Cegah Radikalisme, Azyumardi Usul Diklat Kebangsaan untuk Dosen

Sabtu, 26 Mei 2018 06:17 WIB

Azyumardi Azra. TEMPO/Arie Basuki

TEMPO.CO, Jakarta - Guru Besar Universitas Islam Negeri Jakarta Azyumardi Azra mengusulkan adanya diklat kebangsaan bagi dosen perguruan tinggi serta guru-guru sekolah dan madrasah di Indonesia. Usulan itu diajukan untuk menangkal tersebarnya paham radikalisme melalui perguruan tinggi maupun sekolah di Indonesia.

Azyumardi mengatakan radikalisme masuk melalui infiltrasi-infiltrasi, salah satunya ke perguruan tinggi. "Kepala BIN bilang bahkan ada tiga perguruan tinggi tingkat nasional yang 39 persen mahasiswa bahkan dosennya sudah terpapar paham radikalisme," ujar dia di Hotel Cemara, Jakarta Pusat pada Jumat, 25 Mei 2018.

Salah satu indikasi masuknya paham radikal itu, kata Azra, terlihat pada saat peristiwa bom bunuh diri di Surabaya beberapa waktu lalu. Menurut dia, banyak pengajar-pengajar di perguruan tinggi yang menganggap teror tersebut adalah rekayasa dari pemerintah. "Paham itu lah yang mesti direspon dengan pendidikan kebangsaan. Diklat kebangsaan," ujarnya.

Baca: Yasonna Minta Implementasi UU Terorisme Tetap Menjunjung HAM

Alasan lain Azyumardi mendorong adanya diklat untuk pengajar adalah lantaran dia melihat para pengajar sejatinya tidak pernah lagi tersentuh pelatihan soal kebangsaan setelah resmi menjadi pengajar. Berbeda dengan pelajar maupun mahasiswa yang masih mendapatkan pendidikan kewarganegaraan.

Advertising
Advertising

"Paling tidak para pengajar menerima saat pendidikan prajabatan PNS. Setelah itu berpuluh tahun tidak lagi dapat materi soal Pancasila, bhineka tunggal ika, dan mengenai NKRI," kata Azyumardi. Sehingga, mereka acapkali terpapar praktik transnasional dengan paham radikal.

Karena itu, Azyumardi mendorong tiga kementerian, yaitu Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi; Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; dan Kementerian Agama untuk merealisasikan usulan tersebut. Adapun Kemenristekdikti bertanggungjawab untuk perguruan tinggi, Kemendikbud bertanggungjawab untuk sekolah-sekolah, dan Kemenag bertanggungjawab untuk madrasah.

Baca: Komentar Mengejutkan Aman Abdurrahman Soal Bom Surabaya

"Kalau madrasahnya ada di lingkungan pesantren itu tak jadi masalah. Tapi kalau berdiri sendiri, lalu ada yayasan atau didirikan ustad yang wahabi itu bahaya," kata Azyumardi.

Wacana itu pun, menurut dia, perlu dukungan dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) agar bekerjasama dengan Forum Rektor Indonesia untuk memasukkan langkah pencegahan penyebaran paham radikalisme di kalangan kampus. "BNPT punya peran lebih jelas, karena enggak mungkin densus yang lakukan itu," kata dia.

Azyumardi mengatakan metode yang bisa dilakukan terlebih dahulu antara lain melakukan training of trainers. Sehingga nantinya tersedia para pelatih diklat yang bisa disebar secara bertahap ke daerah kabupaten dan kota masing-masing.

Baca: TNI Ikut Tangani Terorisme Dinilai Tak Akan Buat Militer Represif

Berita terkait

Begini Cara Umat Islam Indonesia Berangkat Haji Zaman Dulu

7 hari lalu

Begini Cara Umat Islam Indonesia Berangkat Haji Zaman Dulu

Bagaimana perjalanan umat muslim Nusantara dahulu berangkat ke Mekah untuk menjalankan ibadah haji?

Baca Selengkapnya

Tersangka Penyerang Gereja Sydney Tidak Menunjukkan Tanda-tanda Radikalisme

31 hari lalu

Tersangka Penyerang Gereja Sydney Tidak Menunjukkan Tanda-tanda Radikalisme

Ayah remaja yang ditangkap karena menikam seorang uskup di Sydney tidak melihat tanda-tanda radikalisme pada putranya.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Ajak Tangkal Gerakan Radikalisme

8 Februari 2024

Bamsoet Ajak Tangkal Gerakan Radikalisme

Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila Bambang Soesatyo mengapresiasi kesolidan kader Pemuda Pancasila di berbagai daerah.

Baca Selengkapnya

Mahfud Md Nilai Gerakan Radikalisme karena Merasa Ada Ketidakadilan

14 Januari 2024

Mahfud Md Nilai Gerakan Radikalisme karena Merasa Ada Ketidakadilan

"Karenanya, mari membangun keadilan, menegakkan hukum dengan baik. Ini pintu kemajuan ekonomi dan pemerataan," kata Mahfud Md.

Baca Selengkapnya

Atasi Terorisme dan Radikalisme, Prabowo Sebut Perlu Percepatan Transformasi Pembangunan

24 November 2023

Atasi Terorisme dan Radikalisme, Prabowo Sebut Perlu Percepatan Transformasi Pembangunan

Prabowo mengatakan radikalisme, ekstremisme, dan terorisme tumbuh subur saat rakyat putus asa dan kehilangan harapan mengenai masa depan.

Baca Selengkapnya

Dua Wanita Didakwa Pelanggaran Terorisme di Inggris setelah Unjuk Rasa Pro-Palestina

4 November 2023

Dua Wanita Didakwa Pelanggaran Terorisme di Inggris setelah Unjuk Rasa Pro-Palestina

Dua wanita tersebut mengenakan stiker paralayang yang diasosiasikan sebagai pro-Hamas dalam unjuk rasa pro-Palestina di London.

Baca Selengkapnya

Teken MoU Kerja Sama dengan BNPT, Gibran: Tanggulangi Radikalisme, Terorisme, dan Intoleransi

20 September 2023

Teken MoU Kerja Sama dengan BNPT, Gibran: Tanggulangi Radikalisme, Terorisme, dan Intoleransi

Gibran mengemukakan Pemerintah Kota Solo memang sangat serius dalam penanggulangan masalah intoleransi dan radikalisme.

Baca Selengkapnya

Cak Imin: di Mana Ada Saya dan PKB Tidak Akan Ada Radikalisme

15 September 2023

Cak Imin: di Mana Ada Saya dan PKB Tidak Akan Ada Radikalisme

Cak Imin menilai menilai agama seharusnya menjadi perekat. Demikian juga dengan tempat ibadah yang seharusnya bukan menjadi ladang pemecah belah.

Baca Selengkapnya

Wapres Ma'ruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Pengkhususan dalam Mengawasi Rumah Ibadah

8 September 2023

Wapres Ma'ruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Pengkhususan dalam Mengawasi Rumah Ibadah

Menurut Wapres Ma'ruf Amin, masalah itu datang apabila ada pengkhususan terhadap suatu objek seperti rumah ibadah.

Baca Selengkapnya

Polemik Usul Kepala BNPT agar Tempat Ibadah di Bawah Kontrol Pemerintah, Langkah Mundur?

6 September 2023

Polemik Usul Kepala BNPT agar Tempat Ibadah di Bawah Kontrol Pemerintah, Langkah Mundur?

Usul Kepala BNPT agar tempat ibadah di bawah kontrol pemerintah menimbulkan sejumlah kritik. Usul ini bahkan dinilai sebagai langkah mundur.

Baca Selengkapnya