TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo meminta Tentara Nasional Indonesia (TNI) memperkuat pertahanan Indonesia di tengah ancaman geopolitik dan krisis global. Menurut Jokowi, ancaman global saat ini tidak hanya berupa perang konvensional, tetap juga ada perang siber dan perang dagang.
Jokowi menyebutkan tantangan dalam menjaga kedaulatan Indonesia ke depannya tidaklah mudah, terutama di tengah pesatnya kemajuan teknologi. Dia mengatakan hal yang perlu ditingkatkan untuk menangkal ancaman terhadap kedaulatan yakni serangan siber.
"Tantangan ke depan memang tidak muda, ilmu pengetahuan berkembang makin cepat dan ancaman siber makin berbahaya," katanya saat berpidato di peringatan HUT ke-79 TNI di lapangan Monas, Jakarta, Sabtu, 5 Oktober 2024.
Jokowi juga menyinggung soal kondisi geopolitik global yang makin memanas. Dia mengatakan posisi Indonesia yang cukup rentan menghadapi kondisi global tersebut.
Untuk itu eks Gubernur Jakarta itu menekankan agar TNI menyikapi kondisi tersebut dengan hati-hati dan kewaspadaan. "Ancamannya tidak hanya perang konvensional, tetapi juga perang ekonomi dan perang dagang. Itu semua harus disikapi dengan kesiapsiagaan dan kewaspadaan," ujarnya.
Berkaca pada situasi tersebut, Jokowi meminta agar TNI terus berbenah, baik dari segi profesionalitas maupun kapasitas teknologi. Dia melihat selama 10 tahun ini ada perubahan signifikan dalam tubuh TNI, terutama peningkatan teknologi.
Kepada presiden selanjutnya, Jokowi berpesan agar kapasitas TNI tersebut terus ditingkatkan. "Bekerja sama dengan perguruan tinggi untuk pengembangan iptek, termasuk pengembangan teknologi dengan pelaku industri dalam negeri," katanya.
Pilihan Editor: Soal Pembentukan Angkatan Siber TNI, Jokowi: Prabowo Menuju ke Sana