TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden Mahfud Md menyebut kehidupan toleransi antar-umat beragama di Indonesia terjaga dengan baik. Dalam dua tahun terakhir, Mahfud menyebut tidak ada aksi terorisme.
"Dalam dua tahun ini, tidak ada bom meledak. Kita patut bersyukur. Terakhir 2021. Situasi kini lebih aman," kata Mahfud Md dalam orasi kebangsaannya di Gereja Rumah Persembahan, Medan, Sumatera Utara, pada Ahad, 14 Januari 2024, seperti dikutip dalam keterangan tertulis.
Mahfud Md menyebut sejatinya soal kerukunan, kesamaan kedudukan hukum, antarumat beragama sudah selesai sejak lama. “Sejak kecil, orang Indonesia sudah biasa dalam perbedaan,” kata Mahfud.
Mahfud Md menyebut oknum yang ikut gerakan radikalisme seringkali karena merasakan ketidakadilan. Selain itu, mereka juga ikut-ikutan melawan melalui aksi kekerasan dan intoleransi. "Karenanya, mari membangun keadilan, menegakkan hukum dengan baik. Ini pintu kemajuan ekonomi dan pemerataan," kata Mahfud.
Indonesia, kata Mahfud Md, adalah milik bersama semua suku, agama, dan golongan. Indonesia bukan hanya nation, tetapi juga cita-cita hidup bersama penuh kerukunan.
"Semua agama tahu, perbedaan-perbedaan ini adalah ciptaan-Nya. Tuhan sendiri yang bikin. Ini agar bukan hanya saling toleran, bekerja sama dalam banyak hal kebaikan," ujarnya.
Selain jemaat Gereja, dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, hadir juga dalam acara ini seperti Menkumham Yasonna H. Laoly, Pendeta GBI Rumah Persembahan Bambang Y, dan dari Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud Andi Widjajanto.
Dalam orasi kebangsaannya, Mahfud menyatakan lewat acara ini, kebebasan beragama bukan hanya tertulis dalam konstitusi, tetapi ada dalam keseharian warga bangsa. "Saya kira ini yang harus kita terus jaga," pesan Mahfud Md.
Mahfud juga menceritakan sejarah awal kemerdekaan. Waktu itu, kata Mahfud, ada dua kutub pemahaman, yaitu satu ingin mendirikan negara sekuler, kedua ingin mendirikan negara agama. Menurut Mahfud Md, saat terjadi perdebatan yang argumentasinya sama-sama kuat.
Hebatnya, kata Mahfud, para pendiri bangsa ketemu jalan kompromi. Bertemu di kalimat yang sama, yang dalam bahasa Islam-nya, Kalimatun Sawa. Indonesia bukan negara agama juga bukan negara sekuler.
"Yang menyangkut peribadatan, itu urusan internal. Tidak boleh diintervensi, negara melindungi dan menjamin. Yang menyangkut kepentingan dan tujan bersama, adalah pandangan dan visi tentang negara, pemerintahan yang bersih, demokrasi yang jujur, memberantas korupsi, kesamaan semua ini diikat Pancasila," kata Mahfud.
Pilihan Editor: Soal Komunikasi Kubu Ganjar-Mahfud dengan Anies-Muhaimin, Puan Maharani: Formal dan Informal Kami Lakukan