Ulang Tahun ke-24, AJI Usung Independensi Media di Tahun Politik

Jumat, 7 September 2018 21:36 WIB

Massa yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta dan Forum Jurnalis Freelance melakukan aksi damai di depan Kedutaan Besar Myanmar, Jakarta, Jumat, 7 September 2018. Vonis ini dianggap ancaman bagi kebebasan pers dan kemunduran demokrasi di negara Myanmar. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia merayakan ulang tahun ke-24 dengan tema ‘Independensi di Tahun Politik’. Ketua AJI Indonesia Abdul Manan mengatakan tema ini diangkat karena Indonesia sudah memasuki tahun politik, yakni pemilihan presiden atau Pilpres 2019. Independensi adalah sikap yang diperlukan oleh seorang jurnalis ketika memberitakan perhelatan akbar tersebut.

Baca: AJI dan IJTI Desak Dewan Pers Revisi Tanggal Hari Pers Nasional

“AJI sengaja memilih tema itu. Independensi ini tema yang secara definitif sulit dijelaskan. Tapi yang paling sulit sebenarnya adalah melaksanakannya,” kata Abdul di Bentara Budaya, Palmerah, Jakarta Barat pada Jumat, 7 September 2018.

AJI, kata Abdul, menempatkan prinsip independensi sebagai kunci dasar yang penting dalam dunia jurnalistik. Ia mengatakan, sejak 2016, AJI mencoba mengeksplorasi tema independensi. Salah satu hal yang AJI lakukan adalah menyusun kode perilaku.

“Dan yang diatur dalam kode perilaku itu adalah sikap dalam bermain media sosial,” kata Abdul Manan. Menurut dia, tema ini sangat relevan dan dekat dengan situasi politik saat ini. Dalam kode perilaku itu, anggota AJI disarankan menahan diri menggunakan media sosial, sebagai alasan independensi.

Advertising
Advertising

Manan melihat, media sosial dapat membentuk citra seorang jurnalis kepada khalayak umum dan sikap jurnalis itu sendiri. “Mengapa bermain media sosial berpengaruh ke independensi? Karena sikap jurnalis di media sosial dapat mempengaruhi citra dalam masyarakat,” kata dia. Ia mencontohkan, saat seseorang menulis hal-hal baik tentang Donald Trump, maka pengguna media sosial akan menilai bahwa ia pendukung Trump.

“Itu bisa mempengaruhi jurnalis ketika berhubungan dengan narasumber, dan akhirnya bisa mengakibatkan jurnalis sulit mendekati kebenaran,” kata Abdul. Ia pun menegaskan lagi bahwa sikap independen menjadi hal yang penting.

Baca juga: AJI Solo: Hari Pers Nasional Tanpa Pijakan Sejarah yang Kuat

Dalam ulang tahun ini, AJI juga memaparkan dua program besar mereka yakni ‘Rumah Jurnalisme’ dan ‘Festival Media’. Rumah Jurnalisme adalah program crowdfunding AJI untuk menggalang dana bagi pembangunan kembali sekretariat AJI di kawasan Kwitang, Jakarta Pusat. Sementara Festival Media adalah acara tahunan AJI untuk merayakan jurnalisme berkualitas. Tahun ini, Festival Media akan digelar di Pontianak, Kalimantan Barat pada 21-24 September 2018.

CATATAN KOREKSI: Judul berita ini dikoreksi pada Sabtu 8 September 2018 karena salah menuliskan usia Aliansi Jurnalis Independen (AJI). Redaksi mohon maaf.

Berita terkait

7 Tahun Berdiri, AMSI Dorong Ekosistem Media Digital yang Sehat

21 jam lalu

7 Tahun Berdiri, AMSI Dorong Ekosistem Media Digital yang Sehat

Selama tujuh tahun terakhir, AMSI telah melahirkan sejumlah inovasi untuk membangun ekosistem media digital yang sehat dan berkualitas di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

22 jam lalu

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

Aksi Hari Buruh Internasional pada Rabu kemarin menyoroti janji reforma agraria Presiden Jokowi. Selain itu, apa lagi?

Baca Selengkapnya

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

1 hari lalu

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

AJI menilai kedua acara ini jadi momentum awal bagi jurnalis di Indonesia dan regional untuk mempererat solidaritas.

Baca Selengkapnya

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

1 hari lalu

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

Peserta aksi Hari Buruh Internasional atau May Day membakar baliho bergambar Presiden Jokowi di kawasan Patung Arjuna Wijaya, Jakpus

Baca Selengkapnya

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

2 hari lalu

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

Keberadaan partai oposisi sangat penting untuk memberikan pengawasan dan mengontrol jalannya pemerintahan. Ini pendapat dosen filsafat UGM.

Baca Selengkapnya

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

3 hari lalu

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

Isu tentang partai yang akan menjadi oposisi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran kian memanas. Kenali fungsi dan peran oposisi.

Baca Selengkapnya

Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi

6 hari lalu

Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi

Upaya Koalisi Prabowo merangkul rival politiknya dalam pemilihan presiden seperti PKB dan Partai Nasdem, berbahaya bagi demokrasi.

Baca Selengkapnya

Dosen Politik Universitas Udayana Sebut 5 Skenario Potensial Putusan Sengketa Pilpres oleh Hakim MK

11 hari lalu

Dosen Politik Universitas Udayana Sebut 5 Skenario Potensial Putusan Sengketa Pilpres oleh Hakim MK

Dosen Ilmu Politik Universitas Udayana (Unud) prediksi 5 skenario potensial putusan MK sengketa Pilpres 2024 yang akan di gelar Senin, 22 April 2024

Baca Selengkapnya

3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS

29 hari lalu

3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS

Penganiayaan jurnalis oleh 3 anggota TNI AL terjadi di Halmahera Selatan. Ini respons Dewan Pers, AJI, dan KontraS. Apa yang ditulis Sukadi?

Baca Selengkapnya

Kelompok Pemantau Eopa: Pemilu Turki Belum Sepenuhnya Kondusif bagi Demokrasi

30 hari lalu

Kelompok Pemantau Eopa: Pemilu Turki Belum Sepenuhnya Kondusif bagi Demokrasi

Kelompok pemantau pemilu dari Dewan Eropa mengatakan lingkungan pemilu Turki masih terpolarisasi dan belum sepenuhnya kondusif bagi demokrasi.

Baca Selengkapnya