Eks Napi Terorisme Sofyan Tsauri Bantah Tudingan Jadi Intel

Minggu, 20 Mei 2018 14:38 WIB

Muhammad Sofyan Tsauri. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Nama Sofyan Tsauri ramai dibicarakan di media sosial setelah beberapa aksi teror yang terjadi di Indonesia. Sofyan disebut-sebut sebagai agen intelijen yang disusupkan ke dalam gerakan Islam. Sofyan Tsauri membantah tudingan ia adalah anggota intelijen.

Dia juga membantah menginfiltrasi gerakan Islam untuk mengkriminalisasi beberapa ulama, seperti Abu Bakar Ba’asyir.

“Saya dianggap sebagai orang yang memproduksi dan memprovokasi sebagian ikhwan-ikhwan FPI ke jaringan terorisme," ujar Sofyan saat dihubungi Tempo, Ahad, 20 Mei 2018.

Baca juga: Siapa Desertir Polisi di Balik Teroris Aceh?

Dalam informasi yang beredar, Sofyan Tsauri disebut sebagai anggota Brimob pencetak teroris. Sofyan diketahui sebagai mantan anggota kepolisian dengan pangkat terakhir brigadir. Polisi pernah menyebutkan bahwa Sofyan adalah anggota Sabhara Kepolisian Resor Depok.

Advertising
Advertising

Informasi soal Sofyan Tsauri pernah diungkap pemimpin FPI, Rizieq Shihab, pada 2010. Rizieq kala itu menyebutkan bahwa teroris Aceh didanai oleh Sofyan. Rizieq saat itu juga menuding bahwa Sofyan Tsauri melatih menembak para terduga teroris di Mako Brimob, Kelapa Dua.

Video Rizieq Shihab yang menyampaikan tudingan itu kini juga beredar luas kembali. Namun Sofyan membantah semua tudingan itu. "Tuduhan HRS kepada saya, itu berarti berkonsekuensi saya bisa terbunuh," ujarnya.

Sofyan Tsauri sebelumnya divonis 10 tahun penjara karena terbukti menjual senjata api kepada gembong teroris Dulmatin. Senjata itu kemudian digunakan kelompok teroris di Aceh.

Dia mengatakan ia menjalani hukuman dan berada di antara para terduga teroris lain di dalam penjara. Bahkan ia mengaku ada beberapa kali percobaan pembunuhan terhadapnya.

"Ada yang mencoba ingin membunuh saya, baik dengan mencuri harta saya maupun dengan membunuh dengan cara diracun, dan sebagainya,” ujarnya.

Adapun tudingan bahwa ia melatih menembak anggota FPI di Mako Brimob, Sofyan Tsauri menjelaskan bahwa hanya ada tiga orang yang ia ajak latihan menembak. Namun ia mengaku hal itu terjadi saat ia belum terpapar radikalisme dan terorisme.

Baca juga: Sofyan Tsauri Bantah Dirinya Intel

“Saya waktu itu diajak dengan saudara Trisno dan itu kami bayar. Satu pucuk senjata kami sewa, satu peluru kami sewa. Tidak ada motif lain kecuali kami hanya menembak dan itu hal biasa,” ujar dia.

Menurut narapidana teroris yang bebas sejak 21 Oktober 2015 ini, lapangan tembak di Kesatrian Mako Brimob masih bisa dipakai oleh masyarakat. “(Lapangan) itu biasa menyewakan senjata bagi masyarakat umum yang ingin belajar,” ujar dia.

Dia juga membantah pernah bekerja di satuan intelijen. Sepanjang tugasnya di kepolisian, Sofyan berujar ia hanya bertugas sebagai Binmas dan Sabhara. Saat terpapar paham radikalisme, Sofyan melanjutkan, ia bertugas di Sabhara Kepolisian Daerah Metro Jaya.

“Dipindahkan ke Polres Depok. Sempat di Polsek Beji, kemudian saya juga hanya Binmas dan Sabhara biasa,” kata dia.

Saat masih menjadi polisi, Sofyan Tsauri mengaku beraktivitas sebagai ustad. Perkenalan dengan pemikiran terorisme digerakkan keinginan membela umat Islam.

“Saya ingin berjihad membela kaum muslimin. Tetapi, siapa nyana saya justru masuk organisasi, atau paham-paham yang takfir," ujarnya.

Berita terkait

WNI Terasosiasi FTF Serta Keterlibatan Perempuan dan Anak dalam Terorisme Jadi Fokus BNPT

2 hari lalu

WNI Terasosiasi FTF Serta Keterlibatan Perempuan dan Anak dalam Terorisme Jadi Fokus BNPT

Deputi Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT, Ibnu Suhaendra mengatakan, negara harus hadir melindungi WNI dari terorisme.

Baca Selengkapnya

Jaksa AS Tuntut Hukuman 40 Tahun Penjara bagi Penyerang Suami Nancy Pelosi

7 hari lalu

Jaksa AS Tuntut Hukuman 40 Tahun Penjara bagi Penyerang Suami Nancy Pelosi

Jaksa menuntut pria yang masuk ke rumah mantan Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan menyerang suaminya dengan palu harus menjalani hukuman 40 tahun penjara.

Baca Selengkapnya

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Wakil Duta Besar Selandia Baru

9 hari lalu

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Wakil Duta Besar Selandia Baru

Program deradikalisasi merupakan upaya pembinaan dalam rangka mendukung proses reintegrasi warga binaan untuk kembali ke masyarakat.

Baca Selengkapnya

Kepolisian Australia Menembak Mati Remaja Laki-laki karena Penikaman

13 hari lalu

Kepolisian Australia Menembak Mati Remaja Laki-laki karena Penikaman

Kepolisian Australia mengkonfirmasi telah menembak mati seorang remaja laki-laki, 16 tahun, karena penikaman dan tindakan bisa dikategorikan terorisme

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

15 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

16 hari lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

18 hari lalu

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), berikan Sertifikat Penerapan Standar Minimum Pengamanan kepada 18 pengelola objek vital strategis dan transportasi di Jakarta.

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

23 hari lalu

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

Indonesia menjadi role model upaya penanggulangan terorisme. Uni Eropa sangat ingin belajar dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Remaja Penikam Uskup di Sydney Didakwa Terorisme, Terancam Penjara Seumur Hidup

29 hari lalu

Remaja Penikam Uskup di Sydney Didakwa Terorisme, Terancam Penjara Seumur Hidup

Remaja laki-laki berusia 16 tahun telah didakwa melakukan pelanggaran terorisme setelah menikam uskup gereja Asyur di Sydney saat kebaktian gereja.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

29 hari lalu

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap tujuh orang diduga terafiliasi sebagai anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah

Baca Selengkapnya