Kasus Novel Baswedan, Moeldoko: Desak Polri, Jangan Presiden

Jumat, 27 April 2018 11:01 WIB

Kepala Kantor Staf Presiden, Moeldoko berdialog dengan wartawan dalam acara Coffee Morning di Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, 27 April 2018. TEMPO/Ahmad Faiz

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko meminta publik tak melulu mendesak Presiden Joko Widodo atau Jokowi soal penyelesaian kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan. Moeldoko meminta masyarakat mengarahkan telunjuknya ke Kepolisian RI dalam penyelesaian kasus tersebut.

Menurut Moeldoko, alasan Jokowi belum membentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF) kasus Novel Baswedan adalah ingin memberi keleluasaan kepada kepolisian dalam bekerja. Presiden, kata dia, ingin pemerintah tidak banyak mengintervensi dalam konteks penegakan hukum.

Baca juga: Usman Hamid: Kasus Novel Baswedan Kerikil dalam Sepatu Jokowi

"Jadi, kalau masalah enggak puas, pressure saja ke kepolisian, kenapa kepolisian tidak bisa segera menyelesaikan. Jangan semua arahnya kepada Presiden," ucap Moeldoko dalam acara coffee morning bersama wartawan di Gedung Bina Graha, Jakarta, Jumat, 27 April 2018.

Moeldoko meminta Presiden Jokowi diberi kesempatan untuk memikirkan hal-hal yang lebih strategis dan besar. Bila pemerintah mengintervensi, hal ini bisa membuat penegak hukum tidak bekerja maksimal.

Advertising
Advertising

Meski Presiden tak kunjung membentuk TGPF kasus Novel Baswedan atau memberi tenggat waktu kepada kepolisian untuk menyelesaikan kasus ini, Moeldoko membantah bahwa isu ini tidak menjadi prioritas Jokowi. "Justru Presiden memberikan prioritas kepada pihak yang mempunyai otoritas untuk bekerja lebih optimal," tuturnya.

Baca juga: Novel Baswedan dan Cerita Soal Jenderal

Penyidik KPK, Novel Baswedan, disiram air keras di wajahnya seusai salat subuh di masjid dekat rumahnya, April tahun lalu. Saat itu, Novel tengah menyelidiki kasus korupsi proyek pengadaan kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP). Namun, hingga kini, polisi tak kunjung menemukan pelakunya.

Sejumlah kalangan mendesak agar Presiden Jokowi membentuk TGPF kasus Novel Baswedan untuk mempercepat pengungkapan kasus ini. Namun Jokowi mengisyaratkan untuk menunggu kepolisian menyerah, baru mengeluarkan tindakan berikutnya.

Berita terkait

Kondisi Rumah Murah Program Jokowi di Villa Kencana Cikarang: Banyak yang Terbengkalai

4 jam lalu

Kondisi Rumah Murah Program Jokowi di Villa Kencana Cikarang: Banyak yang Terbengkalai

Kondisi rumah murah program Jokowi di Villa Kencana Cikarang mayoritas terbengkalai dan tak berpenghuni

Baca Selengkapnya

Kementerian ESDM Masih Bahas Soal Perpanjangan Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport

4 jam lalu

Kementerian ESDM Masih Bahas Soal Perpanjangan Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport

Kementerian ESDM terus berkomunikasi dengan kementerian Keuangan untuk mengkaji arif bea keluar untuk ekspor konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia

Baca Selengkapnya

Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

7 jam lalu

Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

Prabowo diharapkan tidak terjebak dalam politik merangkul yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Istana Sebut Pansel Calon Pimpinan KPK Diumumkan Bulan Ini

7 jam lalu

Istana Sebut Pansel Calon Pimpinan KPK Diumumkan Bulan Ini

Pansel KPK bertugas menyeleksi para calon pimpinan KPK sebelum diserahkan kepada DPR untuk melakukan tes uji kepatutan dan kelayakan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kumpulkan Prabowo hingga Panglima TNI Bahas Operasi Khusus Papua

8 jam lalu

Jokowi Kumpulkan Prabowo hingga Panglima TNI Bahas Operasi Khusus Papua

Jokowi mengumpulkan menteri dan kepala lembaga negara di Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu siang. Bahan soal anggaran operasi khusus Papua.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Anggarkan Rp 355 Miliar untuk Bangun Taman Peringatan di Ibu Kota Nusantara

8 jam lalu

Pemerintah Anggarkan Rp 355 Miliar untuk Bangun Taman Peringatan di Ibu Kota Nusantara

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menyebut taman peringatan di Ibu Kota Nusantara bisa jadi lokasi kunjungan tamu negara

Baca Selengkapnya

Busyro Muqoddas Tak Lagi Percaya Pansel KPK Bentukan Jokowi, Desak Ada Proses Demokratis

9 jam lalu

Busyro Muqoddas Tak Lagi Percaya Pansel KPK Bentukan Jokowi, Desak Ada Proses Demokratis

Busyro Muqoddas tak ingin KPK kian terpuruk setelah pimpinan yang dipilih lewat pansel hasil penunjukkan Jokowi bermasalah

Baca Selengkapnya

Sederet Hal terkait Kapolda Jateng Ahmad Luthfi Maju Pilgub 2024

10 jam lalu

Sederet Hal terkait Kapolda Jateng Ahmad Luthfi Maju Pilgub 2024

Presiden Jokowi menyiratkan langkah Kapolda Jateng Ahmad Luthfi untuk menjadi bakal calon Gubernur Jateng tidak ada kaitan dengannya.

Baca Selengkapnya

Sederet Fakta Modeling Budidaya Ikan Nila Salin yang Diresmikan Jokowi di Karawang

10 jam lalu

Sederet Fakta Modeling Budidaya Ikan Nila Salin yang Diresmikan Jokowi di Karawang

Presiden Jokowi mengatakan pembukaan modeling Budidaya Ikan Nila Salin (BINS) ini karena ada permintaan pasar yang sangat besar. Berikut sederet fakta

Baca Selengkapnya

Jokowi Perpanjang Izin Ekspor Konsentrat Freeport Lagi, Ini Sebabnya

11 jam lalu

Jokowi Perpanjang Izin Ekspor Konsentrat Freeport Lagi, Ini Sebabnya

Presiden Jokowi akhirnya memberikan perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga oleh PT Freeport Indonesia yang tadinya berakhir pada 31 Mei 2024

Baca Selengkapnya