Kepala Setya Novanto Cukup Disalep, Perawat RS Medika Menangis

Reporter

Alfan Hilmi

Selasa, 3 April 2018 02:43 WIB

Terdakwa mantan ketua DPR, Setya Novanto, mengikuti sidang pembacaan tuntutan, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, 29 Maret 2018. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta-Tangis Indri Astuti, Supervisor Keperawatan Rumah Sakit Medika Permata Hijau Jakarta, pecah di ruang sidang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin, 2 April 2018. Indri saat itu sedang menceritakan pengalamannya menangani Setya Novanto yang dirawat usai mengalami kecelakaan mobil.

Indri mengaku dialah yang memasangkan perban di dahi Setya. Padahal, menurutnya, dahi kiri Setya cukup diolesi salep dan tidak perlu diperban. Melihat saksi menangis, hakim pun bertanya, “Kenapa Saudara menangis?”

Baca: Saksi: Setya Novanto Minta Kepalanya Diperban Meski Hanya Lecet

“Karena saya melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan hati saya, Pak,” ujar Indri. Menurut Indri, ia terpaksa memasang perban karena permintaan Setya Novanto dan izin dari dokter Bimanesh Sutarjo. “Setelah mengolesi lukanya dengan salep, saya tutupi dengan perban."

Indri berujar mengenal Bimanesh sejak 1994. Namun dia tidak menyangka Bimanesh merekayasa data medis pasien. Padahal, Indri mengaku mengenal Bimanesh sebagai orang yang baik sejak 24 tahun lalu. “Saya merasa berat menjadi saksi orang baik,” kata Indri.

Tidak hanya Indri, Nurul Rahmah Nuari, perawat yang juga dihadirkan sebagai saksi persidangan, tiba- tiba terisak saat memberikan keterangan. Nurul mengaku saat itu takut dan bimbang ketika tahu pasien yang ia tangani sedang terseret kasus korupsi proyek kartu penduduk elektronik atau e-KTP.

Simak: Setelah Setya Novanto Dituntut 16 Tahun Penjara dalam Kasus E-KTP

“Tetap saja saya takut, karena ini kan menyangkut masalah korupsi,” kata Nurul dengan suara bergetar.

Hakim Machfudin pun mencoba menenangkan Nurul. “Tenang, ambil napas dulu,” katanya.

Namun Nurul tidak melanjutkan perkataannya. Selama beberapa detik ruang sidang hening dan hanya terdengar isak tangis Nurul. Hakim kemudian kembali membujuknya. “Kenapa, kan tinggal diulang, diceritakan saja ceritanya”.

“Tetap saja ada rasa gimana gitu,” kata Nurul.

Lihat: Cerita Perawat Saat Setya Novanto Tiba di RS Usai Kecelakaan

Indri dan Nurul dihadirkan di sebagai saksi terdakwa Bimanesh di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi. Mereka merupakan perawat yang menangani Setya di ruangan VIP 323. Indri berperan menempelkan perban ke dahi Setya yang menurutnya tidak butuh diperban.

Sedangkan Nurul membantu Indri memasangkan infus khusus anak ke tangan Setya. Keduanya diperintahkan oleh dokter Bimanes. Bimanesh diduga merekayasa rekam medis Setya Novanto agar terhindar dari pemeriksaan Komisi Pemberantasan Korupsi.

Advertising
Advertising

Berita terkait

Siapa Saja yang Pernah Jadi Ketua Umum Golkar? Disaksikan Jokowi, Bahlil Ketum Partai Golkar 2024-2029

22 Agustus 2024

Siapa Saja yang Pernah Jadi Ketua Umum Golkar? Disaksikan Jokowi, Bahlil Ketum Partai Golkar 2024-2029

Mereka yang pernah menjabat menjadi Ketua Umum Golkar sejak awal berdiri hingga sekarang. Terakhir, Bahlil Lahadalia gantikan Airlangga Hartarto.

Baca Selengkapnya

KPK Periksa Kembali Miryam S. Haryani Eks Anggota DPR dalam Kasus Korupsi e-KTP, Pernah Beri Keterangan Palsu

16 Agustus 2024

KPK Periksa Kembali Miryam S. Haryani Eks Anggota DPR dalam Kasus Korupsi e-KTP, Pernah Beri Keterangan Palsu

Pada 2019, KPK menetapkan Miryam S. Haryani sebagai tersangka dalam kasus e-KTP. Kini, ia dipanggil lagi oleh penyidik KPK dalam kasus yang sama.

Baca Selengkapnya

Airlangga Hartarto dan Kabar Dugaan Korupsi CPO, Berikut Daftar Ketua Umum Parpol Tersangkut Korupsi

14 Agustus 2024

Airlangga Hartarto dan Kabar Dugaan Korupsi CPO, Berikut Daftar Ketua Umum Parpol Tersangkut Korupsi

Airlangga Hartarto mundur dari Ketua Umum Golkar, disangkutpautkan dengan dugaan korupsi CPO. Ini daftar ketua umum parpol yang tersangkut korupsi.

Baca Selengkapnya

Profil Partai Golkar yang Dipimpin Airlangga Hartarto Selama 7 Tahun

13 Agustus 2024

Profil Partai Golkar yang Dipimpin Airlangga Hartarto Selama 7 Tahun

Airlangga Hartarto mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum Partai Golkar setelah 7 tahun menjabat.

Baca Selengkapnya

Airlangga Hartarto Hengkang dari Kursi Ketua Umum Golkar, Kilas Balik Pengangkatannya Gantikan Setya Novanto

12 Agustus 2024

Airlangga Hartarto Hengkang dari Kursi Ketua Umum Golkar, Kilas Balik Pengangkatannya Gantikan Setya Novanto

Mundur dari kursi Ketua Umum Golkar, bagaimana kilas balik perjalanan Airlangga Hartarto dalam menggantikan Setya Novanto?

Baca Selengkapnya

Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto Mundur, Berikut Ketum Golkar dari Masa ke Masa

12 Agustus 2024

Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto Mundur, Berikut Ketum Golkar dari Masa ke Masa

Airlangga Hartarto mundur dari kursi Ketua Umum Golkar, bagaimana sejarah para pemimpin partai beringin ini dari masa ke masa?

Baca Selengkapnya

KPK Usut Lagi Kasus E-KTP, Panggil Eks Anggota DPR Miryam S. Haryani

9 Agustus 2024

KPK Usut Lagi Kasus E-KTP, Panggil Eks Anggota DPR Miryam S. Haryani

KPK kembali mengusut kasus E-KTP, dengan memanggil eks anggota DPR Miryam S. Haryani yang juga tersangka dalam kasus ini.

Baca Selengkapnya

Sudirman Said Didorong Aktivis Antikorupsi Maju Capim KPK, Bukti Keberaniannya Ungkap Kasus Papa Minta Saham Setya Novanto

15 Juli 2024

Sudirman Said Didorong Aktivis Antikorupsi Maju Capim KPK, Bukti Keberaniannya Ungkap Kasus Papa Minta Saham Setya Novanto

Ketua IM57 Institute, Praswad Nugraha mendorong Mantan Menteri ESDM Sudirman Said maju mendaftarkan diri sebagai capim KPK. Rekam jejaknya.

Baca Selengkapnya

Menko Perekonomian Bantah Sinyal Pembatasan BBM Bersubsidi dari Luhut, Ini Profil Airlangga Hartarto

12 Juli 2024

Menko Perekonomian Bantah Sinyal Pembatasan BBM Bersubsidi dari Luhut, Ini Profil Airlangga Hartarto

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto membantah sinyal yang diberikan Luhut soal adanya pembatasan BBM bersubsidi dalam waktu dekat.

Baca Selengkapnya

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

3 Mei 2024

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya