HUT TNI, Ini Pahlawan Sebenarnya Menurut Jenderal Soedirman
Reporter
Antara
Editor
Endri Kurniawati
Kamis, 5 Oktober 2017 13:35 WIB
TEMPO.CO, Cilegon - Siapa sebenarnya pahlawan menurut Panglima Besar Soedirman? Jawaban pertanyaan itu terungkap dalam drama kolosal yang digelar dalam peringatan hari ulang tahun Tentara Nasional Indonesia (HUT TNI) di Dermaga Indah Kiat, Cilegon, Banten, Kamis, 5 Oktober 2017.
Jenderal Soedirman mengatakan pahlawan yang sebenarnya bukanlah dia, melainkan rakyat. "Tanpa rakyat, TNI bukan siapa-siapa." Pesan itu disampaikan Jenderal Besar Soedirman yang diperankan cucunya, Danang Priambodo Soedirman, di hadapan ribuan peserta upacara yang dipimpin Presiden Joko Widodo.
Baca:
Drama di HUT TNI, Cucu Jenderal Sudirman Perankan Kakeknya
HUT TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo Jamin Kesetiaan TNI pada Rakyat
Drama kolosal itu menceritakan gerilya Soedirman yang sakit-sakitan melawan Belanda di Yogyakarta pada pertengahan Desember 1948, saat Belanda melancarkan Agresi Militer II untuk menduduki kota. Saat pemimpin-pemimpin politik berlindung di keraton sultan, Soedirman bersama sekelompok kecil tentara dan dokter pribadinya melakukan perjalanan ke arah selatan dan memulai perlawanan gerilya.
Awalnya, mereka diikuti pasukan Belanda. Namun Jenderal Soedirman dan pasukannya berhasil kabur lalu membangun markas sementara.
TNI, kata Danang, besar dari rakyat. “Pahlawan sebenarnya bukan Soedirman, tapi rakyat," ujarnya. Dalam drama itu, TNI juga menggunakan pesawat EMB-314 Super Tucano yang seakan membombardir pasukan gerilya Sudirman.
Baca juga:
HUT TNI, Presiden Meninjau Pasukan dengan...
KontraS: Panglima TNI Terlibat Politik Akibat Sipil Lemah
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memuji Danang. Menurut Gatot, cucu Jenderal Soedirman itu memainkan peran sebagai sang kakek dengan baik. "Memainkan drama kolosal agar benar-benar menghayati, benar-benar memerankan seperti sebenarnya, kemudian melihat cucu Soedirman ini bisa menghayati," ucap Gatot.
Gatot menuturkan Jenderal Soedirman menjadi salah satu penyemangat jiwa patriotisme dan kebersamaan di dalam tubuh prajurit.
Selain drama kolosal, acara lain adalah defile, demonstrasi pencak silat, halang rintang di laut, dan terjun payung yang diperagakan lebih dari 2.000 prajurit.