Kisruh Alumni 212, Dahnil Anzar: Stop Politisasi Keikhlasan Umat

Reporter

Friski Riana

Editor

Juli Hantoro

Selasa, 30 Januari 2018 14:47 WIB

Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak usai diperiksa di Kepolisian Daerah Metro Jaya terkait pernyataannya mengenai kasus Penyidik Senior KPK Novel Baswedan, Jakarta, 22 Januari 2018. Tempo/Hendartyo Hanggi

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak menilai kemunculan lembaga yang mengatasnamakan alumni 212 sebagai bentuk politisasi keikhlasan umat muslim. "Saran saya stop politisasi keikhlasan umat itu melalui pelembagaan 212 lah segala macam. Itu yang kami enggak bersepakat," kata Dahnil di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Selasa, 30 Januari 2018.

Dahnil menjelaskan, 212 adalah simbol keikhlasan umat atas peristiwa penistaan agama yang dilakukan mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, atas ucapannya yang menyinggung Surat Al-Maidah ayat 51. Aksi tersebut dilaksanakan di Lapangan Monas, pada 2 Desember 2016, dengan menggelar doa bersama dan salat Jumat.

Baca juga: PDIP Berharap Alumni 212 Memberi Pernyataan Menyejukkan

Dahnil menuturkan, banyak warga Muhammadiyah datang ke Jakarta untuk mengikuti aksi damai 212. Kedatangan itu, kata dia, tidak berkaitan dengan politik di Jakarta yang bertepatan dengan pemilihan kepala daerah DKI 2017. "Enggak ada kaitan politik apakah Anies (Gubernur DKI Anies Baswedan) harus menang pada saat itu. Enggak ada. Mereka datang sakit hati karena ada penistaan agama," ujarnya.

Menurut Dahnil, simbol 212 yang dibelokan menjadi kepentingan politik melalui kemunculan alumni-alumni, justru membuat umat muslim terpecah. Lembaganya, kata Dahnil, sudah sejak awal mengimbau pada warga Muhammadiyah agar tidak perlu datang dalam reuni 212. "Itu simbol saja. Imbauan bahwa stop menggunakan keikhlasan umat untuk kepentingan politik," katanya.

Advertising
Advertising

Setelah aksi damai berakhir dan tuntutan peserta aksi terpenuhi dari putusan hakim terhadap Ahok, muncul kelompok masyarakat yang terlibat aksi 212 menyebut diri sebagai Alumni 212. Belakangan, kelompok ini terpecah karena adanya perbedaan sikap. Misalnya, baru-baru ini juru bicara Front Pembela Islam Slamet Ma'arif mengubah nama Presidium Alumni 212 menjadi Persaudaraan Alumni 212.

Baca juga: Alumni 212 Punya Misi Kalahkan Calon dari Partai Merah di Pilkada

Perbedaan sikap di antara alumni 212 memang bukan kali ini saja terjadi. Massa jebolan aksi 212 ini sebelumnya juga berbeda sikap soal pembentukan Garda 212. Garda itu dibentuk untuk memberi akses kepada alumni 212 agar bisa terjun menjadi calon anggota legislatif. Garda 212 dimotori oleh Ansufri Idrus Sambo, yang pernah menjabat sebagai Ketua Presidium Alumni 212.

Berita terkait

Respons Ridwan Kamil setelah Didukung Tokoh Muhammadiyah Din Syamsuddin

7 jam lalu

Respons Ridwan Kamil setelah Didukung Tokoh Muhammadiyah Din Syamsuddin

Tokoh Muhammadiyah Din Syamsuddin menuturkan Ridwan Kamil adalah sosok yang tepat untuk memimpin Jakarta.

Baca Selengkapnya

Catat, Ini Perkiraan Hari Raya Idul Fitri 2025 Versi Pemerintah

1 hari lalu

Catat, Ini Perkiraan Hari Raya Idul Fitri 2025 Versi Pemerintah

Kapan hari raya Idul Fitri 2025? Berikut ini perkiraannya versi pemerintah dan Muhammadiyah.

Baca Selengkapnya

FPN Serukan NU-Muhammadiyah Bersatu Kepung Kedutaan AS: Hentikan Bantuan Militer ke Israel

12 hari lalu

FPN Serukan NU-Muhammadiyah Bersatu Kepung Kedutaan AS: Hentikan Bantuan Militer ke Israel

NU dan Muhammadiyah harus bersatu kepung kedutaan Amerika, untuk menekan pemerintah AS agar menghentikan dukungan militernya terhadap Israel.

Baca Selengkapnya

Harapan PP Muhammadiyah dan PBNU kepada Prabowo-Gibran

15 hari lalu

Harapan PP Muhammadiyah dan PBNU kepada Prabowo-Gibran

PP Muhammadiyah berharap pemerintahan Prabowo-Gibran dapat mewujudkan kemajuan Indonesia sejalan dengan Asta Cita.

Baca Selengkapnya

Profil Abdul Mu'ti, Tokoh Muhammadiyah yang Jadi Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah

15 hari lalu

Profil Abdul Mu'ti, Tokoh Muhammadiyah yang Jadi Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah

Prabowo memilih tokoh Muhammadiyah, Abdul Mu'ti sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah. Ini profilnya.

Baca Selengkapnya

Muhammadiyah Mendesak Pemerintahan Prabowo Bersihkan Kampus dari Plagiasi dan Obral Gelar

15 hari lalu

Muhammadiyah Mendesak Pemerintahan Prabowo Bersihkan Kampus dari Plagiasi dan Obral Gelar

PP Muhammadiyah mendesak Prabowo Subianto membersihkan perguruan tinggi dari praktik seperti plagisasi dan obral gelar doktor.

Baca Selengkapnya

Prabowo Dilantik Gantikan Jokowi, Muhammadiyah Berharap Kampus Bersih dari Plagiarisme dan Obral Gelar

15 hari lalu

Prabowo Dilantik Gantikan Jokowi, Muhammadiyah Berharap Kampus Bersih dari Plagiarisme dan Obral Gelar

Prabowo telah resmi menjabat sebagai Presiden RI ke-8 gantikan Jokowi pada Minggu, 20 Oktober 2024, dan langsung membentuk Kabinet Merah Putih.

Baca Selengkapnya

Prabowo Pilih Irfan Yusuf Hasyim Bakal Jadi Ketua Badan Haji dan Umroh, Berikut Profil Cucu Pendiri NU

16 hari lalu

Prabowo Pilih Irfan Yusuf Hasyim Bakal Jadi Ketua Badan Haji dan Umroh, Berikut Profil Cucu Pendiri NU

Cucu pendiri NU, Irfan Yusuf Hasyim digadang-gadang menjadi Kepala Badam Haji dan Umrah pada pemerintahan Prabowo-Gibran. Ini profilnya.

Baca Selengkapnya

Ganjar Baca Peluang Kemenangan Hasto Wardoyo di Tengah Basis Muhammadiyah Yogyakarta

18 hari lalu

Ganjar Baca Peluang Kemenangan Hasto Wardoyo di Tengah Basis Muhammadiyah Yogyakarta

Yogyakarta dikenal memiliki basis massa besar dari kalangan Muhammadiyah. Bagaimana peluang Hasto Wardoyo di Pilkada Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Sekum Muhammadiyah Abdul Mu'ti Pilihan Prabowo Jadi Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah

20 hari lalu

Sekum Muhammadiyah Abdul Mu'ti Pilihan Prabowo Jadi Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah

Sekum Muhammadiyah Abdul Mu'ti ditunjuk Prabowo menjadi Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah. Bagaimana respons pakar pendidikan?

Baca Selengkapnya