Menjelang masa kemerdekaan, Abdurrahman menjadi salah satu anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Dia bersama para tokoh nasional lain berkontribusi dalam menyusun Undang-Undang Dasar 1945 dan turut menjadi anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).
A.R. Baswedan juga memiliki peran penting dalam perjuangan setelah kemerdekaan. Pada kabinet pertama Presiden Soekarno, A.R. Baswedan menjabat Menteri Muda Penerangan. Dia dan beberapa tokoh lain berjasa dalam mengabarkan kemerdekaan RI dan mencari dukungan diplomatik ke berbagai negara sahabat salah satunya Mesir.
Dia pernah dianugerahi Bintang Mahaputra Adipradana pada tahun 2013 di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Penganugerahan bintang ini sebagai tanda kehormatan atas jasa A.R. Baswedan terhadap bangsa dan negara. Aljazair juga memberikan medali kepada A.R Baswedan atas pertemanannya dengan para tokoh Aljazair dan memberikan bantuan moril atas peristiwa Revolusi Aljazair 1 November 1954.
Sejarawan dari Yayasan Nabil, Didik Kwartananda mengatakan usulan A.R. Baswedan agar diberi gelar pahlawan nasional sudah pernah diajukan beberapa tahun lalu. "Kami sudah coba usulkan sejak tahun 2011," ujar Didik saat dihubungi Tempo, Ahad 4 Oktober 2015. A.R Baswedan wafat pada 16 Maret 1986 setelah menyelesaikan naskah autobiografinya. Dia dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir.