TEMPO.CO, Jakarta - Desakan memenjarakan calon wakil gubernur Jakarta nomor urut 1 Suswono buntut dugaan penistaan agama menjadi salah satu tuntutan yang diselipkan dalam Aksi 411 yang digalang Front Persaudaraan Islam atau FPI dan sejumlah ormas Islam pada Senin kemarin, 4 November 2024.
Kendati demikian, sejumlah pihak menyarankan agar Suswono tak dituntut. Titah itu di antaranya datang dari mantan pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab. Selain itu, sejumlah kiai dari ormas Nahdlatul Ulama atau NU disebut juga tak setuju Suswono dipidanakan.
Lantas apa alasan para tokoh dan ormas menyarankan agar Suswono tak dituntut?
Sebelumnya, saat FPI menggelar unjuk rasa di bundaran Patung Kuda, Jalan MH Thamrin, sejumlah massa juga menggelar aksi 411 di kantor Bawaslu Jakarta. Mereka menuntut agar Suswono dipenjarakan. Pendamping Ridwan Kamil itu dinilai melecehkan agama buntut guyonan janda kaya dan Nabi Muhammad.
“Pak Suswono, penjarakan!” kata Ketua Organisasi Masyarakat Betawi Bangkit, David Darmawan diikuti sejumlah peserta demo, Senin, 4 November 2024.
Berikut sederet pihak sarankan agar Suswono tak dituntut:
1. Rizieq Shihab
Rizieq Shihab menegaskan Aksi 411 pada Senin, 4 November bukan untuk menyeret kasus dugaan penistaan agama oleh Suswono. Melalui pesan yang dibacakan Ketua Umum FPI Muhammad bin Husein Alatas, Rizieq mengatakan kasus Suswono beda dengan kasus penistaan agama yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada 2016.
“Warning! Waspada! Aksi 411 jangan sampai ditunggangi kelompok merah pendukung Ahok untuk serang cawagub Jakarta Suswono dan PKS dengan dalih penistaan agama dan keadilan persamaan perlakuan dengan kasus Ahok. Catat, kasus Suswono dan kasus Ahok sangat berbeda,” ujar Alatas membacakan pesan Rizieq pada aksi di Patung Kuda, Jakarta.
Rizieq menyebut Ahok tak pernah mengaku bersalah dalam kasus penistaan agama. Permohonan maaf baru disampaikan eks Gubernur Jakarta itu setelah aksi berjilid-jilid. Sementara Suswono, kata Rizieq, sudah langsung meminta maaf. Rizieq juga menilai Suswono tak sengaja menyampaikan ucapan itu.
“Suswono baru sekali, itu pun tidak dengan sengaja, hanya terpeleset lisan dan langsung istighfar mengaku salah serta meminta maaf. Bahkan, berterima kasih kepada para habaib dan ulama yang menegurnya. Alhamdulillah,” jelas Rizieq yang dilaporkan berada di Mekah, Arab Saudi saat aksi 411 kemarin berlangsung..
2. Sejumlah kiai NU
Pengurus Wilayah Gerakan Pemuda atau GP Ansor DKI Jakarta terus melanjutkan proses pelaporan dugaan penistaan agama terhadap Suswono. Adapun GP Ansor DKI Jakarta berencana melaporkan eks Menteri Pertanian atau Mentan itu ke Polda Metro Jaya pada Rabu atau Kamis, 5-6 November 2024.
“Untuk laporan kami berencana pada hari Rabu atau Kamis,” kata Sekretaris GP Ansor DKI Jakarta, Sulton Mu’minah, saat ditemui Tempo di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Ahad, 3 November 2024.
Kendati demikian, pihaknya menyebut masih ada beberapa kiai yang belum setuju perihal memolisikan Suswono tersebut. Adapun GP Ansor Jakarta belum bisa membuat laporan sebab sudah menjadi budaya bahwa GP Ansor dan NU dalam mengambil keputusan harus mendapat restu para kiai.
Sulthon enggan menyebut siapa saja kiai yang belum memberi restu untuk melaporkan Suswono serta alasannya. Dia mengaku tengah berusaha mendapatkan lampu hijau menjelang hari pelaporan. Apakah laporannya akan dilanjut atau tidak, kata dia, kepastiannya tergantung persetujuan para kiai.
“Kami agendakan secara internal untuk mendapat persetujuan ini, karena ada beberapa kiai yang masih dalam konfirmasi. Rencananya kami mau melapor para Rabu atau Kamis. Untuk kepastiannya akan kami kabari pada Selasa, apakah jadi dilanjutkan atau tidak,” ujar Sulthon.
3. Ketua Umum Dewan Adat Badan Musyawarah atau Bamus Betawi, Muhammad Rifqi
Ketua Umum Dewan Adat Bamus Betawi, Muhammad Rifqi, merespons polemik yang muncul imbas pernyataan Suswono soal janda kaya menikahi pemuda pengangguran. Pihaknya mengatakan pernyataan Suswono tak bermaksud menistakan agama.
“Sebenarnya kalau saya lihat dari videonya tidak ada maksud, secara implisit tidak disampaikan bahwa Pak Suswono menyamakan Rasulullah kepada pengangguran, enggak ada di situ,” kata Rifqi dalam keterangannya di Jakarta pada Selasa, 29 Oktober 2024 seperti dikutip dari Antara.
Rifqi berpendapat tidak ada yang salah dengan pernyataan politikus Partai Keadilan Sejahtera atau PKS itu. Ia menyayangkan pihak-pihak yang tidak memahami secara utuh apa yang disampaikan oleh Suswono.
Pihaknya juga menilai membawa pernyataan Suswono ke ranah hukum sangat mengada-ada. Pernyataan Suswono itu tak bisa disamakan dengan kasus penistaan agama pada Pilgub Jakarta 2017.
“Beda nih, ini kan mau ditarik ke kasus 2017 nih zaman Ahok, ditarik-tarik ke situ nih, ini kan politik. Jadi kalau saya melihatnya ini berlebihan dan mengada-ngada” kata pria yang biasa disapa Eki Pitung itu.
Rifqi meminta semua pihak tak memperkeruh Pilgub Jakarta 2024 dengan memainkan politik identitas. Apalagi, Suswono secara pribadi telah meminta maaf. Lebih baik, kata dia, kampanye pilkada di isi dengan pemaparan wacana program, agenda yang mencerdaskan, bagaimana membangun ibu kota dengan ide dan gagasan yang positif.
“Kita ini udah jangan lagi membawa politik identitas, Jakarta udah selesai lah 2017 kemarin kita belajar, tidak ada yang dirugikan, tidak ada yang diuntungkan juga. Kan di sini muslim, di sana muslim,” katanya.
Selanjutnya: Apa Kata Aliansi Santri Jakarta?