Desak OSO Mundur, Ketua Hanura Sumbar: Manuvernya Bikin Muntah
Reporter
Adam Prireza
Editor
Kukuh S. Wibowo
Selasa, 16 Januari 2018 18:47 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Perwakilan Daerah Partai Hanura Sumatera Barat (Sumbar), Marlis, membandingkan masa kepemimpinan Ketua Umum Oesman Sapta Odang atau OSO dengan Wiranto. Ia mengibaratkan OSO dan Wiranto sebagai pilot Hanura.
"Ketika Pak Wiranto pilotnya, kami dibawa tenang. Kalaupun ada angin kencang, turbulensi tak kuat," kata Marlis di Kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Hanura, Bambu Apus, Jakarta Timur, Selasa, 16 Januari 2018.
Baca: Sudding Bantah Wiranto Bakal Diangkat Kembali Jadi Ketum Hanura
Sedangkan saat OSO menjadi pilot, manuver yang dilakukan membuat para penumpangnya muntah. Marlis mengaku sudah tidak tahan terhadap berbagai manuver OSO tersebut. "Ketika pilotnya ganti OSO, manuvernya membuat kami penumpang muntah. Kami mencoba bertahan, tapi sekarang tak bisa lagi," ucap dia.
OSO terpilih sebagai ketua umum dalam musyawarah nasional luar biasa yang digelar Desember 2016 lalu. Saat itu, Wiranto mengundurkan diri sebagai Ketua Umum Partai Hanura setelah menjabat sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan.
Simak: Wasekjen Hanura: Konflik Internal Ganggu Konsolidasi Pemilu 2019
Marlis mendesak pengurus pusat agar segera menggelar munaslub untuk mencari pengganti OSO. Soalnya, pada Senin, 15 Januari 2018, sebanyak 27 DPD dan 418 DPC menyampaikan mosi tidak percaya terhadap OSO di Hotel Ambarha. Mereka juga sekaligus memecat OSO dari kursi ketua umum.
Wakil Ketua Umum Partai Hanura Marsekal Madya (Purnawirawan) Daryatmo ditunjuk sebagai pelaksana tugas ketua umum. "Inshaallah (munaslub) digelar satu-dua hari ini," kata dia.
Lihat: Gara-gara Mahar Pilkada, Pemimpin Hanura Saling Pecat
Penyampaian mosi itu sebagai respon dari pemecatan enam ketua DPD oleh OSO, yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Maluku Utara dan Sumatera Selatan. Belakangan, Marlis juga dipecat sebagai Ketua DPD Sumatera Barat.
Tidak mau kalah, kubu OSO yang mengadakan rapat di saat bersamaan di Hotel Manhattan, Jakarta, juga memecat Sekretaris Jenderal Sarifuddin Sudding. Pemecatan dilakukan dengan alasan Sudding telah merusak marwah partai.