Pagar Nusa Jaga Keamanan Kiai dari Teror Orang Gila
Reporter
Hari Tri Wasono (Kontributor)
Editor
Amirullah
Rabu, 21 Februari 2018 19:28 WIB
TEMPO.CO, Kediri - Ketua Umum Pagar Nusa Mohammad Nabil Haroen memastikan akan melindungi para kiai pondok pesantren dari ancaman teror orang gila. Nabil juga meminta ancaman ini tidak dikaitkan dengan kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI).
"Sikap Pagar Nusa jelas, membela dan melindungi kiai sampai mati," ujarnya di Kediri, Rabu, 21 Februari 2018. Pagar Nusa merupakan organisasi pencak silat milik Nahdlatul Ulama.
Baca juga: Antisipasi Serangan ke Tokoh Agama, Polisi Tangkap 15 Orang Gila
Nabil mengatakan munculnya aksi teror, yang sebagian dilakukan orang gila atau berpura-pura gila, telah mengancam keselamatan tokoh agama di Indonesia. Tak hanya tokoh agama Islam, seorang pendeta pun turut diserang saat memimpin peribadatan di gereja.
Sebagai organisasi bela diri yang dilahirkan NU, kata dia, Pagar Nusa tidak akan tinggal diam melihat ancaman ini. Terlebih, teror tersebut telah mengarah pada kiai-kiai pondok pesantren tempat umat Islam menimba ilmu agama. Namun dia memastikan langkah pengamanan tersebut tetap sesuai dengan koridor hukum dan berkoordinasi dengan aparat keamanan negara.
Nabil mengapresiasi langkah yang diambil Pondok Pesantren Al Falah Ploso, Kediri, saat menghadapi teror orang gila beberapa hari lalu. Begitu mendapati sesuatu yang mencurigakan, kata dia, keamanan pondok langsung menangkap dan menyerahkan ke polisi. "Kejadian di Al Falah Ploso hampir menjadi isu besar jika tidak segera diambil langkah antisipatif," katanya.
Baca juga: Pesantren Sangsikan Kebenaran kabar Penyerang Ulama Orang Gila
Isu besar yang dimaksud adalah soal kebangkitan PKI. Nabil mengatakan isu ini berembus kencang ketika sejumlah pesan berantai yang mengabarkan kejadian itu meminta mewaspadai kebangkitan PKI. Apalagi sasaran teror yang diincar adalah para kiai.
Nabil juga meminta masyarakat mewaspadai mobilisasi isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) pada tahun politik. Masyarakat diminta tak mudah terprovokasi ataupun ikut-ikutan menyebarkan pesan berantai yang bernada provokasi. "Sebab, isu seperti PKI sangat mudah membakar emosi masyarakat," ucapnya.