TEMPO.CO, Tuban - Penutupan industri rumahan arak di Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, berdampak ke tenaga kerja. Sekitar 380 orang hingga 700 tenaga kerja di sektor ini menganggur, terhitung tiga-empat bulan terakhir.
Menurut Camat Semanding Joko Sarwono, mereka sebagian besar bertempat tinggal di enam desa di Kecamatan Semanding, Tuban--daerah yang selama ini dikenal sebagai produsen arak. Enam desa tersebut yaitu Desa Prunggahan Kulon, Kedung Ombo, Kejagung, Tegalagung, Semanding, dan Penambangan.
Dari sekitar 124 industri rumahan arak itu, terdapat 380 hingga 700 orang sebagai pegawai tetap dan sampingan. Industri rumahan arak Tuban tutup total sekitar tiga-empat bulan lalu, setelah dilakukan operasi besar-besaran antara Pemerintah Kabupaten Tuban dengan kepolisian setempat.
Dampaknya, para pekerja arak ini menganggur. Padahal selama ini, mereka telah bertahun-tahun lamanya hidup dari sektor ini.
Sebagian dari mereka kini kerja serabutan. Ada yang kerja mencari batu kumbung (bongkahan batu kapur untuk bahan fondasi rumah), tukang ojek, kuli bangunan, dan juga jadi buruh tani. Padahal selama ini, mereka bekerja dari membuat arak, dan penghasilannya pun cukup banyak. Mulai dari gaji terendah Rp 2 juta per bulan hingga dua kali lipatnya. Selama kerja membuat arak, mereka ikut jadi tenaga pemasaran dari Tuban ke luar kota. Ada juga tenaga khusus untuk fermentasi hingga penyulingan.
SUJATMIKO
Berita lain:
Secret Service Ungkap Perselingkuhan Obama?
4 Alasan Bupati Tangerang Tolak Sodetan Cisadane
Michelle Gugat Cerai Obama?
Hasil Lengkap Pertandingan Liga Primer Inggris
5 Pesohor Ini Rela Membayar untuk Seks