Wakil Ketua DPR Fadli Zon melihat-lihat keris yang dijajakan di bursa keris dan pusaka nusantara di kompleks parlemen, Jakarta, 26 Oktober 2017. TEMPO/Putri.
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon tak menanggapi serius gagasan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang bakal mengusung duet Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) dalam pemilihan presiden 2019. Menurut Fadli, ide itu baru suara perorangan.
"Ya, itu kan belum merupakan suara resmi, saya kira wajar juga lah orang punya pendapat masing-masing," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 25 Juni 2018.
Gagasan memasangkan Anies-Aher sebelumnya disampaikan Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid. Hidayat mengatakan ide itu merupakan dinamika dari wacana yang mencuat sebelumnya, yakni duet Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
Hidayat berujar ada kader PKS yang menyatakan Anies lebih baik menjadi calon presiden ketimbang menjadi calon wakil presiden. "Kader PKS berpendapat bahwa memperjuangkan Pak Anies menjadi gubernur kan bukan perjuangan main-main. Sekalian aja daripada beliau cawapres, ya dicapreskan saja. Capres Anies, cawapres Aher," kata Hidayat.
Menurut Fadli, pendapat apa pun dapat berkembang, tapi yang penting nantinya adalah suara institusi partai politik. Fadli menuturkan Gerindra tetap memprioritaskan penjajakan koalisi dengan PKS serta Partai Amanat Nasional (PAN).
Partai Gerindra sudah berkukuh mengusung Prabowo sebagai calon presiden. Adapun PKS sebelumnya mengusulkan sembilan nama sebagai calon wakil presiden Prabowo. "Koalisi prioritasnya adalah Gerindra, PKS, dan PAN. Baru dengan partai-partai yang belum mendeklarasikan dukungannya," ucap Fadli Zon.