Bupati Nduga Papua Minta Aparat Tak Lakukan Serangan dari Udara

Reporter

Teras.id

Editor

Juli Hantoro

Kamis, 12 Juli 2018 14:35 WIB

Ilustrasi pengungsian di Papua. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Bupati Nduga Papua Yarius Gwijangge meminta aparat keamanan tak melakukan serangan dari udara untuk mengejar kelompok bersenjata yang ada di wilayah itu.

Yarius mengatakan tembakan tersebut berasal dari helikopter yang berputas di atas Keneyam. "Heli itu aksesnya dari Timika. Mereka tembak di atas Alguru," ujar dia.

Akibat serangan itu, banyak warga Nduga yang lari ke hutan untuk menyelamatkan diri. Karena itu Yarius meminta warganya untuk tak lari ke hutan.

Baca juga: Polisi Hilang Pasca-Pilkada Papua, Polda Turunkan 100 Personel

“Saya minta warga tidak lari sembunyi ke hutan,” ujar Yarius. Menurut dia, warga Nduga datang melapor ke dirinya. Menurut Yarius, ia bahkan meminta warga sama-sama menyaksikan serangan yang sedang terjadi.

Advertising
Advertising

Bupati Nduga dua periode ini menjelaskan bahwa aparat keamanan menggunakan jalur sungai dari Timika menuju Keneyam setelah singgah di Asmat karena tidak ada pesawat yang bisa digunakan.

Aparat keamanan Indonesia sampai saat ini masih mengejar kelompok bersenjata yang ada di Nduga. Yarius mengatakan tembakan yang dilakukan aparat keamanan itu tak diarahkan ke warga sipil melainkan ke kelompok bersenjata.

“Tembakannya diarahkan ke TPN/OPM di Alguru. Tidak ada serangan ke masyarakat. Mereka (aparat keamanan) lakukan serangan ke tempat dimana OPM berada,” ungkap Bupati Yarius, dikutip suarapapua.com.

Yarius juga menegaskan tidak ada korban di pihak warga sipil. Menurutnya, tindakan aparat keamanan tersebut dilakukan untuk menjalankan tugas mereka.

Wakapolda Papua Brigjen Pol Yakobus Marjuki mengakui ada sekitar 100 personel polisi yang diperbantukan ke Nduga untuk mengejar kelompok bersenjata yang melakukan penembakan aparat keamanan dan warga sipil pada 25 Juni lalu. Sebelumnya, kelompok ini menembaki pesawat dengan penumpang anggota Brimob yang menuju Nduga untuk pengamanan Pilkada.

Baca juga: 2 Polisi Hilang seusai Penyerangan di Papua, Belum Ditemukan

“Sekitar 100 personel yang diperbantukan untuk mengejar kelompok bersenjata yang menyerang warga sebelum pilkada lalu,” ujar Wakapolda Yakobus Marjuki pada Rabu 11 Juli 2018 di Kantor Kepolisian Daerah Papua, Jayapura.

Beberapa saat setelah insiden penyerangan oleh kelompok bersenjata di Keneyam Nduga pada tanggal 25 Juni, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menegaskan pengiriman pasukan tambahan ke Nduga. Menurutnya, serangan bersenjata yang "memanfaatkan situasi pilkada" tidak akan menganggu upaya pengamanaan pelaksanaan pilkada di Kabupaten Nduga, Papua.

"Kita tidak akan mundur, kita akan tetap kirim pasukan. Saya sudah sampaikan ke Pak Kapolda, kalau kurang, kita akan tambah lagi," kata Tito saat itu.

Berita terkait

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

9 jam lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

10 jam lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

12 jam lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

13 jam lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya

Kata Warga soal Permintaan TPNPB-OPM untuk Tinggalkan Kampung Pogapa Intan Jaya: Konyol Itu

14 jam lalu

Kata Warga soal Permintaan TPNPB-OPM untuk Tinggalkan Kampung Pogapa Intan Jaya: Konyol Itu

Masyarakat Intan Jaya, Papua Tengah, menolak permintaan TPNPB-OPM untuk meninggalkan kampung Pogapa, Intan Jaya, yang merupakan daerah konflik.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

15 jam lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

Alasan TPNPB Bakar Gedung SD Inpres Papua: Digunakan Militer Indonesia

15 jam lalu

Alasan TPNPB Bakar Gedung SD Inpres Papua: Digunakan Militer Indonesia

TPNPB mengaku bertanggung jawab atas pembakaran sebuah gedung SD Inpres Pogapa di Distrik Homeyo, Intan Jaya, Papua

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

17 jam lalu

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

Yusri juga berharap, TNI dan Polri memiliki frekuensi yang sama dalam mengatasi berbagai permasalahan itu.

Baca Selengkapnya

TNI Benarkan Ada Serangan TPNPB, Bantah Ada Prajurit yang Luka

17 jam lalu

TNI Benarkan Ada Serangan TPNPB, Bantah Ada Prajurit yang Luka

Kodam XVII/Cenderawasih membenarkan ada serangan dari TPNPB kepada Satgas Yonif 527/BY yang sedang berpatroli di Kampung Bibida, Paniai, Papua

Baca Selengkapnya

Dua Hari Serangan TPNPB, TNI-Polri akan Tambah Pasukan di Intan Jaya

18 jam lalu

Dua Hari Serangan TPNPB, TNI-Polri akan Tambah Pasukan di Intan Jaya

TNI-Polri akan kirim pasukan tambahan imbas serangan TPNPB pada 30 April dan 1 Mei 2023 di Intan Jaya

Baca Selengkapnya