TEMPO.CO, Banyuwangi - Upacara memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Lapangan Blambangan, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu, 2 Mei 2012, diwarnai insiden pemasangan bendera merah-putih secara terbalik.
Upacara Hardiknas tersebut diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Dimulai sekitar pukul 07.00 WIB dan dihadiri ratusan peserta yang terdiri dari para pejabat pemerintah daerah, pelajar, dan mahasiswa. Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, bertindak sebagai inspektur upacara.
Insiden terjadi ketika Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) akan mengibarkan bendera merah-putih. Ternyata tali bendera terbelit dan posisi bendera terbalik. Peristiwa tersebut membuat suasana upacara tegang.
Seorang lelaki berseragam TNI Angkatan Darat yang duduk di kursi undangan segera berlari menuju tiang bendera. Lelaki yang belum diketahui identitasnya itu langsung membetulkan posisi bendera. Lelaki tersebut kembali ke kursi undangan dan lagu Indonesia Raya pun dikumandangkan mengiringi naiknya bendera ke puncak tiang.
Usai upacara seluruh anggota Paskibra langsung menangis histeris. Mereka enggan berbicara kepada wartawan.
Sementara itu, Komandan Unit Intelijen Kodim 0825 Banyuwangi, Letnan Satu Infanteri Mulyanto, mengatakan para pengibar bendera tersebut bukan pasukan pengibar bendera tingkat kabupaten, melainkan berasal dari SMA Negeri 1 Glagah. "Bukan kami yang melatih," katanya kepada Tempo, Rabu, 2 Mei 2012.
Menurut Mulyanto, para pengibar bendera tersebut sudah melakukan geladi resik selama dua hari berturut-turut. "Selama geladi resik semuanya sudah bagus," ucapnya.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbanglinmas) Kabupaten Banyuwangi, Achmad Wiyono, mengatakan insiden bendera terbalik tersebut murni karena kesalahan anggota pengibar bendera. Namun, tidak ada sanksi bagi mereka maupun pembinanya. ”Mungkin hanya berupa teguran. Setiap orang pasti punya kesalahan," ujarnya.
Achmad Wiyono berjanji akan memantapkan geladi resik sebelum upacara dimulai.
IKA NINGTYAS