Peluang Calon Presiden dari Gerindra Selain Prabowo Masih Terbuka

Reporter

Imam Hamdi

Editor

Juli Hantoro

Sabtu, 14 April 2018 10:58 WIB

Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. TEMPO/Ade Ridwan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya melihat peluang calon presiden selain Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, yang telah dideklarasikan partainya sebagai calon presiden pada Pemilu 2019, masih terbuka. "Deklarasi Gerindra kemarin untuk menarik kembali pemilih dan menguji tingkat posisi elektoral Prabowo di tingkat puncak ketika memastikan dia maju," kata Yunarto saat dihubungi, Sabtu, 14 April 2018.

Ia melihat deklarasi Gerindra pada Rabu lalu belum memastikan apa pun dalam konstelasi pilpres. Alasannya, yang terjadi kemarin adalah baru istilah internal Gerindra. Menurut dia, maju atau tidaknya Prabowo akan ditentukan pada menit terakhir.

Baca juga: Syarat Usung Prabowo, PKS Ingin Cawapres dari Kadernya

"Sebelum ada pendaftaran KPU, belum ada kepastian," ucapnya. Sejauh ini, Gerindra belum mempunyai posisi tawar yang kuat karena tidak cukup memenuhi ambang batas pencalonan presiden sebanyak 20 persen jumlah kursi di Dewan Perwakilan Rakyat. Gerindra mesti menggandeng partai lain untuk berkoalisi jika ingin mencalonkan Prabowo.

Menurut Yunarto, Gerindra sudah melakukan langkah yang tepat dengan mendeklarasikan Prabowo. Dengan deklarasi tersebut, partai berlambang Garuda itu akan lebih mudah melakukan konsolidasi internal. "Saya meyakini, kemarin, pengurus dan kader cenderung galau mendengar ketumnya belum pasti maju," ujarnya.

Advertising
Advertising

Selain itu, langkah yang ditempuh Gerindra tersebut juga bisa menarik kembali simpatisan yang kemarin sempat tercerai-berai. Sebab, Gerindra memang berkukuh ingin menjadikan Prabowo sebagai calon presiden, agar suara partai tidak tergerus pada Pemilu 2019. "Kalau langkah itu tidak dilakukan, bukan tidak mungkin simpatisan dan pemilih Gerindra akan kabur."

Yunarto menjelaskan, ada pola pada pemilu legislatif dan presiden yang dilakukan serentak. Jika kader partai mengajukan diri sebagai presiden, secara otomatis itu mengatrol suara partai. "Elektabilitas partai akan naik jika kadernya mencalonkan," tuturnya. "Gerindra ingin mengambil momen ini untuk mengukur seberapa besar elektabilitas puncaknya."

Jadi, kata dia, deklarasi kemarin tidak mengukur, apakah pantas atau tidak Prabowo berhadapan dengan Jokowi. Namun Gerindra ingin mempertahankan suara pada Pemilu 2019.

Nah, langkah ini yang terlihat ingin dicoba dengan deklarasi kemarin. Artinya, ucap dia, peluang calon lain, seperti mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, masih terbuka. "Sebab, kalau sendiri, Gerindra tidak punya arti apa pun."

Adapun Partai Keadilan Sejahtera sejauh ini belum menentukan sikapnya. PKS, tutur Yunarto, punya sembilan nama kadernya yang digodok untuk menjadi capres dan cawapres, yang notabene menjadi syarat jika mau berkoalisi dengan Gerindra.

Baca juga: Gerindra Deklarasikan Prabowo, PPP: Dua Spekulasi itu Patah

Partai lain yang belum menentukan sikap, seperti Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Amanat Nasional, dan Partai Demokrat, juga demikian. PKB, kata dia, pasti ingin mengajukan ketua umumnya, Muhaimin Iskandar, sebagai calon wakil presiden. Sedangkan PAN mengajukan Zulkifli Hasan.

"Prabowo sekarang belum punya posisi tawar," ujarnya. Sedangkan Demokrat terlihat masih melihat arah angin. Demokrat pasti mencari siapa yang mau membeli posisi Agus Harimurti Yudhoyono dalam posisi tawar yang lebih mahal lewat pembagian kekuasaan.

"Bukan tidak mungkin SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) bersifat pragmatis, masih bisa ke Jokowi atau Prabowo," ujarnya. "Segala sesuatu masih bisa terjadi pada masa injury time. Bahkan Demokrat bisa saja membangun poros ketiga karena melihat semuanya masih cair."

Berita terkait

Gerindra Jajaki Koalisi dengan Parpol Lain di Pilkada Jawa Tengah, Ini Alasannya

5 jam lalu

Gerindra Jajaki Koalisi dengan Parpol Lain di Pilkada Jawa Tengah, Ini Alasannya

Gerindra sebelumnya sudah berkomunikasi dengan Demokrat untuk Pilkada Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Alasan Muhaimin Sebut PKB Tunggu hingga 20 Oktober Soal Peluang Gabung Koalisi Prabowo

6 jam lalu

Alasan Muhaimin Sebut PKB Tunggu hingga 20 Oktober Soal Peluang Gabung Koalisi Prabowo

Muhaimin Iskandar mengatakan Prabowo menerima masukan dari PKB untuk menjadi agenda nasional.

Baca Selengkapnya

Prabowo Hadiri Halalbihalal Bersama Pegawai Kemenhan, Ini Pesannya

8 jam lalu

Prabowo Hadiri Halalbihalal Bersama Pegawai Kemenhan, Ini Pesannya

Prabowo mengatakan misi pertahanan adalah misi yang sangat menentukan.

Baca Selengkapnya

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

9 jam lalu

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

Adapun rencana membentuk Presidential Club diungkap oleh juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Baca Selengkapnya

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

9 jam lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

10 jam lalu

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

Prabowo disebut memiliki keinginan untuk secara rutin bertemu dengan para presiden sebelum dia.

Baca Selengkapnya

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

10 jam lalu

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

Dahnil menilai Prabowo punya kemampuan untuk menghubungkan mereka.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

11 jam lalu

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

Wacana presidential club yang sebelumnya disampaikan Juru Bicara Prabowo mendapat respond dari Jokowi dan Gibran.

Baca Selengkapnya

Muhammadiyah Buka Suara soal Jatah Kursi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

11 jam lalu

Muhammadiyah Buka Suara soal Jatah Kursi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Abdul Mu'ti mengaku pihaknya akan mendegasikan kadernya dengan senang hati apabila Muhammadiyah diberi amanah oleh Prabowo.

Baca Selengkapnya

Gerindra dan Demokrat Respons Luhut soal 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

12 jam lalu

Gerindra dan Demokrat Respons Luhut soal 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

Partai Demokrat dan Partai Gerindra respons begini soal Luhut yang meminta Prabowo untuk tidak membawa 'orang toxic' ke kabinetnya.

Baca Selengkapnya