Bimanesh Ungkap Kejanggalan Saat Setya Novanto Dibawa ke RS MPH

Reporter

Alfan Hilmi

Editor

Juli Hantoro

Kamis, 7 Juni 2018 14:25 WIB

Terdakwa kasus merintangi penyidikan korupsi e-KTP, Bimanesh Sutarjo (kiri) mendengarkan kesaksian mantan Ketua DPR Setya Novanto dalam sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, 27 April 2018. Sidang tersebut beragenda mendengarkan keterangan saksi-saksi yang dihadirkan oleh pihak JPU KPK. ANTARA/Reno Esnir

TEMPO.CO, Jakarta - Dokter Bimanesh Sutarjo mengungkapkan banyak kejanggalan yang ia temukan ketika Setya Novanto dibawa ke Rumah Sakit Medika Permata Hijau usai kecelakaan mobil pada 16 November 2017 malam. Bimanesh mengatakan selama berprofesi sebagai dokter, ia tidak pernah menemukan pasien yang kondisinya seperti Setya.

“38 tahun saya berpraktek sebagai dokter tidak pernah saya menemukan hal seperti ini,” kata Bimanesh Sutarjo saat menjalani sidang pemeriksaan terdakwa di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta Pusat, Kamis 7 Juni 2018.

Baca juga: Ahli Benarkan Tindakan Dokter Menolak Permintaan Fredrich Yunadi

Bimanesh merupakan dokter spesialis hipertensi dan ginjal yang menangani Setya Novanto pasca kecelakaan mobil pada 16 November 2017. Jaksa mendakwa Bimanesh dan Mantan Pengacara Setya Novanto Fredrich Yunadi merekayasa sakit Setya Novanto. Tujuannya agar Setya terhindar dari penyidikan KPK.

Bimanesh Sutarjo mengatakan ada beberapa keanehan ketika Setya pertama kali dibawa ke RS. Menurut Bimanesh, perawat dan petugas keamanan terlihat tergesa-gesa membawa Setya ke kamar VIP 323. Padahal menurutnya, pasien kecelakaan harus diperlakukan secara perlahan. “Seperti orang dikejar-kejar,” kata dia.

Advertising
Advertising

Baca juga: Ahli: Pemasangan Jarum Suntik Setya Novanto Melanggar Disiplin

Selain tergesa-gesa, Bimanesh heran kepala Setya Novanto ditutup dengan selimut tebal seperti orang memakai hijab. “Tidak pernah saya alami hal seperti ini. Tentu ada keanehan di sini,” kata Bimanesh.

Menurut Bimanesh, tidak hanya sekali kepala Setya dibalut selimut. Ia mengatakan, kepala Setya juga ‘dibebat’ saat akhirnya dipindahkan ke RS Cipto Mangunkusumo pada 17 November 2018. “Persis sama ketika dia datang, kepalanya dibebat lagi,” kata dia.

Baca juga: Sidang Bimanesh Sutarjo, Saksi: Tekanan Darah Bisa Direkayasa

Hakim Mahfudin kemudian bertanya kepada Bimanesh siapa yang membalut kepala Setya dengan selimut. Namun Bimanesh menjawab dirinya tidak tahu.

“Saya juga bingung, apakah itu perawat IGDnya atau Satpamnya? Tujuannya apa? Kalau orang mau berobat ya berobat saja. Kalau mau bersembunyi ya enggak usah pakai ke Rumah Sakit,” ujar Bimanesh Sutarjo.

Baca juga: Kata Saksi Ahli Ini Setya Novanto Harus Opname Seusai Kecelakaan

Berita terkait

Siapa Saja yang Pernah Jadi Ketua Umum Golkar? Disaksikan Jokowi, Bahlil Ketum Partai Golkar 2024-2029

22 Agustus 2024

Siapa Saja yang Pernah Jadi Ketua Umum Golkar? Disaksikan Jokowi, Bahlil Ketum Partai Golkar 2024-2029

Mereka yang pernah menjabat menjadi Ketua Umum Golkar sejak awal berdiri hingga sekarang. Terakhir, Bahlil Lahadalia gantikan Airlangga Hartarto.

Baca Selengkapnya

KPK Periksa Kembali Miryam S. Haryani Eks Anggota DPR dalam Kasus Korupsi e-KTP, Pernah Beri Keterangan Palsu

16 Agustus 2024

KPK Periksa Kembali Miryam S. Haryani Eks Anggota DPR dalam Kasus Korupsi e-KTP, Pernah Beri Keterangan Palsu

Pada 2019, KPK menetapkan Miryam S. Haryani sebagai tersangka dalam kasus e-KTP. Kini, ia dipanggil lagi oleh penyidik KPK dalam kasus yang sama.

Baca Selengkapnya

Airlangga Hartarto dan Kabar Dugaan Korupsi CPO, Berikut Daftar Ketua Umum Parpol Tersangkut Korupsi

14 Agustus 2024

Airlangga Hartarto dan Kabar Dugaan Korupsi CPO, Berikut Daftar Ketua Umum Parpol Tersangkut Korupsi

Airlangga Hartarto mundur dari Ketua Umum Golkar, disangkutpautkan dengan dugaan korupsi CPO. Ini daftar ketua umum parpol yang tersangkut korupsi.

Baca Selengkapnya

Profil Partai Golkar yang Dipimpin Airlangga Hartarto Selama 7 Tahun

13 Agustus 2024

Profil Partai Golkar yang Dipimpin Airlangga Hartarto Selama 7 Tahun

Airlangga Hartarto mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum Partai Golkar setelah 7 tahun menjabat.

Baca Selengkapnya

Airlangga Hartarto Hengkang dari Kursi Ketua Umum Golkar, Kilas Balik Pengangkatannya Gantikan Setya Novanto

12 Agustus 2024

Airlangga Hartarto Hengkang dari Kursi Ketua Umum Golkar, Kilas Balik Pengangkatannya Gantikan Setya Novanto

Mundur dari kursi Ketua Umum Golkar, bagaimana kilas balik perjalanan Airlangga Hartarto dalam menggantikan Setya Novanto?

Baca Selengkapnya

Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto Mundur, Berikut Ketum Golkar dari Masa ke Masa

12 Agustus 2024

Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto Mundur, Berikut Ketum Golkar dari Masa ke Masa

Airlangga Hartarto mundur dari kursi Ketua Umum Golkar, bagaimana sejarah para pemimpin partai beringin ini dari masa ke masa?

Baca Selengkapnya

KPK Usut Lagi Kasus E-KTP, Panggil Eks Anggota DPR Miryam S. Haryani

9 Agustus 2024

KPK Usut Lagi Kasus E-KTP, Panggil Eks Anggota DPR Miryam S. Haryani

KPK kembali mengusut kasus E-KTP, dengan memanggil eks anggota DPR Miryam S. Haryani yang juga tersangka dalam kasus ini.

Baca Selengkapnya

Sudirman Said Didorong Aktivis Antikorupsi Maju Capim KPK, Bukti Keberaniannya Ungkap Kasus Papa Minta Saham Setya Novanto

15 Juli 2024

Sudirman Said Didorong Aktivis Antikorupsi Maju Capim KPK, Bukti Keberaniannya Ungkap Kasus Papa Minta Saham Setya Novanto

Ketua IM57 Institute, Praswad Nugraha mendorong Mantan Menteri ESDM Sudirman Said maju mendaftarkan diri sebagai capim KPK. Rekam jejaknya.

Baca Selengkapnya

Menko Perekonomian Bantah Sinyal Pembatasan BBM Bersubsidi dari Luhut, Ini Profil Airlangga Hartarto

12 Juli 2024

Menko Perekonomian Bantah Sinyal Pembatasan BBM Bersubsidi dari Luhut, Ini Profil Airlangga Hartarto

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto membantah sinyal yang diberikan Luhut soal adanya pembatasan BBM bersubsidi dalam waktu dekat.

Baca Selengkapnya

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

3 Mei 2024

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya