jabatan Direktur Tata Usaha Negara pada Jamdatun.
Pada 2019, Johanis diangkat menjadi Direktur B Intelijen pada Jaksa Agung Muda Intelijen atau Jamintel di Kejagung. Setahun kemudian, ia kembali menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Tinggi di Jambi. Karier terakhirnya di Kejagung adalah sebagai Pejabat Fungsional Jaksa pada Jamdatun pada 2021.
Selain itu, Johanis juga pernah mengemban beberapa tugas khusus, diantaranya diperbantukan di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Ia juga pernah ditunjuk sebagai perwakilan Kejagung dalam tim pemberesan BPPN dan sebagai pengajar pada Badan Diklat Kejaksaan RI.
Johanis Tanak baru menjabat sebagai Wakil Ketua KPK pada Oktober 2022. Awalnya dia gugur dalam uji kelayakan dan kepatutan capim KPK periode 2019-2024 di DPR RI. Ia menggantikan Lili Pintauli Siregar yang mengundurkan diri karena skandal dugaan gratifikasi dari PT Pertamina.
2. Pahala Nainggolan
Pahala Nainggolan lahir pada Februari 1965. Dia dilantik menjadi Deputi Pencegahan KPK pada 15 Oktober 2015 alias menjabat selama hampir 9 tahun. Pendidikan sarjananya dienyam di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) pada 1983.
Dia kemudian melanjutkan studi magister bidang manajemen di Universitas Indonesia atau UI dan lulus pada 2001. Di Universitas yang sama, ia mengambil gelar doktor dari Fakultas Ekonomi dan rampung pada 2009.
Pahala mengawali kariernya pada 1986 di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Bali. Namun dia memutuskan berhenti pada 1995 dan bekerja di berbagai perusahaan multinasional. Dia juga menjadi konsultan untuk proyek hibah luar negeri yang dibiayai oleh Bank Dunia, USAID, dan CIDA.
Selain diketahui sebagai konsultan, Pahala juga menulis sejumlah buku dan 28 artikel yang telah dipublikasi. Karya tulisnya antara lain Cara Mudah Memahami Akuntansi, Hitung Untung Bisnis UKM, Mengenai Perpajakan Indonesia, Reformasi Birokrasi, Desentralisasi Pengelolaan dan Konservasi Laut, dan lainnya.
Penghargaan yang pernah diraih Pahala yaitu Proposal Terbaik dari Menteri Ristek – at 1st Doctoral Management Journey tahun 2007 dan Karya Tulis ke-3 dalam rangka ulang tahun emas Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia-kategori umum pada 2006.
3. Wawan Wardiana
Wawan Wardiana dilantik sebagai Deputi Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat pada 8 Juli 2022. Kedeputian yang dipimpin Wawan di KPK merupakan kedeputian baru. Kedeputian ini bertugas menyiapkan, rumusan, dan melaksanakan kebijakan di bidang pendidikan dan peran masyarakat dalam pencegahan tindak pidana korupsi.
Wawan bukan sosok asing di lembaga antirasuah. Sebelum menjabat sebagai deputi setingkat eselon satu itu, dia juga pernah menjabat sebagai spesialis penelitian, pengkajian dan pengembangan madya di Direktorat Litbang KPK pada 2013. Dia juga pernah menjabat sebagai Direktur Litbang pada 2016 hingga 2020.
Wawan merupakan lulusan S1 Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Bandung, S2 Institut Teknologi Bandung, dan S3 Universitas Padjajaran di bidang ilmu komunikasi. Dia tercatat pernah berkarier di Pusat Penelitian Informatika LIPI. Di sana, dia merupakan ASN Golongan Pembina Utama Madya.
AMELIA RAHIMA SARI
Pilihan Editor: Nawawi Pomolango Tolak Anggapan KPK Anak Kandung Pemerintahan Megawati